Bel pulang sudah berbunyi beberapa jam yang lalu. Sedangkan Revan dkk,masih setia berada di sekolah.
Namun berbeda dengan Revan sendiri, sedari tadi ia terus melempar bola basket ke ring seperti orang kesetanan. Tidak ada hentinya.
Seragamnya pun sudah dibasahi oleh keringatnya yang bercucuran. Revan terus meshooting, mendribbling sampai sekarang belum juga berhenti sama sekali. Tanpa istirahat.
Teman-temannya sudah seperti nenek nenek,mulutnya terus mengrencong agar Revan berhenti bermain basket. Mereka khawatir akan emosi Revan yang meluap dan tidak terkendali. Tapi apa daya,Revan tidak menghiraukan omongan mereka. Ia malah semakin menjadi.
"WOY REVAN! LO GILA YA?"teriak Reza di pinggir lapangan.
"VAN! PULANG LAH UDAH MAU MAGHRIB LO MAU TERUS TERUSAN KAYAK GINI?"teriak Raka.
"LO PADA KALAU MAU PULANG DULUAN AJA! GAUSA PEDULIIN GUE!"Teriak Revan namun agak terdengar ketus."Sebenernya Revan kenapa si?"kesal Reza yang melihat kelakuan sahabat satunya ini seperti perempuan yang sedang PMS.
"99% yakin ini semua ada kaitannya ama Dara."kata Ryan.
"Maksudnya?"
"Mungkin Revan frustasi gara gara Dara ngga ada kabarnya dua minggu ini."kata Ryan.
"Ah lagian urusannya panjangnya ya sampe dua minggu aja ngga kelar?"
"Gue gatau, tapi seperti apa yang pernah gue bilang, dia itu ketua mafia misinya banyak."jawab Ryan.
Karna sebagai best friend forever Mereka tetap menunggu Revan sampai ia berhenti dengan sendirinya.
~♥~
Dara sedang berada di perjalanan menuju rumah sakit. Lagi lagi minggu ini ia harus lakukan cuci darah seperti biasanya.
Ngomong-ngomong masalah kakinya yang mengalami patah tulang itu sudah agak mendingan. Namun cara berjalan Dara tidak biasanya. Sebenarnya dokter Reyhan menyuruhnya agar tetap masih memakai tongkat, tetapi Dara mengelak, ia keukeuh ingin berjalan tidak memakai apapun walau cara berjalannya sedikit pincang.
Tiba tiba suara ponsel Dara berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Nah kalau masalah ponsel yang dikatakan hilang, memang benar hilang. Tetapi sekarang sudah ditemukan kembali. Berarti namanya bukan hilang tapi lupa. Dan Dara sengaja tidak mengabarkan siapa pun tentang keadaannya dengan alasan ia tidak mau menyusahkan banyak orang.
“Siapa?”tanya Dara pada seseorang disebrang sana.
“Bisa temuin gue? Kalau lo ngga dateng berarti lo pengecut! Dan gue anggap lo kalah sebelum bertanding!”kata seseorang licik itu.
SIAL!
TUNGGU! DARA SEPERTI MENGENAL SUARANYA
TAPI SIAPA?! SUARA ITU SANGAT FAMILIAR DI TELINGANYA.
“Dimana?”tanya Dara dengan menahan amarahnya.
“Gue akan kirim lokasinya”kata orang itu lalu mengakhiri panggilannya.
Dara mengehela nafas, apa orang itu tidak salah masuk kandang? Huh, cari-cari masalah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Dara
Teen FictionDara's Destiny Sebuah kisah dimana seorang perempuan menemukan jati dirinya sendiri. Seorang mafia fake nerd yang cukup misterius dengan sejuta kemenarikannya. Baginya,memusnahkan manusia-manusia yang tidak berguna adalah suatu hal yang cukup menari...