Lisa
"Sa, ngopi atau ke mana kek gitu, yuk. Gue males langsung balik ke rumah, macet banget."
Aku mengangkat kepala dan mendapati Mikha berada di mejaku. Untuk sejenak, aku berhenti membereskan tas dan menatapnya.
"Yuk."
Detik berikutnya baru kusadari kalau Mikha mengajakku.
Di hari biasa, aku tidak akan ragu untuk menerima ajakan Mikha. Namun, tidak malam ini. Kalau saja Ralph tidak mendorongku keluar dari apartemennya dan berangkat ke kantor, mungkin aku tidak akan berada di sini sekarang. Keadaannya sudah berangsur membaik ketika kutinggalkan tadi pagi. Begitu juga ketika aku mengunjunginya saat istirahat makan siang, meski aku tidak sempat berbicara dengannya karena dia tengah tidur.
Hari ini aku bekerja seperti robot, menyelesaikan semua tanggung jawabku secepat yang aku mampu agar bisa pulang secepat mungkin. Walaupun Ralph meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja, tetap saja aku tidak tenang meninggalkannya sendiri. Aku sanksi apakah obat yang kubeli mampu menyembuhkannya, berhubung dia sangat enggan untuk diajak ke dokter.
"Hello Lisa?"
Teriakan Mikha membuatku tersentak. Buru-buru aku menggeleng dan kembali mengemasi barang-barangku. "Sorry, gue harus balik."
"Lo mau ke mana?"
"Pulang."
"Pulang?" Mikha mengulang ucapanku dengan nada bertanya. Aku sudah cukup mengenal Mikha untuk tahu bahwa dia tidak akan meninggalkanku sebelum memberikan alasan kenapa aku begitu terburu-buru.
Kecuali, aku bisa melarikan diri secepat mungkin.
Di saat Mikha masih menunggu jawabanku, aku mengangkat tas dan berjalan melewatinya.
"Besok-besok aja, ya. Gue harus balik banget. Bye."
Dengan setengah berlari, aku menuju lift, diikuti dengan teriakan protes dari Mikha. Aku memencet tombol lift dengan terburu-buru, sekalipun Mikha berteriak agar aku menahan lift.
Aku tidak mungkin memberitahu Mikha bahwa aku harus secepat mungkin sampai di tempat Ralph. Pria itu tidak menjawab pesanku sejak tadi sore. Membuatku khawatir saja.
Sesampainya di lobi, aku berjalan secepat yang kumampu. Selain agar bisa segera tiba di tempat Ralph, aku juga berharap Mikha tidak sempat menyusulku.
Ralph
Masa lalu tidak pernah ingin melepaskanku untuk menikmati hidup. Di saat aku tengah terbuai dengan kebahagiaan yang kurasakan sekarang, tiba-tiba saja hantu dari masa laluku hadir kembali.
Hantu itu bernama Lily.
Setelah berbulan-bulan hidupku terasa tenang tanpa gangguan, tiba-tiba saja dia muncul kembali. Merusak semua kebahagiaan yang susah payah kuraih.
Tidak ada hal penting dari email itu. Dia hanya bercerita soal dirinya. Dia sudah menemukan penggantiku dan tidak membutuhkanku lagi.
Seharusnya isi email itu bisa membuatku tenang. Namun, aku sudah terlalu mengenal Lily, sehingga selalu memandang curiga atas apa pun yang dilakukannya. Aku bisa melihat ada yang tengah direncanakannya di balik kabar yang disampaikannya, meski aku tidak tahu apa. Hanya saja, firasatku menjadi tidak enak.
Aku tahu, masa lalu tidak akan pernah bisa dihilangkan begitu saja. Lisa memang mengetahui masa laluku, dan saat ini dia bisa menerimanya. Selama ini aku sudah siap sepenuhnya jika ada bagian dari masa lalu yang akan menghancurkan kehidupanku saat ini atau nanti, tapi tidak kali ini. Aku sudah susah payah untuk bisa ke tahap ini, dan aku tidak ingin kehilangan apa yang sudah kumiliki sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(COMPLETE) Love & Another Heartache
RomanceRalph Williams leads dual life. Nobody knows his secret life as a professional male escort. Except one woman who he called Daisy. Lisa Ariana decided to spent three weeks in Melbourne after she called off her wedding. On the night who supposed to be...