Chapter 31

2K 244 10
                                    

"Assalamualaikum..."

"Om tunyuk!!!" Narendra dan Naela berlari menghampiri tiga orang yang mereka sebut 'Om Kunyuk'.

"Bukan kunyuk dong, adek sayang. Masa Om Ajil ganteng gini dipanggil kunyuk?" Ucap Ajil sambil membawa Naela ke dalam gendongannya.

Tidak perlu di perkenalkan lagi siapa tiga orang yang datang itu, sudah pasti mereka adalah ketiga sahabat lelaki Prilly. Siapa lagi jika bukan Endy, Debo, dan Ajil.

"Butan adek om, tapi kakak!" Ucap Naela dengan wajah lucunya saat protes.

"Kakak?" Ajil, Debo, dan Endy saling berpandangan kemudian menatap penuh selidik pada Ali dan Prilly.

"Kenapa? Kaget lo bertiga?" Tanya Ali santai dengan tangan yang makin erat memeluk pinggang Prilly.

"Kak Prilly hamil?" Tanya ketiganya bersamaan. Wajah terkejut mereka benar-benar lucu saat Prilly mengangguk.

"Wah, selamat ya kak! Semoga sehat sampai waktunya melahirkan." Endy lebih dulu menghampiri Prilly kemudian menjabat tangannya dan memeluknya singkat.

"Gue belum kawin padahal, tapi udah mau punya keponakan lagi." Ucap Debo kemudian ikut menghampiri Prilly dan melakukan hal yang sama seperti Endy.

"Gila! Gila! Gila! Tokcer sekali Bapak Aliand ini, nanti kalo gue udah kawin kasih tips ya!" Bukan menghampiri Prilly, Ajil lebih memilih menghampiri Ali dengan gaya tengilnya.

"Ada anak gue, dijaga kenapa omongannya?" Ucap Ali kesal kemudian menjitak kepala Ajil keras membuat si empunya mengaduh.

"Mulai deh kalian setiap ketemu pasti ribut. Pusing tau gak?" Ucap Prilly kesal kemudian beranjak ke dapur.

"Lo sih! Marah kan istri gue!" Ucap Ali menyalahkan Ajil.

"Kok gue? Lo yang salah bang!" Ucap Ajil tak mau mengalah.

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Cetop!!! Kakak pucing dengalnya!" Pekik Naela dan meronta di gendongan Ajil membuat lelaki itu menurunkan Naela. Setelah terlepas dari Ajil, Naela segera berlalu menyusul Prilly.

"Mampus dua cewek kesal sama kalian!" Ejek Debo sambil tertawa bersama Endy.

"Mapus!" Suara Narendra yang mengikuti ucapan Debo membuat suasana menjadi hening.

"Abang gak boleh bilang gitu, gak baik!" Ucap Ali menasehati.

"Tapi Om Ebo juga binang ditu." Balas Narendra polos.

"Iya, tapi itu gak baik. Jangan diikuti ya?" Nasehat Ali lagi yang mendapat anggukan dari Narendra.

"Abang, om minta tolong boleh?" Tanya Endy membuat Narendra menatapnya.

"Mita tolong apa, Om Edy?" Tanya Narendra membuat Endy mendengus.

"Endy bang, bukan Edy." Ucap Endy penuh penekanan.

"Iya, Om Edy!" Ucap Narendra membuat Endy lagi-lagi mendengus.

"En..." Ucap Endy kemudian meminta Narendra untuk mengikutinya.

"En..." Narendra mengikuti dengan serius.

"Dy..."

"Dy..."

"Endy!"

"Edy!" Sontak saja semua tertawa mendengar ucapan Narendra kecuali Endy tentunya.

"Om Anil, tenapa tetawa?" Tanya Narendra membuat Ajil menghentikan tawanya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang