Chapter 22

3.7K 257 17
                                    

"Kak ii.... Uuuuuhhhh rindu!!!" Prilly menyambut hangat pelukan seseorang yang memanggilnya.

"Kakak juga, Gisel apa kabar?" Tanya Prilly pada Gisel. Iya, seseorang yang memanggil Prilly itu adalah Gisel, adik Ali dari mendiang ayahnya.

"Alhamdulillah Isel baik kak. Isel rindu kakak, rindu sama si kembar juga!!!" Ucap Gisel setelah mereka mengurai pelukan.

"Sama abang enggak rindu Sel?" Tanya Ali yang tiba-tiba sudah berada di samping Prilly.

"Rindu dong, rindu banget!!! Uuuuhhh abang so sweet ku!!!" Balas Gisel kemudian berhambur ke dalam dekapan Ali saat lelaki itu merentangkan tangannya.

"Masuk woy!!! Malah diam di depan pintu, itu yang lain udah pada nunggu!" Ucap Kaia yang berjalan dari ruang keluarga.

"Eh iya lupa." Ucap Prilly membuat Kaia menggelengkan kepalanya kemudian keempat orang itu berjalan masuk ke dalam rumah yang pastinya sudah penuh oleh orang-orang yang datang lebih dulu.

"Ali, kok lama banget datangnya? Kan acaranya jadi tertunda gara-gara harus nunggu kamu sama istri kamu." Ali memutar bola matanya mendengar suara itu. Ribet! Yang lain saja tidak protes, kenapa dia yang notabene-nya bukan siapa-siapa justru protes?

"Anak gue rewel tadi." Balas Ali singkat.

"Terus anak kamu sekarang di mana?"

"Lo enggak lihat tadi asisten gue bawa bayi ke atas?" Tanya Ali balik dengan sedikit ketus. Sungguh Ali sebenarnya malas bertemu lagi dengan seseorang ini, tapi karena ini acara tantenya mau tidak mau Ali harus hadir.

"Ali..."

"Lo bisa diam enggak sih? Gue pusing dengar lo ngomong terus, Sofia!!!" Potong Kaia membuat Sofia bungkam.

Iya, orang yang banyak bertanya pada Ali itu adalah Sofia. Perempuan masa lalu Ali jauh sebelum ia bertemu dengan Prilly. Perempuan yang Ali tunggu selama tiga tahun tapi lebih memilih bersama lelaki lain tanpa memikirkan perasaan Ali.

"Ande, langsung dimulai aja acaranya." Ucap Ali yang diangguki oleh tantenya atau yang biasa Ali panggil Ande, Dhila namanya.

"Terima kasih semuanya yang sudah datang, sebenarnya ini hanya syukuran kecil-kecilan sebagai bentuk rasa syukur kami atas rezeki dari Allah yang membuat kami memiliki rumah tangga yang awet sampai saat ini."

Hari ini memang Tante Dhila mengadakan acara syukuran di kediamannya, dalam rangka anniversary pernikahannya dengan sang suami. Sebenarnya ini hanya acara kecil-kecilan dan hanya keluarga yang di undang, namun karena Tante Dhila cukup dekat dengan keluarga Sofia akhirnya karena merasa tak enak Tante Dhila pun mengundang keluarga mereka.

"Ali, kita keliling rumah ini yuk! Udah lama loh aku enggak main ke sini." Ajak Sofia setelah Tante Dhila selesai memberikan sambutan.

"Sama gue aja kuy! Dari pada lo ganggu suami orang, lebih baik lo sama gue. Jomblo kok gue." Ucap Baja yang langsung saja mendapat anggukan dari Ali. Enak saja mengajaknya jalan berdua, memang Sofia pikir Ali mau? Tentu saja tidak!

"Enggak jadi deh, gue mau di sini aja." Tolak Sofia membuat Baja mengangguk. Lagi pula Baja tidak serius menawarkan diri untuk menemani Sofia, itu hanya alibinya saja agar Sofia tidak mengganggu Ali.

"Li, kamu mau makan apa? Biar aku bantu ambilkan." Tanya Sofia namun tidak ditanggapi oleh Ali.

"Sayang, ini gapapa kita makan satu piring berdua?" Tiba-tiba Prilly datang dengan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

"Gapapa dong, kapan lagi kita bisa menikmati waktu berdua? Mumpung si kembar banyak yang jaga." Balas Ali membuat Prilly terkekeh geli.

"Jadi, daddy mau disuapi atau menyuapi?" Tanya Prilly berniat menggoda suaminya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang