Chapter 28

2.4K 263 25
                                    

Allahu Akbar... Allahu Akbar...

Suara adzan subuh berkumandang. Ali yang memang sudah terbiasa bangun saat adzan subuh segera membuka matanya. Dilihatnya kedua buah hatinya masih terlelap dengan saling berpelukan. Ah lucu sekali, andai Prilly melihatnya.

"Sayang, kita sholat dulu yuk!" Ali tersentak saat suara yang sangat ia rindukan terdengar begitu lembut ditambah usapan di bahunya yang terasa begitu nyata.

"Sayang!" Benar! Ini benar-benar nyata. Istrinya tepat berada di hadapannya dengan senyum manis di bibirnya.

"Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Ali setelah ia berhasil menguasai diri.

"Sejak tadi." Balas Prilly kemudian duduk di tepi ranjang.

"Kamu, tau dari mana kami ada di sini?" Tanya Ali lagi membuat Prilly kembali tersenyum.

"Kita satu hati, sayang. Kemana pun kamu pergi, aku pasti tau tanpa orang lain kasih tau sekali pun." Prilly menatap Ali dalam sedangkan yang ditatap mengalihkan pandangannya. Jujur saja, Ali masih kecewa.

"Aku minta maaf! Aku..."

"Aku mau sholat dulu!" Tanpa mendengar apapun lagi Ali bergegas mengambil air wudhu. Prilly menghela nafasnya, ia memang pantas mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Mom?" Prilly mengalihkan pandangannya dan mendapati Naela tengah menatapnya dengan mata hitam legam seperti daddynya.

"Mommy, Naela kangen!" Naela bangkit dari tidurnya dan segera masuk ke dalam pelukan sang mommy.

"Mommy juga kangen adek!" Prilly meneteskan air matanya saat merasa bajunya basah. Tuhan, Prilly benar-benar merasa bersalah!

"Adek, ambil air wudhu dulu. Kita sholat bareng ya!" Tiba-tiba suara Ali menghentikan aksi melepas rindu itu.

"Iya dad!" Setelahnya Naela beranjak ke kamar mandi bersama Prilly.

"Abang bangun! Sholat dulu, nanti kita ke pantai temani adek liat sunrise." Ali mengguncang tubuh putranya pelan.

"Five minute, dad!" Ucap Narendra membuat Ali terkekeh. Seperti orang dewasa saja tingkah anaknya ini.

"Abang! Ayo banun, tita tan mau te patai!" Tanpa menunggu lama Narendra bangun dari tidurnya dan menatap Ali memelas. Ali hanya tersenyum menatapnya, hanya Naela yang bisa membangunkan Narendra dalam waktu cepat.

"Abang!" Pekik Naela lagi membuat Narendra berdecak kesal.

"Iya, adek..." Suaranya memelan saat melihat seseorang yang berdiri di samping adiknya.

"Dad?" Narendra menatap Ali meminta penjelasan.

"Kita sholat dulu." Seakan mengerti, Ali berjanji akan menjelaskannya setelah mereka selesai beribadah.

"Ayo abang, mommy bantu ke kamar mandi." Prilly berjalan mendekati ranjang.

"Atu bica tendili!" Balas Narendra kemudian beranjak meninggalkan Prilly yang sedikit lagi bisa meraih tangannya.

"Say..."

"Adek, pakai mukena dulu!" Sepertinya kedua lelaki kesayangan Prilly ini benar-benar sedang marah. Mereka bahkan menganggap Prilly tak ada.

"Ayo dad!" Narendra datang dengan wajah yang sudah basah oleh air wudhu kemudian berdiri di belakang Ali diikuti Prilly dan Naela di belakangnya.

"Allahu Akbar..."

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang