Chapter 27

2.6K 279 35
                                    

"Assalamualaikum..." Prilly memasuki rumah dengan senyum merekah. Setelah dua hari Prilly tinggal di lokasi akhirnya wanita itu bisa kembali menginjakkan kakinya di rumah.

"Dad! Abang! Adek! Mommy pulang!" Teriak Prilly kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sungguh Prilly sangat merindukan Ali dan kedua buah hatinya, apalagi saat terakhir bertemu ia masih mendiami anaknya.

"Loh? Abang! Adek!" Teriak Prilly lagi saat tak menemukan siapa pun di dalam kamarnya. Prilly mencari di sekeliling rumah namun tidak ada siapa pun.

"Sin, tadi waktu gue take Ali ada ngasih kabar gak?" Tanya Prilly pada Sinta yang baru saja mengambilkan minum untuknya.

"Gak ada neng, dari tadi handphone neng gak ada notif dari abang." Jelas Sinta kemudian ikut duduk di samping Prilly yang tengah menikmati minumannya.

"Ke lo juga gak ada?" Tanya Prilly lagi.

"Enggak ada neng." Balas Sinta membuat Prilly menghela nafasnya kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Mungkin abang lagi ajak anak-anak jalan neng, tunggu aja nanti juga mereka pulang." Ucap Sinta menenangkan.

"Tapi biasanya Ali kasih tau kalo dia mau pergi, ini gak ada ngehubungin sama sekali." Balas Prilly masih merasa risau.

"Ya mungkin abang gak mau ganggu neng yang lagi kerja. Udah sekarang neng istirahat aja, pasti nanti mereka pulang kok." Kali ini Prilly mengiyakan ucapan Sinta. Dengan langkah gontai Prilly berjalan menuju kamarnya. Mungkin dengan berendam air hangat bisa sedikit membuat pikirannya tenang.

Lima jam berlalu, matahari sudah berganti tugas dengan bulan untuk menyinari bumi ini namun belum ada tanda-tanda Ali akan pulang. Jangankan pulang, mengabari saja Ali tidak. Saat dihubungi pun ponsel Ali tidak aktif membuat Prilly semakin khawatir.

"Neng, tenang dong. Jangan kayak gini!" Ucap Sinta saat melihat Prilly mondar-mandir tak jelas.

"Gue gak bisa tenang! Ini udah jam berapa? Tapi Ali dan anak-anak belum pulang juga." Ucap Prilly frustasi.

"Neng gak mau coba telepon teman-teman abang? Mungkin aja kan abang pergi sama mereka." Ucap Sinta memberi solusi.

"Lo benar!" Balas Prilly kemudian meraih ponselnya yang sejak satu jam lalu ia biarkan tergeletak di atas meja.

Cukup lama Prilly berkutat dengan ponselnya. Menelepon beberapa teman Ali yang di kenalnya namun hasilnya nihil. Bahkan Baja sekali pun tidak tahu di mana Ali berada.

"Gak ada, Sin! Baja juga gak tau Ali di mana." Ucap Prilly lirih. Sungguh Prilly sangat mengkhawatirkan suami dan anak-anaknya.

"Mau coba hubungi Mama Rena?" Tawar Sinta namun dibalas gelengan oleh Prilly.

"Gue gak mau mama khawatir. Biar gue urus ini sendiri." Balas Prilly seraya menyeka air matanya yang mulai mengalir.

"Terakhir abang ada kasih kabar kapan?" Tanya Sinta membuat Prilly terdiam sejenak. Bahkan karena sibuknya shooting Prilly sampai lupa berkomunikasi dengan sang suami.

"Waktu dia pulang dari luar kota." Balas Prilly pelan.

"Neng gak ada coba buat hubungi abang?" Tanya Sinta yang lagi-lagi membuat Prilly terdiam.

"Gue terlalu fokus sama shooting, bahkan gue lupa tanya apa dia udah sampai Jakarta atau belum." Kini rasa bersalah menghinggapi Prilly.

"Kok gitu? Apa neng gak khawatir sama anak-anak?" Tanya Sinta tak habis pikir.

"Bukan gitu! Gue..."

"Karena neng masih marah sama anak-anak makanya neng gak tanya kabar mereka?" Tebak Sinta dan Prilly mengangguk pelan.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang