"Gi?"
Cowok yang dipanggil itu masih setia melempar-lemparkan bola kasti pada tembok di depannya. Menangkap dengan lihai oleh tangan kanannya. Tanpa peduli panggilan sebelumnya.
"Kita gak bisa nemuin dia."
Pergerakan cowok itu berhenti. Meremas bola kecil itu, lalu dilempar ke lantai dengan keras.
"GUE BILANG JANGAN KASIH TAU GUE KALO BELUM DAPET!!" sentak cowok itu. Wajahnya sudah memerah padam karna marah. Lawan bicaranya maju satu langkah, menatap mata merah cowok itu.
"Kita udah cari dia selama dua hari, Gi! Tapi gak ada hasil. Lagian lo kenapa sih? Merintah gak jelas tau gak!"
Cowok itu memalingkan wajahnya, mengatur napasnya yang tak teratur itu. "Gue ... nyesel. Nyesel ngasih dia pelajaran sebelum gue tau dia pulang."
Orang itu terkejut bukan main. Ini pengakuan pertama yang ia dengar.
"Gue ngerasa bersalah, San."
Orang itu mendekati Bosnya yang kini bersimpuh di lantai. Menepuk bahunya menguatkan.
"Ini bukan salah lo, kita tunggu dia muncul lagi. Paham?"
Cowok itu mengangguk. Orang itu tersenyum, sampai menciptakan lesung pipit di pipinya.
"Gue tau, lo mulai suka sama dia."
◇◇◇
Layar laptop yang menyala, cemilan berserakan, dan musik clasic mengalun di dalam kamarku. Seminggu di Singapura membuatku merasa lebih baik. Terlebih karna hasil pengobatan itu, memberiku sedikit semangat.
Kini aku masih terbaring di kasur, dengan kepala yang menggantung di sisi ranjang, sedangkan tubuhku masih terlentang. Ya, posisi gitu tau lah ;v
"Bosan."
Ya, bosan. Tugas yang menumpuk selama seminggu. Tak ada teman. Di rumah sepi. Itulah yang aku rasakan. Jalan? Aku jomblo gaiss ... jalan sama siapa?
"Ngapain ya?"
Aku bangkit dari posisi itu, mengambil satu ponselku. Menyalakan data dan membuka aplikasi Instagram. Menstalker bias tentunya. Namun tak bertahan lama, karna tetap saja terasa bosan.
Aku menghela napas dan kembali terbaring. Sekelebat cowok itu memasuki pikiranku. Ah ... aku baru ingat. Kata Angel mereka ada di sosmed.
Dengan cepat aku membuka kembali ponselku. Mencari kata Warior di kolom pencarian Instagram. Dan ... lingkaran yang terus berputar membuatku ingin melempar ponsel saja! Sampai tiba di detik ke 20, hasil pencarian tersedia. Warior Klub tertera paling atas.
"Wow!" Tanpa sadar aku bersorak. Foto profilnya saja sudah keren.
Aku mulai membuka akun itu. Melihat semua hasil jepretan yang di post. Hingga ada sebuah postingan, mereka seperti disebuah hutan. Berpoto bersama sambil memamerkan gigi mereka. Tak sengaja melihat captionnya, lalu tertera tag dari masing-masing orang.
"Ohh! Ini nama mereka satu persatu!" seruku bersemangat. Aku mulai membuka satu persatu akun mereka. Huaa ... nama mereka keren ternyata.
"Eh ... si lesung pipit." Aku langsung bangun menegak, melihat satu persatu postingan cowok itu. "Duh ... keliatan kalem deh," ujarku sambil nyengir. "Eh! Yang ini unyu banget!" Entahlah ... kenapa aku bisa alay seperti itu ;v
Kembali aku membuka satu nama akun yang tersisa dan belum aku lihat. Saat aku menekan namanya, munculah satu akun. Namanya ....
"Migi?"
Aku menekukan alis, Migi? Saat aku melihat satu postingan yang menampakan wajahnya secara jelas, dengan refleks aku melempar ponselku.
"Cowok tinggi itu!" cicitku takut.
Selang beberapa detik aku mengambil kembali ponselku yang masih menyala, masih menampilkan profil orang itu.
"Migi Prasetya?"
Ya, mulai hari ini aku tau semua nama mereka. Warior terdiri dari sepuluh orang. Dan leader dari mereka, Migi Prasetya. Tapi satu nama yang membekas di ingatanku.
"Sanji Binta Arguna."
◇◇◇
hoho, update tengah malam, batre limit kuota limit, so, voment gengs ehe :))
To be continue 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Fira Florin
Teen Fiction(Nulis pas jaman jamet, harap maklum). "Jika cintamu bak hujan, maka dengan senang hati aku memakai payung untuk melindungi diriku. Namun saat melihat orang lain menikmati hujanmu, aku pun ingin merasakannya." -Fira Florin. "Kau paling unik, ket...