Chapter 21

3.4K 233 8
                                    

"Uuuuhhh... Anak daddy udah bangun ya?" Ali tersenyum saat Baby Narendra membuka mata dan tersenyum padanya.

"Ganteng banget sih bang, yakin deh pasti nanti banyak cewek yang naksir sama abang!" Ucap Ali kemudian terkekeh.

"Kalo ngajak ngobrol anak tuh yang benar, malah diajak ngobrol soal cewek. Ingat, anak kamu itu masih kecil belum saatnya ngomongin cewek!" Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka menampilkan Prilly yang sudah berpakaian rapi dengan rambut yang masih basah.

"Bercanda sayang!" Ali beranjak menghampiri Prilly kemudian memeluk wanitanya itu dari belakang.

"Aku kangen!" Bisik Ali membuat Prilly menghentikan aktivitasnya sejenak.

"Aku juga kangen!" Balas Prilly kemudian berbalik dan mengalungkan tangannya di leher sang suami.

"Rasanya udah lama banget aku enggak ketemu kamu, padahal aku baru dua hari nginap di lokasi." Ucap Ali seraya mengelus pipi chubby istrinya membuat Prilly terpejam.

"Sabar sayang, semua juga kan untuk kita. Insyaallah apa yang kamu lakukan akan mendapat balasan, karena kamu melakukannya untuk keluarga." Ucap Prilly membuat Ali mengulas senyum tipis. Tidak salah Ali memilih Prilly sebagai istrinya karena Prilly memiliki sikap sabar dan pengertian yang memang sangat Ali butuhkan.

"Kamu ikut ke lokasi yuk!" Ajak Ali tiba-tiba.

"Hah? Ngapain?" Tanya Prilly heran. Tidak biasanya Ali mengajaknya untuk ikut ke lokasi shooting.

"Aku kangen kamu, hari ini scene aku sedikit kok jadi nanti pulangnya kita bisa jalan-jalan dulu." Ucap Ali berusaha membujuk istrinya.

"Terus anak-anak?"

"Ya dibawa aja, lagi juga mereka udah cukup bulan untuk dibawa keluar rumah." Ucap Ali membuat Prilly berpikir sejenak.

"Oke, tapi enggak ganggu kamu shooting kan?"

"Enggak sayang!"

"Ya udah, kamu mandi dulu setelah itu bantu aku mandiin si kembar. Ya?" Ucap Prilly yang mendapat anggukan semangat dari Ali.

"Siap ibu boss!!!" Balas Ali kemudian mengecup pipi Prily sekilas dan berlalu ke kamar mandi.

Prilly hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkah suaminya. Terkadang Prilly heran dengan tingkah suaminya yang seperti anak kecil, namun Prilly menyadari bahwa setiap lelaki mempunyai sisi kemanjaan tersendiri.

Seseorang pernah berkata, seorang lelaki akan menunjukan sifat manjanya pada perempuan yang ia cintai. Seperti Ali contohnya, lelaki itu  berani bersikap manja hanya pada mamanya, kakaknya, dan Prilly. Tapi Prilly tidak mengambil pusing akan hal itu, justru Prilly malah merasa senang karena secara tidak langsung Ali percaya bahwa Prilly akan menerima ia apa adanya termasuk sifat manjanya.

"Sayang, aku lupa enggak bawa handuk!" Prilly menghela nafas saat mendengar tangisan kedua anaknya setelah Ali berteriak.

"Gak usah teriak-teriak, dengar anak kamu dua-duanya kaget." Ucap Prilly saat Ali menyembulkan kepalanya di balik kamar mandi.

"Hehe... Maaf sayang."

****

"Wihhh... Ali bawa siapa nih? Kenalin dong!!!"

"Sssttt... Cantik, mau gak jadi pacar abang?"

"Buat gue aja Li, bening banget gitu kan gue jadi pengen ngehalalin." 

"Aaaa... Jangan kayak gitu dong!!! Prilly kan jadi malu!!!" Sontak saja ucapan Prilly itu mengundang tawa dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang