Epilog

3.2K 211 9
                                    

Ctarr!

Sressss

Hujan dan petir mengiringi pemakaman seperti seolah-olah dunia ini ikut bersedih.

Seorang namja yang baik hati, berlesung pipi, dan penyabar itu telah pulang ke tempat aslinya.

Kim Namjoon... Dibenci kakaknya selama 14 tahun... Dan meninggal hanya demi kakaknya.

"Taehyung..." Jimin memanggil Taehyung dari belakang.

"Wae?" Taehyung menoleh ke arah Jimin.

"Jangan berhujan-hujan! Nanti sakit," Jimin mendekat ke Taehyung dan memayunginya.

"Walaupun aku sakit tapi rasa sakitnya tidak sesakit Namjoon hyung pergi," Taehyung meremat dadanya. Dia merasa sesak seperti tidak ingin ini terjadi.

Grepp

Jimin memeluk Taehyung, meskipun hanya tangan sebelah. Dia tidak ingin sahabatnya ini terus bersedih.

Bahkan Jimin juga tidak peduli jika bajunya basah karena memeluk Taehyung.

"Bukankah kau pernah bilang jika Namjoon hyung selalu ada di hatimu?" ujar Jimin.

"Lalu kenapa kau bilang jika dia pergi?" lanjut Jimin.

"It–"

Jimin memegang bahu Taehyung sebelah dan menatapnya serius.

"Dengar Tae, Namjoon hyung selalu ada di hatimu kapanpun juga jadi jangan merasa jika dia pergi. Kalau kau rindu dia, lihat bintang saat malam hari," ucap Jimin.

Taehyung masih diam setelah Jimin memotong kalimatnya. Dia juga tertegun dengan ucapan Jimin.

"Jja! Kita pulang. Kau basah, aku tidak mau sakit," ajak Jimin.

Taehyung mengangguk lalu pasrah saat tangannya ditarik oleh Jimin.

Taehyung mengangguk lalu pasrah saat tangannya ditarik oleh Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tae? Kau dari mana saja. Kami mengkhawatirkanmu," ucap Jin lalu langsung memeluk Taehyung. Tidak peduli walaupun bajunya basah.

Taehyung hanya diam tidak berniat membalas pertanyaan Jin.

"Jim? Dari mana dia?" tanya Hoseok.

"Dari makam Namjoon hyung. Dia hujan-hujanan di sana," jawab Jimin.

"Pemakamannya sudah selesai 1 jam lalu, kenapa kau masih di sana hyung?" tanya Jungkook.

Lagi-lagi diabaikan oleh Taehyung. Kesal si Jungkook.

"Tae? Ganti bajumu. Lalu kita akan ke rooftop bersama yang lain nanti malam," suruh Jin.

Taehyung menurutinya, lalu dia pergi ke kamar nya dan berganti baju dengan baju yang hangat.

Taehyung menurutinya, lalu dia pergi ke kamar nya dan berganti baju dengan baju yang hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

At 07.00 P.M

Semua sudah berkumpul di lantai rooftop kediaman Kim. Mereka berencana untuk memanggang daging disana.

Bukan maksud mereka bersenang-senang setelah salah satu dari mereka pergi, mereka hanya ingin melupakan kesedihan dan melangkah ke depan.

Malam ini pun terang, bulan dan bintang bertebaran di langit. Sepertinya turunnya hujan tadi adalah kesedihan Taehyung.

"Tae? Sini! Ikut lah bergabung!" ajak Hoseok.

Taehyung menoleh ke arah Hoseok, hanya menoleh lalu menatap ke arah depan lagi.

"Sepertinya dia masih sedih hyung," ucap Jungkook.

Jimin tahu jika Taehyung pasti akan seperti ini. Jadi dia memutuskan untuk menemani Taehyung.

Dia beranjak dari tempat duduk nya dan pergi berdiri di samping Taehyung.

Taehyung tidak menyadarinya, dia hanya diam menatap lurus ke depan, lebih tepatnya keramaian seoul.

"Kau tahu Tae? Saat kecil aku selalu merindukan appaku," ungkap Jimin tiba-tiba.

Taehyung menoleh ke samping dan mendapati Jimin yang sedang berdiri.

"Tapi eommaku bilang, jika rindu appa, Jimin lihat bintang saja. Nanti Jimin tidak akan rindu appa lagi," ujar Jimin.

"Kenapa begitu?" tanya Taehyung. Dia mulai penasaran dan tertarik dengan kisah Jimin.

"Karena orang yang sudah meninggal sekarang sudah menjadi bintang di langit. Dan mulai saat itulah jika aku rindu appa atau eomma, aku melihat bintang agar rinduku terobati," jelas Jimin.

"Jadi sekarang Namjoon hyung ada di sana?" Taehyung menunjuk ke arah langit berbintang.

"Ne majja," Jimin mengangguk.

"Kalau begitu aku akan melihat bintang saja setiap malam hari," ucap Taehyung.

"Terserah kau. Oh iyah! Nanti bergabunglah jika dagingnya sudah matang," ucap Jimin lalu meninggalkan Taehyung yang masih menatap langit berbintang.

Jimin lega sekarang. Dia bisa memberi nasehat kepada Taehyung agar tidak selalu murung.

"Jim? Kau beritahu apa Taehyung? Dia kembali ceria seperti itu," ucap Hoseok.

"Itu rahasia hyung," Jimin tersenyum lalu ikut memanggang daging yang ada di pemanggangan.

"Hyung kau tahu, sekarang aku akan melihat mu setiap malam. Apa kau senang?" ucap Taehyung dalam hati.

"Hyung senang Tae.. Kau sudah mengerti.. Sekarang waktu nya kau tersenyum.. Dan jangan sering murung. Ingat kata Jimin, jika rindu Hyung, kau lihat bintang di langit. Hyung akan selalu bersamamu,"

Taehyung tersenyum. Sekilas dia mendengar suara Namjoon. Dan sepertinya hanya dia yang mendengarnya.

"Tae? Daging sudah matang! Kesinilah!" ucap Jin.

"Arraseo hyung," Taehyung berlari ke arah mereka semua. Lalu memakan daging yang telah matang.

Malam itu adalah malam yang indah. Meskipun salah satu diantara mereka tiada, mereka mencoba berjalan maju untuk tidak tenggelam dalam kesedihan.

 Meskipun salah satu diantara mereka tiada, mereka mencoba berjalan maju untuk tidak tenggelam dalam kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis sudah👌👌

Horeee🎉🎉🎉

Wah! Aku bakal rindu nih nanti! Rindu komentar kalian di FF ini.


Oke. Sampai di sini saja, terima kasih buat para readers, voters, dan siders yang sudah mendukung FF ini.

Semoga ke depannya lebih baik lagi.

Salam Author
Irfa❤

[1] BOGOSHIPDA HYUNG || KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang