16

1.6K 212 10
                                    

"BAGAIMANA keadaannya?" Mark, Lucas dan Yuta sedang menunggu ketika Jaehyun kembali ke istana.

"Dia baik-baik saja," sahut Jaehyun.

"Tuan Kim bertanya apakah kau bisa menelepon dan memberitahunya," kata Mark, dan Jaehyun mengangguk. "Dia ingin bicara denganmu."

"Tidak perlu." Raja mendengus. "Dia mungkin sudah di sana sekarang-dia bisa menemui gadis itu sendiri."

Jaehyun mengabaikannya. "Aku memerlukan nomor teleponnya."

"Kau tidak punya?" tanya Leeteuk. "Kau tidak meneleponnya lebih dulu ketika kau pergi untuk melamar putrinya? Bagaimana sewaktu kau berada di London?"

Ada begitu banyak kesalahan yang telah ia lakukan, amat banyak. Begitu Mark memberikan nomor yan ia butuhkan, Jaehyun beranjak menuju perpustakaan untuk bicara secara pribadi dengan calon ayah mertuanya, memejamkan mata dengan malu saat bicara kepada pria itu.

"Baik," ujar Raja ketika Jaehyun keluar. "Ayo, kita minum-tamu-tamu kita akan tiba sebentar lagi." Mereka pun minum. Ada tokoh-tokoh penting yang harus diurus, tapi Jaehyun berhenti ketika mereka menuju ruang duduk.

"Sebetul ada perubahan rencana. Aku akan keluar bersama Changmin abeoji malam ini." Ia melihat Mark tersenyum dan Yuta mengangkat alis. "Dan dengan saudara laki-laki Doyoung mengangguk ke arah Lucas, yang telah menikahi adik perempuannya, dan Yuta yang telah menikahi adik perempuan Doyoung.

"Bersama keluarga."

"Keluar?"

"Ini semacam tradisi."

"Bagi keluarga Kim mungkin..."

"Aku menikahi seorang Kim, kalau Ayah tidak menyadarinya." Jaehyun melirik adik dan teman-temannya.

"Ayo."

Doyoung terbangun, terkejut karena merasa tenang. Ia tersenyum kepada pelayan yang membawakan kopi untuknya. Kemudian ia duduk di tempat tidur dan memencet remote untuk menyalakan televisi, merasa sulit untuk percaya bahwa segala obrolan dan kegembiraan yang ditampik di layar TV adalah karena pernikahannya.

Jalan sudah ramai, rakyat Santina sangat ingin mendapat tempat terbaik untuk melihat para tamu menuju gereja, dan meskipun logika memberitahukannya ia seharusnya merasa gugup, bahkan sedih, Doyoung tidak merasakannya. Ia menolak untuk menjadi pengantin yang tersiksa.

Ia akan menikahi pria yang ia cintai hari ini.

Dan itu sesuatu yang harus dirayakan.

Ia duduk dengan mata terpejam saat makeup dan sentuhan akhir pada rambutnya diselesaikan, namun ia membuka mata ketika pintu diketuk. Kemudian para pengiringnya melangkah masuk-Taeil dan Haechan tampak mempesona, dan dua sepupu yang masih kecil dari pihak Jaehyun.

"Ayah mengalami pengar yang parah." Taeil tertawa saat berputar dalam gaun pengiringnya. "Kurasa mempelai priamu juga tidak lebih baik. Dari laporan yang kudapat, kemarin malam cukup berat."

"Jaehyun?" Doyoung mengernyit. "Dia di istana semalam..."

"Betapa sedikit yang dia ketahui!" Taeil memutar mata. "Tunanganmu, Mark, dan Yuta keluar bersama Abeoji dan yang lain."

"Tidak." Taeil menyeringai. "Mereka pergi ke kota. Sepertinya orang-orang sangat bersemangat, menyediakan Sambuca untuk pesta pernikahan."

Doyoung tertawa. Entah kenapa ia cukup yakin Taeil keliru; mungkin Jaehyun mampir karena alasan kesopanan dan entah bagaimana mereka tidak sengaja bertemu. Tapi menyenangkan untuk tertawa pagi ini, terutama ketika terdengar ketukan berikutnya di pintu dan Heejun muncul dengan mendorong gaun-gaunnya yang ditutupi berlapis-lapis kertas.

Playing The Royal Game (JaeDo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang