Ch.24 Rise Up

40.2K 3.7K 85
                                    

Ralph

"I love it when you're on top of me."

Aku menatap Lisa dengan dahi berkerut. Dia berada di bawahku, terlihat sangat kecil di bawah tubuhku yang besar.

"I feel safe."

Aku tertawa kecil. "I'm afraid that I hurt you."

Lisa ikut tertawa sambil menggelengkan kepalanya, membuat beberapa helai rambutnya berjatuhan dan menutupi wajahnya. Aku menyibakkan rambut itu agar tidak ada yang menghalangiku dalam menatap wajahnya.

"You're so small, you know. It looks like I can put you in my pocket."

Tawa Lisa makin kencang, membuat tubuhnya terguncang. Dia mencium bibirku sekilas, dan aku tahu itu undangan darinya agar aku menciumnya lebih dalam lagi.

"It's 6 am and we don't have much time," ujarku, meski aku sama sekali tidak peduli dengan ucapanku. Persetan sekarang jam berapa. Perempuan yang ada di bawahku ini membuatku enggan untuk bangun, dan ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi bersamanya.

"Well, I just need a morning kiss."

Aku mendengus. "Morning kiss is not enough."

Tawa Lisa terhenti ketika aku membungkam bibirnya. Dia tidak menolak, malah menyambut ciumanku, membuat lidahnya berpagut dengan lidahku. Perlahan aku menurunkan tubuhku, karena tidak ingin menyakitinya. Dia sangat kecil, dan membuatku selalu berhati-hati dalam mendekapnya karena tidak ingin menyakitinya.

Erangan pelan keluar dari bibir Lisa ketika aku mengalihkan ciuman ke lehernya. Lisa mengangkat punggungnya, memberikan akses penuh kepada diriku untuk menyentuh dadanya. Aku menurunkan ciuman ke pundaknya, memberikan kecupan di sana, sebelum turun ke dadanya.

"Don't you have morning meeting?" Aku mengangkat kepala, menatap wajah pasrah Lisa yang mendadak berubah kesal.

"How dare you," umpatnya penuh kekesalan.

Aku menenggelamkan wajah di belahan dadanya sembari mempermainkan payudaranya dan memberikan kecupan di sana, sebelum mengangkat tubuhku.

"Well, we have plenty of time. Tonight, tomorrow, as much as you want."

"Is it an invitation for me?"

Aku mengangguk. "My place is yours. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau."

Lisa menggeleng. "I don't need this place. I just need you."

"Well, you have me." Aku bangkit berdiri dan mengulurkan tangan. Aku bisa melihat rasa keberatan di wajahnya ketika Lisa menyambut tanganku dan mengangkat tubuhnya. Sejujurnya, aku juga merasa keberatan untuk mengakhiri sesi pagi ini. Aku belum bercinta dengannya pagi ini dan aku menginginkannya. Tubuhku menginginkannya. Aku bahkan sudah siap untuk bercinta dengannya, tapi waktu tidak berpihak pada kami.

"Let's shower together." Lisa mengedipkan matanya ketika menarik tanganku menuju kamar mandi.

Lisa

"Lisa, wait."

Aku berbalik dan mendapati Ralph bergegas keluar dari lift, bertepatan dengan lift yang mulai menutup.

"Yes?"

"May I borrow your phone?"

Aku menatapnya dengan dahi berkerut sebelum akhirnya mengaduk tas mencari keberadaan ponsel. Perlahan, aku membuka ponselku dan menyodorkannya kepada Ralph dengan beragam pertanyaan bermain di benakku.

(COMPLETE) Love & Another HeartacheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang