"Akh!" Namjoon mencoba akan menahan tangan Namfy yang mengobati kakinya.
"Jangan hyung! Biarkan saja!" tetapi sekarang malah tangan Namjoon yang ditahan oleh Mingyu.
"Tadi aja gaya bilangnya tidak sakit, sekarang aja diobati malah kesakitan," sindir Ahrin.
"Hush.. Kamu tidak boleh seperti itu Rin," nasihat Namfy sembari menggulungkan perban ke kaki Namjoon.
"Hahaha!" Mingyu yang melihat Ahrin dinasihati oleh Namfy hanya tertawa saja. Dia rasa semua itu lucu karena dia suka melihat seseorang dimarahi.
"Apa?!" ucap Ahrin sambil menatap tajam ke arah Mingyu hingga membuat Mingyu langsung diam dan menunduk karena takut tatapan tajam matanya.
"Sudah-sudah jangan bertengkar.. Kajja! Kita lanjut lagi," Namjoon mulai berdiri dibantu oleh Namfy.
"Kajja!" sahut Mingyu dan Ahrin bersamaan.
Akhirnya setelah mengobati Namjoon, mereka semua kembali berjalan masuk menuju tempat di mana Jin disekap.
Kali ini mereka memegang senjata mereka dengan erat dan juga memasang isting yang tajam agar dapat mengetahui serangan dari musuh.
"Sepertinya sudah aman.. Kajja! Kita masuk!" kode Namfy dan langsung diangguki mereka semua.
Mereka berlari masuk melewati pintu belakang. Pintu belakang dalam keadaan terbuka dan mereka pastikan jika musuh yang menembak Namjoon tadi melewati pintu belakang.
"Wah! Beruntungnya pintu belakang tidak dikunci" ucap Mingyu yang langsung dihadiahi pukulan dari Ahrin.
"Bisa diam tidak? Kau membuat musuh jadi mendekat," protes Ahrin.
"Ne-ne. Mianhae," ucap Mingyu sambil memegangi kepala nya yang masih sakit akibat pukulan dari Ahrin.
"Joon-ah? Di sini banyak pintu, kita masuk pintu yang mana?" tanya Namfy bingung.
Sudah jelas jika Namfy bingung, karena tempat tersebut penuh dengan beberapa pintu, yang tidak tau di mana Jin berada.
"Kita–"
"Namjoon-ah?!"
Ucapan Namjoon terpotong kala mendengar panggilan dari Jin. Dan sepertinya Jin memberinya petunjuk.
"Hyung? Kajja! Masuk ke pintu itu! Aku mendengar suara Jin hyung dari sana," tunjuk Mingyu yang sudah berlari terlebih dahulu.
Namjoon dan yang lainnya hanya mengikuti saja karena tidak ingin membuang-buang waktu.
Ceklekk
Ceklekk
Pintu tersebut tidak bisa dibuka atau bisa dibilang dikunci. Hal itu membuat Mingyu murka karena dia sudah kesal malah dibuat kesal lagi.
"Wae gyu-ya?" tanya Namjoon yang baru tiba.
"Pintunya dikunci hyung!" jawab Mingyu sedikit menyentak.
"Wah! Singa hitam sudah bangun sepertinya!" ledek Ahrin.
"Ahrin-ah, ini bukan waktunya bercanda!" marah Namfy ke Ahrin yang langsung membuat Ahrin terkejut dan langsung diam.
"Coba kau dobrak!" pinta Namjoon.
Tanpa basa basi Mingyu langsung mendobrak pintu tersebut dengan brutal.
Brakk!
Percobaan pertama tidak berhasil, tetapi itu tidak membuat Mingyu menyerah. Dia mencoba nya kembali.
Brakk!!
Pintu terbanting dengan keras karena dobrakan Mingyu tapi syukurlah pintu tersebut sudah terbuka.
"Ah! Syukurlah terbuka," ucap Namjoon yang langsung masuk ke dalam untuk menyelamatkan Jin.
"Wah! Luas sekali!" kagum Ahrin dan Mingyu bersamaan saat masuk ke dalam bersama Namfy.
"Hyung?!" Namjoon menghampiri Jin setelah dia menangkap sosok Jin yang terikat dengan luka di wajahnya.
"Namjoon-ah? Kenapa kau kesini?" tanya Jin.
"Sudah hyung tidak perlu bertanya, sekarang yang terpenting adalah kita harus secepatnya pergi dari sini," ucap Namjoon sambil membuka ikatan tali yang ada di tangan Jin.
"Sudah terbuka! Kajja! Kita pergi," seru Namjoon sambil membantu Jin berdiri.
"Tidak semudah itu kalian bisa pergi Kim.."
Belum sekali pun mereka melangkah keluar dari tempat tersebut, sosok musuh sudah datang di hadapan mereka.
"Kim Juna..."
What's up gaiss!!
Miss this Fanfict?
Oh ok-ok.. I know..
(Sok inggris yah gue padahal aslinya mah kaga bisa😂)
Jangan lupa vomment yah gaiss!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] BOGOSHIPDA HYUNG || KNJ
Fanfiction[END] Seorang adik pasti ingin mendapat kasih sayang dari seorang kakak bukan? Lalu bagaimana jika seorang adik malah mendapatkan sebuah kebencian bukan sebuah kasih sayang? Highest Rank #49 - In sadstory #62 - In sadstory