30. Putus?

50 7 0
                                    

Rooftop mungkin adalah salah-satu tempat yang nyaman untuk menyendiri selain taman belakang sekolah. Dan disinilah Billy berada.  ditemani dengan sebatang rokok yang tersisa setengah, rupanya cowok itu sedang menikmati desiran udara siang setengah sore ini.

Kedua sahabatnya, Algi dan Galang sedang berada di kelas. Mereka tidak tahu jika Billy pergi ke rooftop karena saat izin keluar, Billy mengatakan akan ke kamar mandi.

Bunyi notifikasi ponsel seketika menghentikan aktivitas Billy. Dia mengambil ponsel di sakunya guna mengeceknya.

Agatha
14.30

Bil, km kemana? Jam terakhir bolos lagi?

Billy menghembuskan nafas sejenak, pikirannya teringiang-ngiang nama Agatha yang sudah 1 bulan lebih menemani hari-harinya. Walaupun Billy akui, Agatha bukan yang satu-satunya.

Selama 1 bulan lebih itu, Agatha tak tau menahu tentang pertaruhan dan sebagainya. Billy dan kedua temannya menyembunyikannya dengan sangat apik. Walaupun, terkadang Algi ingin segera memberitahu Agatha.

"Bil.  Lo gak ngasih tau Agatha masalah taruhan? Katanya mau lo tinggal." ujar Algi sambil menyantap buah yang dihidangkan oleh pembantu nya.

Ya, kini mereka sedang berada di rumah Algi. Sudah kegiatan rutin mereka setiap satu minggu 3 kali bergiliran mengunjungi rumah masing-masing.

"Gue belum ngasih tau, gak tau kenapa.  Belom siap aja."

"Yaelah, Bil. Putusin aja. Lagian lo juga gak ada rasa apa-apa kan sama dia?" ujar Galang kemudian.

"Gue gak tau.  Nunggu besok aja lah."

"Pacar lo udah banyak. Cewek yang lo buat main-main juga banyak. Tapi, kenapa gue cuma kasian sama Agatha." Ujar Galang lagi.

"Gini deh.  Gue kasih waktu lo 1 minggu buat mastiin semuanya.  Mastiin perasaan lo, mastiin apapun pokoknya. Minggu depan mau gak mau lo harus ngasih tau soal taruhan itu ke Agatha. Kalau lo gak mau. Gue terpaksa yang bakal ngomong." Ujar Algi.

Billy mengacak rambutnya pelan, kemudian menidurkan badannya di lantai.

'Apa gue putusin sekarang aja ya?' Pikir Billy ragu.

Billy diam, dia mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang sukses membuat jantungnya berdetak cepat.
..
..
..

Agatha bersenandung ria sambil tersenyum, ia menggayuh sepedanya dengan semangat. Tak lupa yang sudah menjadi ciri khas Agatha yaitu aerphone yang ia pasang di kedua telinganya memutar musik kesukaannya.

Senyum ramah Agatha membuat orang-orang yang berpas-pas an dengannya menatap kagum.

'Gila sih tuh cewek manis banget senyumnya.'

Sreeettttt

Senyum Agatha pudar seketika.  Ia melihat seorang cowok yang terlihat mirip dengan kekasihnya. Billy.

Cowok itu sedang berbincang dengan seorang gadis di sebuah parkiran mall tak jauh dari dimana Agatha berhenti.

'Itu Billy? Mirip banget.'

Walaupun cowok itu tak menghadap arah Agatha, tapi Agatha yakin bahwa itu adalah Billy.

Agatha memakirkan sepedanya di pinggir jalan. Ia berjalan menyeberang jalan menghampiri cowok bertubuh kekar dan tinggi itu.

Epiphany Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang