6 B

1.6K 266 18
                                    

Raja menganggap urusan itu sudah beres.

"Kita harus menetapkan tanggal pernikahan." Ia sedang mondar-mandir, dan perhatiannya teralih ketika Jaehyun masuk ke ruang kerjanya. "Aku ingin kau bicara dengan Kangta, memeriksa jadwal kita..."

"Kami sama sekali belum siap membicarakan tanggal," ujar Jaehyun. "Doyoung membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan berbagai hal, untuk benar-benar melihat apakah ini memang kehidupan yang cocok untuknya."

"Ini menjadi hidupnya ketika kau memakaikan cincin itu di jarinya," ujar Raja. "Menjadi hidupnya ketika kau mengakhiri segalanya dengan Ten. Hal ini tidak lagi bisa didiskusikan. Sudah cukup banyak yang harus kupikirkan tanpa harus mengikuti keinginan tunanganmu, Pangeran Vernon akan tiba besok untuk bertemu Jungwoo."

"Jadi?"

"Adikmu telah menghilang dan kini juga tidak bisa menghubungi Mark." Raja menatap putranya. "Terakhir kali,aku melihatnya bersama gadis Kim itu, yang bernyanyi-"

"Haechan," sahut Jaehyun.

"Istana sedang kacau. Kita harus memberi pers sesuatu untuk mengalihkannya. Segera setelah mereka mendengar tanggal pernikahan, hanya itulah yang akan mereka bicarakan."

"Aku tidak akan memberikan tanggal hanya untuk menyenangkan-"

"Kau sudah bertunangan!" Raja berbalik. "Dalam situasi ini kau seharusnya bersyukur berita itu diterima dengan sangat baik oleh rakyat. Nah, kurasa lebih cepat lebih baik."

"Tidak akan ada pengumuman sampai aku mendiskusikan segalanya dengan Doyoung."

"Kenapa kau perlu berdiskusi dengannya?"

Jaehyun menggertakkan gigi. "Karena ini abad ke-21." Ia tersenyum kecut ketika ibunya bergabung bersama mereka.

"Orang-orang sangat senang." Ratu menyambut dengan hangat. "Kau pasti gembira."

"Doyoung sedikit terguncang," Jaehyun tetap berusaha. "Kurasa pasti semalam memberinya sedikit gambaran dan dia tidak yakin dirinya pantas."

"Kalau begitu pastikan bahwa dia pantas," bentak Raja. "Bisakah dia menghilangkan aksesnya itu?" tanyanya. "Lebih bagus lagi pada jam makan siang nanti."

"Bukan hanya aksennya," Jaehyun menyahut. "Ayah sudah melihat keluarganya. Ayahnya-"

"Aku minum teh dengan Tuan Kim pagi ini." Ratu tersenyum. "Sebetulnya dia pria yang menawan."

Jaehyun terlalu lelah untuk melontarkan kalimat "jelas sekali dia tidak cocok dengan kehidupan ini". "Bukan hanya Doyoung yang merasakannya, ini kesalahan. Pesta semalam telah menunjukkannya kepadaku. Aku akan membawanya kembali ke London."

"Melarikan diri lagi! Menghindari tanggungjawabmu!" Raja tidak akan membiarkan ini terjadi.

"Sama sekali tidak. Aku memimpin perusahaan multimiliar-"

"Jangan mencoba membuatku terkesan dengan angka-angka. Nilainya bahkan tidak mendekati jumlah kekayaan Santina. Ini tugasmu, dan kau tidak akan menghindarinya sedetik pun lagi." Sikapnya memang kasar, tapi Raja tahu bahwa putranya dibutuhkan, tahu Jaehyun akan menjadi pengusaha yang hebat. Dan memang ada faktor kebenaran pada koran-koran, keluarga kerajaan tidak begitu dicintai seperti dulu. Raja tahu itu dan ingin putranya mengambil alih serta membantu, tapi ia tidak akan pernah mengakui itu. "Sudah terlambat untuk mengubah pikiranmu. Kau menginginkan pertunangan, kau memilih jalan itu. Sekarang kau memilih tanggal pernikahan dan tinggal di sini di Santina dengan pengantinmu atau kau pergi dan kembali ke London."

"Baik." Ternyata jadi lebih mudah daripada bayangan Jaehyun. Mereka akan pergi sore ini; ia akan tinggal di London sampai segalanya reda. Jaehyun berbalik,,siap untuk kembali ke Doyoung, menyampaikan berita itu, namun ternyata ayahnya belum selesai. Raja ingin Jaehyun tetap di sini.

Playing The Royal Game (JaeDo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang