Chapter 3

4.4K 246 11
                                    

"Prilly!!!!"

"Ninaaaa!!! Aaa... kangen!!!" Prilly segera berhambur ke dalam pelukan Nina, sahabatnya.

"Gue juga kangen!!! Lama banget kita ga ketemu!" Nina berseru dengan antusias.

"Eh btw, tumben lo pengen ketemu? Ada apa?"

"Oh iya, ada sesuatu yang pengen gue kasih tau sama lo!" Nina mendadak memasang wajah serius.

"Apa?" Prilly yang memang dasarnya sudah penasaran langsung menatap Nina meminta penjelasan.

"Kemarin gue ketemu mantan lo!" Ucap Nina pelan dan menatap Prilly yang sekarang memasang wajah datar.

"Terus hubungannya sama gue?"

"Dia bilang, dia rindu sama lo!" Jelas Nina membuat Prilly terbelalak.

"Lo gila? Gue udah punya suami! Hargai dong!" Prilly mencoba menahan emosinya.

"Gue cuma menyampaikan pesan dia aja kok. Lagian gue engga sengaja ketemu kemarin." Balas Nina santai.

"Lo jauh-jauh datang ke lokasi gue cuma buat kasih tau hal ga penting kayak gini?" Nina mengangguki pertanyaan Prilly.

"Ga guna!"

"Wajar kali dia bilang gitu, namanya kalian pernah ada hubungan ya pasti ada rasa kangen lah." Prilly menggeleng pelan merasa tak habis pikir dengan sahabatnya.

"Tapi gue engga! Lo ngomong gitu seakan-akan gue masih single, ingat gue udah punya SUAMI!" Prilly menekankan kata suami untuk menegaskan pada Nina bahwa sekarang ia tak sendiri.

"Flashback sedikit gapapa kali, dia masih belum move on."

"Lo masih engga ngerti ya? Gue tekankan sekali lagi, GUE UDAH PUNYA SUAMI." Prilly kembali menekankan ucapannya.

"Dia pengen ketemu." Sepertinya Nina belum pernah merasakan diamuk bumil, terbukti dengan santainya dia berbiacara seperti itu.

"Masih ada yang mau lo omongin ga? Kalo engga, silakan pergi! Gue sibuk, engga ada waktu untuk temani lo lama-lama." Ucap Prilly datar.

"Gue harap lo pikirkan ini baik-baik. Dia cuma ingin ketemu sebentar." Ucap Nina kemudian berlalu meninggalkan Prilly yang sudah emosi.

"Ih kesal! Kesal! Kesal!" Prilly melempar barang-barang di sekitarnya membuat suara kegaduhan di basecamp.

"Loh sayang, ini kenapa? Kok jadi berantakan gini?" Ali yang baru masuk tersentak kaget melihat barang-barangnya berserakan tak tentu.

"Kamu kenapa?" Tanya Ali pelan sembari mendekati istrinya setelah sebelumnya membereskan barang-barangnya.

"Aku kesal!" Prilly segera memeluk suami tercintanya dengan erat.

"Kesal kenapa? Terus Nina kemana? Bukannya tadi disini?"

"Aku suruh pulang!" Ucap Prilly ketus.

"Loh?" Ali bingung sendiri. Tadi barang-barangnya berserakan di lantai, lalu Prilly bilang dia kesal, dan Nina yang pulang tanpa pamit. Ada apa sebenarnya?

"Nina kesini cuma untuk menyampaikan hal yang ga penting!" Ucap Prilly lalu menceritakan maksud kedatangan Nina.

"Dari dulu dia emang ga suka aku, bahkan saat status aku sudah menjadi suami kamu pun dia tetap ga suka dengan kehadiran aku." Ali sadar dari awal ia bertemu dengan Nina perempuan itu sudah menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Maaf ya, harusnya Nina ga gitu." Prilly menatap suaminya merasa bersalah.

"Gapapa, ga penting juga. Karena yang penting bagi aku cuma membahagiakan kamu." Ucap Ali membuat Prilly tersenyum malu.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang