22. Butuh bantuan

103 7 14
                                    

Agatha kini sibuk di dapur, menyiapkan makan malam untuk keluarganya sebelum ia melaksanakan sholat magrib.
Perkataan Billy tadi siang masih terngiang di telinga nya. Sekelebatan wajah Billy pun muncul begitu saja.

"Apaan sih." Ucap Agatha meraup wajahnya sendiri. Namun gagal, ucapan Billy terus berputar di otaknya.

"Kedua, gue gak suka ada orang gangguin dan kasar sama cewek. Apalagi dia cowok. Apalagi yang dikasarin temen gue sendiri. Gue paling gak suka itu. Perempuan harus dijaga, di lemah lembutkan, bukan dikasari."
Ucapan Billy tadi siang sukses membuat Agatha diam seribu bahasa.

"Ternyata dia misterius orangnya." Ucap Agatha sambil manggut-manggut.
"Siapa yang misterius?" Tanya nenek Agatha yang dari tadi memandang cucunya sedang melamun.
"Billy." Ucap Agatha lolos begitu saja.

"Ohh. Billy toh penyebabnya kamu melamun." Ucap nenek Agatha sambil menyenggol bahu cucunya agar sadar.

"Hah. Apa? Ih apaan sih nenek. Enggak ah. Bukan Billy kok."

"Hehe gak usah ngelak Agatha. Kamu dulu kecil juga sama nenek. Nenek tau."

"Nenek gak marah?"

"Nenek mungkin sedikit gak rela kalau kamu pacaran. Nenek mau kamu fokus ke sekolah dan masa depanmu. Tapi kan kamu keras kepala."

Agatha cengar-cengir seperti tidak ada dosa.
"Agatha gak pacaran kok,Nek. Masih trauma sama kejadian dulu."

"Hati-hati sama anak cowok jaman sekarang,Tha. Jaman sekarang sama jaman dulu tuh beda."

Agatha mengangguk mengiyakan. Memang benar perkataan neneknya. Dirinya harus berhati-hati dan sok jual mahal.

Sudah beberapa kali Iqbal kakaknya Agatha mengingatkan, tetapi Agatha tetap saja sakit. Dirinya sangat mudah percaya dengan gombalan remaja laki-laki jaman sekarang.

"Kak. Gue kangen." Ucap Agatha yang kemudian memikirkan kakaknya di Perancis.
"Biasanya gue curhat. Gue ke kamar lo. Atau gak ya lo ke kamar gue. Sekarang gak bisa."

Selesai menyiapkan makan malam, Agatha bergegas mengambil air wudhu lalu melaksanakan ibadah sholat magrib bersama keluarganya di mushola rumahnya.

Setelah selesai sholat, Agatha ke tempat tidur lalu menyakalan ponselnya.

Kak Iqbal😑
Kak, gue kangen.         18:18
Kak, sibuk ya?              18:20

Tak ada balasan, Agatha memilih menaruh ponselnya lalu belajar.

💙💙💙💙💙

Billy bersama teman-temannya kumpul di warung kopi Abah Hasyim.
Warkop yang selalu ramai dengan anak muda baik laki-laki maupun perempuan berkumpul.

"Billy, kita jalan keluar yuk." Ajak Risma, pacar ke 2 Billly saat ini.
"Males sayang. Disini aja ya. Rame-rame."

Risma cemberut, tapi dirinya sadar. Jika dia marah, Billy akan balik marah. "Yaudah deh."

Billy diam, memandang teman-temannya yang sedang asik bergurau. Dirinya malah diam, entah pikirannya kemana. Melamun begitu saja. Mengabaikan semua yang ada, khususnya pacarnya.

"Sayang. Kamu kenapa sih?"

"Gpp."

Ponsel Billy bergetar, membuyarkan lamunan nya. Hem. Ternyata panggilan masuk dari Galang.

"Hallo."

"Hallo. Lo dimana?"

"Warung Abah Hasyim. Kenapa?"

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang