Minggu.
Hari ini adalah hari dimana Dara terakhir diskors dan besok hari ia sudah mulai masuk sekolah."Jangan lupa siapkan semuanya!"Tegas Dara dengan orang yang dipanggilan itu
“Siap mrs”
Dara pun memutuskan panggilannya,ia tersenyum sumringah, beberapa jam lagi semuanya akan terbukti atau bisa dibilang sekaligus terbongkar bahwa Dara tidak melakukannya.
"Haha lo semua akan tunduk didepan gue!"Batin Dara
Jika kalian tanya Dara dimana, ia berada di mension terbesarnya ini,mengapa ia datang kesini? Karna sudah lama mension itu tidak dikunjungi apalagi dengan seorang pembatu dan security di mensionnya yang sudah ia anggap seperti ibu dan ayahnya sendiri.
"Non Dara--eh maksudnya Dara ayo makan dulu"Kata Ibu itu yang bernama Karin
"Mama mulai sekarang ngga usah gugup gitu panggil nama Dara,kan Ibu udah jadi Mama Dara"Kata Dara dengan senyum tulusnya
"Abisnya Mama merasa ngga enak sama kamu, kan kamu yang punya mension besar ini sedangkan Mama hanya pembantu"Jawabnya lirih
"Shutt aku gasuka ya Mama ngomong gitu,mau bagaimana pun juga Mama Karin dan Ayah Nurjen adalah orang tua aku yang udah mau ngerawat dan mendidik Daraa menjadi yang lebih baik"Kata Dara sambil memeluk Karin, Karin yang dipeluk pun membalas pelukannya karna nyatanya ia memang tidak bisa dikaruniai anak
"Loh Mama kenapa nangis?"Kata Dara yang tau jika Karin menangis
"Gapapa Mama hanya sedih aja ketika nanti kamu akan dipertemukan oleh orang tua kandung kamu"Jawab Karin sambil menyeka air matanya
"Ngga bakal ma,walaupun itu memang terjadi aku ngga bakalan ninggalin mama dan ayah disini"Ucap Dara
"Kamu janji ya selalu ada buat mama dan ayah"Kata Karin
"Tanpa Mama suruh aku juga akan selalu ada untuk kalian"
"Kok jadi mellow gini?"Kata Karin
"Ih ko mamah gitu?"Ucap Dara sambil memanyunkan bibirnya
"Dara ini ya suka gemesin deh"Ucap Karin sambil mencubit kedua pipi Dara
"Aduhh sakit mam"
"Yaudah ayo makan"
"Lest gooooooo"
~♥~
Sang mentari sudah terbit dari arah timur yang malamnya tergantikan oleh sang rembulan
Gadis yang sudah siap dengan penampilan nerdnya sangat bersemangat untuk sekolah sehingga yang seharusnya jam segini ia masih setia didepan meja rias tapi sekarang ia sudah duduk cantik di meja makan.
"Bahagia banget kayaknya hari ini"Cibir Karin
"Iyadong kan dipagi hari itu harus diawali dengan ceria"Jawab Dara sambil memakan roti yang sudah diselaikan oleh Karin
"Baru jam 06:15 mau berangkat sekarang?"Kata Nurjen yang ingin mengantarkan Dara sekolah tetapi hanya sampai di halte sekolahnya saja agar tidak ada yang curiga
"Ayo sekarang aja"Kata Dara lalu meraih tangan Karin dan ditempelkan ke bibirnya, Karin yang melihatnya hanya tersenyum sambil mengelus rambut Dara
"Aku pamit ya mah"
"Hati-hati"
~♥~
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Dara
Teen FictionDara's Destiny Sebuah kisah dimana seorang perempuan menemukan jati dirinya sendiri. Seorang mafia fake nerd yang cukup misterius dengan sejuta kemenarikannya. Baginya,memusnahkan manusia-manusia yang tidak berguna adalah suatu hal yang cukup menari...