19. Pingsan

135 8 23
                                    

Seluruh siswa-siswi berbaris rapi di lapangan guna melaksanakan upacara bendera. Mereka berbaris meluruskan barisannya masing-masing. Begitupun dengan Agatha beserta teman sekelasnya.

Ada wajah-wajah masih menahan kantuk begitupun ada juga yang semangat, ada juga yang merasa malas ber upacara. Agatha bersama teman-temannya mulai memasuki barisan. Dirinya tampak sedikit tidak bersemangat, terlihat dari dirinya yang tidak banyak bicara.

Upacara pun dimulai, pembukaan yang bagus dilakukan oleh MC, seluruh siswa pun masih khitmad. Hingga pada proses pengibaran bendera, Agatha masih diam. Menahan diri agar tidak jatuh. Kepalanya sangat pusing. Dia tetap bertahan menatap ke arah bendera merah putih sambil memberi hormat.

Pengibaran bendera selesai, sang pengibar bendera pun kembali ke tempat asalnya. Agatha memejamkan matanya. Saat yang ia tunggu-tunggu belum juga datang.

"Masih lama ya selesainya?" Ucap Agatha dengan suara sangat kecil.
Teman Agatha disebelahnya pun mengangguk.
"Ini masih belum tengah-tengah nya,Tha. Belum nanti amanat pembina nya pasti banyak."

Agatha menghela napas kasar, dia mulai memegangi kepalanya yang sangat pusing.
"Lo kenapa?" Tanya teman Agatha sambil memegangi pundak Agatha.

Tidak berbicara apapun,Agatha menjatuhkan dirinya dan dengan cepat di tangkap oleh teman-temannya yang mengetahui dirinya pingsan.

Siswa-siswi pun menjadi ricuh, begitupun dengan para guru dan staf sekolah. Tidak lagi membentuk barisan yang lurus. Seluruh mata dan perhatian tertuju pada Agatha yang pucat.

PMR sekolah pun mulai berlarian sambil membawa tandu.
Billy yang mengetahui kejadian ini pun segera berlari ke arah belakang. Dia dapat melihat tubuh Agatha yang lemas dan pucat.

Tanpa pikir panjang, Billy menerobos gerombolan anak PMR itu lalu membopong tubuh Agatha sendiri.

"Biar gue yang gendong."
Tanpa menunggu jawaban dari anggota PMR, Billy membopong tubuh Agatha sambil berlari menuju UKS. Dalam hitungan detik seluruh siswa-siswi yang melihat kejadian itu pun bersorak.

Didalam UKS, Billy menidurkan Agatha yang masih tidak sadarkan diri.

"Minyak kayu putih mana?" Tanya Billy kepada salah-satu anak PMR penjaga UKS.
Penjaga itu dengan cepat memberikan minyak kayu putih itu pada Billy.

Dengan sangat hati-hati, Billy memberikan minyak kayu putih di pelipis Agatha, bawah hidung,dan juga tangan.

"Lo balik aja ke barisan. Biar gue yang jaga dia." Ucap salah-satu penjaga UKS itu.
"Gue mau nunggu disini sampek dia sadar." Ucap Billy masih sibuk dengan Agatha.

"Lo bukannya anak IPA 4 kan? Lo kan udah terkenal disini. Terkenal cuek dan tampang nya. Gue heran liat lo kayak gini sama dia."

"Karena ...." Billy menggantungkan ucapannya. Dia terlihat berpikir sejenak.

Apa yang gue lakuin? Ngapain gue se khawatir ini?

"Karena lo suka sama dia?"

"Enak aja. Gak lah. Mustahil." Ucap Billy tidak mau kalah.
Penjaga UKS itu pun memilih pergi meninggalkan Billy dan Agatha didalam UKS.

"Dasar cewek. Sok kuat padahal lemah."
Ucap Billy memandang Agatha.

"Lo kenapa sih,Tha pakek acara pingsan segala. Ngrepotin banget deh."

Billy masih setia memandang Agatha. Dia mendekatkan minyak kayu putih pada hidung Agatha. Selang beberapa detik kemudian, Agatha terbangun.

Betapa kagetnya Agatha melihat keadaannya sudah terbaring di UKS. Apalagi dia sedang bersama dengan Billy berdua.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang