Chapter 5

4K 219 2
                                    

"Sayang!!!" Ali menepuk pelan pipi chubby milik sang istri.

"Bangun yuk! Kita pulang!" Ali masih mencoba membangunkan istrinya yang tengah tertidur pulas.

"Kenapa?" Merasa terganggu akhirnya Prilly membuka matanya yang terasa berat.

"Aku udah selesai take. Kita pulang yuk!" Ajak Ali kemudian membantu Prilly untuk bangkit dari tidurnya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Prilly pelan, sepertinya nyawanya masih belum terkumpul.

"Jam 01.00 sayang!" Jawab Ali setelah melihat jam di ponselnya.

"Aku ngantuk banget sayang!" Ucap Prilly malas.

"Iya tau, nanti lanjut lagi tidurnya di mobil ya!" Balas Ali lalu menarik lembut tangan Prilly agar segera berdiri.

"Li, mau ke mana?" Tanya Reno yang baru saja memasuki basecamp.

"Mau pulang."

"Loh ga nginep? Udah malam banget ini, kasian tuh istri lo udah ngantuk banget." Ucap Reno saat melihat Prilly hanya diam di dalam pelukan Ali.

"Pengennya sih gitu, tapi gue belum siapin apa-apa untuk acara empat bulanan besok."

Tak terasa usia kandungan Prilly telah memasuki usia empat bulan. Untuk itulah Ali dan Prilly ingin mensyukuri karunia ini dengan mengadakan acara pengajian.

"Ah iya, kamu benar sayang! Kita belum persiapkan apa-apa untuk pengajian besok." Ucap Prilly yang sepertinya baru sadar tentang acara besok.

"Makanya, kita harus pulang sayang!" Ucap Ali membuat Prilly menatapnya.

"Yaudah yuk!" Prilly menggandeng tangan Ali agar segera pulang.

"Main pergi aja lu kurcil! Pamit dulu woy!!!" Pekik Reno membuat Prilly berbalik menghadapnya.

"Gue pulang dulu ya kak Reno!!! Besok jangan lupa datang!!!" Prilly ikut memekik kemudian berlalu bersama suaminya.

****

"Pak berhenti!!!" Saat itu juga mobil yang dikendarai oleh Ali dan Prilly berhenti.

"Ada apa sayang? Kok berhenti di tengah jalan?" Tanya Ali bingung saat Prilly meminta sopirnya menghentikan laju mobilnya.

"Aku pengen sekoteng!" Rengek Prilly tiba-tiba membuat Ali menghela nafasnya, sepertinya Prilly kembali mengidam.

"Mau beli di mana?"

"Itu ada pedagang sekoteng!" Tunjuk Prilly pada pedagang yang tengah mendorong gerobak.

"Yaudah yuk! Tapi bawa ke rumah aja, jangan makan di sini." Peringat Ali membuat istrinya itu mengangguk cepat.

"Pak! Saya beli sekoteng!" Ucap Prilly saat sudah sampai di depan pedagang itu.

"Aduh neng, maaf sekoteng nya udah habis." Ucap pedagang itu membuat Prilly menatap Ali sedih.

"Jangan nangis sayang!" Ali segera memeluk istri mungilnya itu.

"Eh neng kenapa nangis?" Pedagang sekoteng itu menatap Prilly dengan bingung.

"Saya mau sekoteng pak!" Ucap Prilly serak, bisa dipastikan wanita itu memang menangis.

"Aduh gimana ini? Sekoteng nya memang habis." Pedagang sekoteng itu menatap Ali dan Prilly merasa bersalah.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang