Chapter 30

2.2K 246 20
                                    

Hari ini Prilly sudah kembali pada aktivitasnya sebagai seorang aktris. Setelah libur selama satu minggu, kegiatan shooting kembali di lanjutkan dan kini Prilly sudah duduk manis di lokasi.

"Prill, apa kabar?" Seseorang menyapa Prilly.

"Baik. Lo sendiri gimana, Ken?" Tanya Prilly balik pada Kenny.

"Baik juga!" Balas Kenny kemudian duduk di samping Prilly.

"Ini kita yang terlalu rajin, atau mereka yang gak on time sih? Masa baru kita doang yang datang?" Entah Prilly bertanya atau menggerutu. Hanya Prilly dan Tuhan yang tahu.

"Dua-duanya." Balas Kenny kemudian keduanya tertawa.

"Hai!" Seseorang hadir di tengah pembicaraan mereka membuat keduanya menoleh bersamaan.

"Hai, Dim!" Balas Kenny pada Dimas. Sedangkan Prilly lebih memilih memainkan ponselnya.

"Prill, udah dari tadi?" Prilly kira dengan ia menyibukkan diri Dimas tidak akan mengganggunya ternyata sama saja.

"Enggak!" Balas Prilly seadanya kemudian kembali fokus pada ponselnya.

"Libur seminggu, kamu ke mana?" Tanya Dimas lagi. Dasar kepo!

"Ke Bali!" Mengingat Bali, Prilly jadi merindukan Ali dan kedua anak kembarnya.

"Wah, seru pasti. Sama siapa aja?" Tanya Dimas antusias.

"Ya sama suami dan anak-anaknya lah, emang lo gak liat di IG-nya?" Bukan Prilly yang menjawab tapi Kenny. Sepertinya lelaki itu juga jengah dengan tingkah Dimas.

"Sama siapa?" Dimas tak menghiraukan jawaban Kenny.

"Lo gak budeg kan?" Tanya Prilly sarkas.

"Enggak lah, telinga aku baik-baik aja." Balas Dimas dengan senyum lebarnya menampilkan lesung di kedua pipinya.

"Lo pasti dengar Kenny bilang apa dan itu jawaban gue." Prilly menatap Dimas sekilas kemudian memutar bola matanya malas.

"Pasti seru jalan bareng keluarga, kan?" Tanya Dimas masih dengan senyumnya yang demi apa pun tidak ada manis-manisnya sama sekali.

"Iyalah, makanya cepat punya keluarga!" Lagi-lagi Kenny membantu Prilly menjawab pertanyaan Dimas.

"Andai waktu itu gue gak mengambil keputusan bodoh, mungkin saat ini gue udah bahagia dengan keluarga yang memang gue harapkan dari dulu sampai sekarang." Balas Dimas sendu. Dasar drama!

"Lo hidup di masa sekarang, jangan ingat-ingat masa lalu lagi karena sejatinya masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran bukan hanya untuk dikenang." Ucap Prilly bijak membuat Dimas kembali tersenyum.

"Iya, Prill. Makasih ya! Semoga di masa sekarang kita bisa bahagia selalu." Ucap Dimas dengan senyum yang makin merekah. Dasar pencitraan!

"Yang jelas bahagianya bukan sama lo!" Lagi dan lagi Kenny membalas sarkas.

"Mau lo apa sih?" Kali ini Dimas sepertinya sudah habis kesabaran hingga ia berdiri dari duduknya menarik Kenny untuk ikut berdiri.

"Mau gue? Lo jangan pernah ganggu Prilly lagi." Kenny menjawab dengan tegas.

"Apa hak lo untuk bilang kayak gitu?"

"Gue..."

"Mommy!" Pandangan mereka teralih pada dua bocah kembar yang memanggil Prilly dengan seorang lelaki tampan di belakangnya. Tentu saja orang itu adalah Ali.

"Abang! Kakak!" Prilly merentangkan tangannya untuk menyambut kedua buah hatinya.

"Sayang!" Ali ikut menghampiri Prilly dan mengecup dahinya singkat.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang