"Huaa! Akhirnya lo sekolah juga," teriak Manda menggema di kelas. Semua murid hanya tersenyum menatap ke arah kami. Pengertian sekali.
"Kangen ya?" tanyaku sambil terkekeh.
"Kata siapa? Gue nunggu oleh-oleh lo."
Si kampang, auto ganti sahabat ini! -_-
"Kagak, bencanda ih. Kangen dong." Manda memeluk tubuhku begitu erat. Angel? Dia masih belum datang.
"Cerita dong selama di sana!" seru Manda semangat. Aku hanya menggeleng pasrah, anak ini terlalu aktif.
"Nanti, kalo Angel udah sampe. Biar gak dua kali dong ceritanya."
"Ish ... mana sih tu anak?" Manda celingukan menatap ke arah pintu. Apakah sesemangat itu? Haduh Manda.
"Tuh! Tuh Angel!" tunjuk Manda antusias. Dia langsung berdiri, menarik tangan Angel yang berjalan sambil menguap.
"Apaan sih lo? Ngantuk gue." Begitu gerutu Angel selama penarikan tangan itu terjadi.
"Lo gak kangen dia? Kemarin aja lo ngerengek mulu minta nyusul!"
Manda berhenti di depan mejaku bersama Angel. Angel masih dengan mata lima watt itu. Sepertinya benar-benar mengantuk.
Angel nampak mengucek matanya berkali-kali.
"Man, gue masih mimpi yah? Kok ada Fira sih di sini?" tanyanya polos. Manda mendengkus keras lalu menampol kepala Angel.
"Bangun, toge! Ini beneran Fira Florin!"
Angel menatap kembali ke arahku. Tak lama kemudian, mata lima watt itu melebar kaget.
"FIRA! HUAA!"
Dan silahkan tebak, bagaimana kejadian selanjutnya. Adegan peluk-pelukan erat sampai cerita panjang lebar. Satu lagi, pemintaan oleh-oleh.
◇◇◇
"Sekarang giliran gue yang jaga meja, ya?" pinta Angel. Dia memasang pupy eyesnya itu. Manda hanya menggeleng, sementara aku terkekeh pelan.
"Sekarang Fira dulu, gimana? Dia baru sekolah hari ini," usul Manda.
"Eh, gak pa-pa. Aku bisa kok, mau apa, Ngel?"
Angel berbinar senang. "Mau es jeruk sama ketoprak!" serunya.
"Ya udah, gue yang beli makanan lo yang beli es, ok?"
Aku mengangguk setuju. Seperti biasa, aku memesan pada Mang Jarwo, setelah itu kembali ke bangku, duduk bersama Angel.
"Fir?"
"Hm." Aku yang sedang memainkan ponsel menatap Angel. "Kenapa, Ngel?"
Angel mencondongkan wajahnya ke arah ku, menyuruh mendekat.
"Selama seminggu ini, salah satu anggota Warior sering berjaga di deket kelas kita. Bergantian gitu dari pagi sampe sore."
"Hah? Ngapain?"
Angel semakin menyuruhku mendekat, dia berniat membisikan.
"Dia nyari lo."
Seuntai kalimat itu membuatku tertegun. Mencariku? Untuk apa?
"Tau dari mana?" tanyaku masih tak percaya.
"Eun, sebenernya ada yang nanyain ke gue. Cuman, gue gak kasih tau kalo lo ke Singapura, tapi ngasih tau kalo lo gak sekolah. Itu aja."
"Tapi, ngapain mereka tanyain tentang aku?"
"Gue juga gak tau."
"Kuy! Makanan datang!" seru Manda, dia diikuti dua orang dari belakang. Oh, Rangga dan satunya lagi seperti pedagang.
"Nih, buat lo." Rangga meletakan sepiring nasi goreng di depanku.
"Thanks, Rang."
"Panggil Rang lagi gue ambil piringnya."
Aku mempout bibir kesal. "Ish ... iya maaf!"
Kami mulai makan, dan kadang Rangga tertawa karna celotehanku, lagi. Namun saat dia tertawa, aku seperti melihat kebiru-biruan di daerah pelipisnya.
"Langga?"
Rangga menghentikan tawanya. "Kenapa, Fir?"
"Pelipis kamu, kamu berantem?"
Dia terdiam, menatap mangkuk baksonya lalu tersenyum. "Biasa Fir, cowok 'kan suka gini."
"Oh, tapi jangan berantem meski kamu cowok, bisa?"
"Kenapa?"
"Aku gak suka."
Setelah percakapan itu, tak ada lagi yang angkat suara. Bahkan Rangga pun diam tak menjawab permintaanku.
"Fir?"
Aku yang sudah siap beranjak berdiri, kembali duduk. Menantikan Rangga kembali berbicara. Aneh, Angel dan Manda tampak gugup.
"Gue juga gak suka berantem, tapi ini demi lo."
◇◇◇
Tobe continue 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Fira Florin
Teen Fiction(Nulis pas jaman jamet, harap maklum). "Jika cintamu bak hujan, maka dengan senang hati aku memakai payung untuk melindungi diriku. Namun saat melihat orang lain menikmati hujanmu, aku pun ingin merasakannya." -Fira Florin. "Kau paling unik, ket...