PART 36

13.7K 623 34
                                        

Cahaya lampu yang begitu terang sangat silau dimata Sara.
Perlahan gadis ini membuka matanya dengan sangat hati-hati.

Sudah berapa lama aku disini?
Gadis ini masih terus melihat lurus kearah pintu.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok kedua kakaknya. Mereka menghampiri sara.

"Bagaimana keadaan kamu,hem?" tanya Jovian yang berdiri menatap adiknya ini.

Sara hanya bisa menatap keatas dengan tatapan sendu. Gadis ini masih dalam kondisi lemah.

"Pasien belum dapat diajak berinteraksi yang lebih,sebab pasien masih baru sadar," jelas seorang perawat yang menjaga ruangan ICU itu.

"Lekas sembuh. Maafkan kakak ra," lirih William sambil menggenggam tangan gadis itu.

Sara membuang pandangannya dari wajah William dan menatap pintu.
Pintu terbuka,dan masuklah orang yang paling setia mendampinginya selama satu bulan ini.

"Lo sudah sadar ra? Gue senang banget!" girang Samuel.

Sara hanya bisa tersenyum simpul menatap Samuel.

"Lebih mendingan ra?" tanya Samuel.

Sara kembali tersenyum simpul.

"Satu bulan ra," bisik Samuel pada Sara. "Lo kuat banget," lanjutnya.

"Lo gak kangen gue ra?" tanya Samuel.

Sara tersenyum dan tak sadar,air matanya mengalir di pipinya.

"Jangan nangis ra," lirih Samuel sambil menghapus air mata gadis ini.

Sara merasakan kasih sayang dan perhatian yang sangat tulus dari Samuel.

"Lekas sembuh ra, gue juga harus jaga Vera. Dia belum sadar ra," ucap Samuel lirih.

Sara mengerutkan dahi , menandakan gadis ini sedang kebingungan.

"Dia koma ra. Sebelum lo juga koma, dia pengen lo mendampingi dia waktu operasi kemarin. Namun, karena lo juga ada dirumah sakit,lo gak bisa temani dia," ujar Samuel.

Sara kembali menangis.

"Operasi nya memang gagal ra. Tapi,pihak rumah sakit sudah menyiapkan alat yang lebih canggih untuk kesembuhan vera," jelasnya. "Kita hanya tinggal menunggu vera sadar," lanjutnya.

William dan Jovian merasa sedikit tidak suka dengan kedekatan Samuel dengan adik mereka. Mereka tahu ini salah mereka,wajar saja jika Sara tidak menyukai mereka.

Secara tiba-tiba,Sara memegang tangan Samuel dan menyuruhnya untuk mendekat.

"Reyhan dimana?" tanya Sara dengan suara setengah kedengaran.

Samuel bingung harus mengatakan apa lagi. Gadis ini masih saja memikirkan orang yang mencampakkan dan meninggalkan dirinya.

"Kemarin dia jenguk lo ra, tapi gue gak tahu dimana dia sekarang," lirih Samuel.

"Kita keluar dulu ya," ujar Jovian. "Lekas sembuh ra," lanjutnya sambil mencium kening Sara.

Sara hanya bisa diam menutup mata nya dan kembali menangis.

"Jangan banyak bicara!" larang William pada Sara. "Gue gak mau tahu. Besok,lo harus sembuh," sambungnya sambil mencium kening sara,lalu mengelus rambut Sara.

Sara kembali memejamkan matanya.
Suara pintu dibuka kembali terdengar oleh Sara.

"Hai," sapa Papa yang baru saja datang bersama Mama.

Sara diam,tidak memberikan respon apapun pada Papanya ini. Namun,matanya masih menatap Papanya dengan sendu.

"Jangan marah sama Papa ra," ucap Papa. "Papa menyesal telah memperlakukan kamu secara tidak baik dan adil selama ini," lanjutnya.

SARAVERA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang