Chapter 34

1.9K 215 16
                                    

Ali melangkahkan kakinya dengan tergesa atau lebih tepatnya lelaki itu berlari tanpa melihat sekitarnya. Tak sedikit orang yang ia tabrak namun lelaki itu tak peduli, hingga Rachel yang berjalan cepat di belakangnya mewakili untuk minta maaf.

"Ma, gimana kondisi Prilly?" Tanpa beristirahat Ali segera menanyakan kondisi sang istri pada Mama Muti.

"Dia masih ditangani dokter." Balas Mama Muti sedikit serak. Sepertinya wanita itu sudah banyak menangis.

"Li, duduk dulu! Tenangkan pikiran kamu." Papa Noval menghampiri Ali lalu mengajaknya untuk duduk.

"Pa, Ali takut!" Ucap Ali gusar. Sungguh, Ali tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Prilly.

"Tenanglah nak, berdoa kepada Allah, mohon pertolongan padanya. Insyaallah akan dikabulkan." Ucap Papa Noval menenangkan.

"Tapi pa..."

"Keluarga Bu Prilly?" Ucapan Ali terhenti saat dokter keluar dari UGD dan menanyakan keluarga Prilly.

"Saya suaminya, dok. Bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Ali cepat. Ayolah, Ali tidak bisa menunggu.

"Maaf pak, tapi janin yang di kandung Bu Prilly tidak bisa kami selamatkan." Setelah menghela nafas cukup panjang, dokter akhirnya mengutarakan kebenarannya.

"Mak... Maksud dokter?" Tanya Ali masih berusaha mencerna ucapan sang dokter.

"Bu Prilly mengalami keguguran!"

Saat itu juga dunia Ali seperti hancur. Buah hati yang selama ini ia nantikan pergi meninggalkannya karena kesalahan yang ia buat. Lalu, dengan cara apa ia menyampaikannya pada Prilly? Apakah Prilly mampu menerima kenyataan ini?

"Li!" Papa Noval menepuk-nepuk pundak Ali mencoba memberi kekuatan untuk menantunya itu.

"Pa, anak kami..." Ali terduduk lemas di kursi ruang tunggu. Air matanya tak bisa ia tahan.

"Pasien akan segera kami pindahkan ke ruang rawat. Permisi!" Setelah sang dokter pamit Mama Muti pun menghampiri Ali.

Di usapnya bahu sang menantu dengan sayang. Saat ini menguatkan Ali adalah pilihan terbaik, karena bagaimana Prilly akan kuat jika Ali lemah seperti ini.

"Semua sudah takdir Allah, nak. Jangan menyalahkan diri sendiri." Ucap Mama Muti parau.

"Tapi ma..." Mama Muti menggeleng, tidak mengizinkan Ali meneruskan ucapannya.

"Kamu harus kuat, Li. Gimana nanti kamu menguatkan Prilly kalo kamu lemah seperti ini?" Tanya Mama Muti membuat Ali terdiam. Benar, ia tidak boleh lemah. Demi Prilly!

"Ayo, kita ke ruangan Prilly!" Ajak Papa Noval setelah sebelumnya beliau pergi mengurus administrasi.

"Pa, maafin Ali!" Langkah Papa Noval terhenti saat Ali tiba-tiba bersuara.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Papa Noval heran.

"Maaf karena Ali belum bisa menepati janji Ali dulu ke papa. Ali belum bisa menjaga Prilly dengan baik, Ali belum bisa buat Prilly selalu bahagia. Maafin Ali, pa!" Ali berlutut di hadapan Papa Noval membuat sang papa terkejut.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang