65. Waktunya pergi

105 12 1
                                    

HATIKU SUDAH TAK CUKUP KUAT,UNTUK MENAHAN PENDERITAAN INI. AKU DISINI MENCOBA UNTUK TERSENYUM,NAMUN SEBENARNYA HATI KECILKU MENANGIS. MUNGKIN SEKARANG HIDUPKU SUDAH TAK BERARTI LAGI

     Langit di atas sana sudah mulai menggelap, seolah olah menjadi saksi bisu kesedihan mereka yang saat ini sedang berada di sebuah pemakaman.

     Jenazah Dara di tempatkan tepat di samping sebelah jenazan Fatma. Pemakaman baru saja selesai beberapa menit yang lalu. Tapi, sebagian masih ada yang setia di disana.

     Revan, Nayya, dan yang lainnya juga kaget saat mendengar kabar dari Fary bahwa Dara telah meninggal dunia. Tentu mereka sangat berduka dan sedih atas kepergian Dara.

    Terutama Karan, ia juga berada di sana, Fary yang mengabarinya. Setelah Karan mendapatkan kabar buruk itu, saat itu juga ia langsung terbang dari Australia ke Indonesia. Tentu Karan sangat terpukul dengam berita duka ini. Ia sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi saat sudah berada di depan makam Dara. Karan sudah kehilangan adik yang ia sangat sayangi. Karan merasa gagal menjaganya.

    Semua teman terdekat, orang-orang terdekat Dara kumpul. Bahkan ayahnya Dara, Husein ia juga datang. Sebagai sosok Ayah, Husein sangat terpukul dan sangat menyesali perbuatannya selama ini dengan Dara. Husein telah terlambat untuk sekedar berminta maaf. Bahkan melihat Dara untuk terakhir kalinya saja tidak sempat, Husein benar-benar menyesal.
 
     Terutama Karin dan suaminya yang bekerja di mansion Dara, yang sudah dianggap sebagai orang tua Dara sendiri ikut hadir. Mereka juga sangat sedih dan berduka.

    Dan Revan, lelaki itu sungguh sangat menyesali perbuatannya. Revan mendapatkan bukti dan saksi pembunuhan Fatma, bahwa pelaku sebenarnya adalah Jelita, bukan Dara. Revan mengutuk dirinya sendiri, ia menyesali kebodohannya dan tidak bisa memaafkan dirinya. Andaikata waktu dapat diputar kembali. Revan pasti akan meluruskan semuanya dan hidup bersama Dara lagi. Tapi takdir adalah takdir. Manusia tidak bisa menentang takdir yang sudah direncanakan oleh maha kuasa.

    "Karan sangat sedih dan terpukul. Karan mendapatkan sekaligus dua kabar buruk yang Karan benci seumur hidup. Bunda pergi dengan cara tragis dan kamu Dara, kenapa kamu malah menyusul bunda? Apa kamu ngga mau tinggal sama abang? Kenapa kamu tega ninggalin abang Ra?"Karan mengatakan dengan suara nya yang purau. Ia jongkok di tengah-tengah makan antara Fatma dan Dara.

    "Dara, ini ayah nak. Semoga kamu tenang ya disana. Maafkan ayah yang selama ini telah menyakiti kamu baik mental maupun fisik. Ayah telah kasar sama kamu, Ayah belum bisa jadi ayah yang terbaik buat kamu, A--ayah sa--ngat terlambat mengatakan ini semua, Ayah sudah terlambat menyesali perbuataan ayah sama kamu nak. Maafkan ayah ya, A--yah ngga tau harus mau gimana lagi su--paya kita bersama, dan itu ngga mungkin bisa terjadi. Sekali lagi ayah minta maaf."Husein menangis sambil memeluk nisan yang bertuliskan nama Dara. Mereka yang melihat itu ikut sedih, mereka juga sangat merasakan hal yang sama.

    "Dara. Ini aku Revan, aku udah tau semuanya. Aku tau kalau kamu bukanlah pelaku atas kasus pembunuhan bunda kamu. Saat itu memang aku ngga tau kalau tante Fatma adalah ibunda kandung kamu. Kamu benar Dara, aku selalu saja menyimpulkan sesuatu tanpa tahu kebenarannya apa. Aku egois yah? Maafin aku ya Dara, aku tau ini sangat terlambat, tapi aku tetap merasa bersalah banget sama kamu. Aku terlalu sering nyakitin kamu Ra, aku ngga pernah ngertiin perasaan kamu. Aku bukanlah lelaki yang pantas buat kamu Ra, aku sangat pengecut di mata kamu, pasti kamu juga sangat benci sama aku. Semoga kamu tenang disana, dunia kita sekarang sudah berbeda, aku ngga bakal bisa lagi bertatap muka sama kamu. Kalau aku bisa tantang semua ini, aku akan tantang tuhan Ra, aku mau kamu kembali lagi. Tapi, takdir ini ngga bisa ditentang Ra. I love you baby, aku akan terus menyangimu sayang."Revan menintikkan air matanya, sakit sekali rasanya. Revan mencium batu nisan itu dan menaburkan bunga yang sangat banyak.

Destiny DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang