Disinilah Sara berada sekarang.
Diruangan berbau obat-obatan,menggunakan pakaian khusus pasien rumah sakit.
Yang hanya bisa dia lakukan hanyalah memanjatkan doa kelada yang maha kuasa agar dia dikuatkan.Saat ini Sara sedang berada diruangan operasi.
Sara akan melakukan operasi untuk memberikan salah satu ginjalnya untuk Vera,adiknya.
Sara berharap agar operasinya berjalan dengan lancar.Sara sangat yakin akan keputusannya saat ini, dan dia berjanji tidak akan menyesal.
"Kamu sudah siap Sara?" tanya dokter Diana.
"Sudah" jawab Sara sambil memejamkan matanya.
Kemudian,dokter diana menyuntik Sara menggunakan obat bius agar Sara tidak merasa kesakitan ketika di operasi.Setelah discaning,Sara memiliki banyak penyakit dalam tubuhnya.
Penyakit jantung,paru-paru basah,sakit kepala yang terus menyerang yang diakibatkan dari amnesia nya.
Sehingga membuat dokter sedikit kesulitan dalam proses pengoperasian. Tapi,untungnya penyakit tersebut tidak mempengaruhi ginjal Sara.Operasi pun berjalan dengan lancar.
Untuk sementara ini,Sara berada dalam pengaruh obat bius.
Dokter diana pun menyuruh suster untuk mengeprint penyakit yang diagnosia SaraSara juga sudah dipindahkan ke ruang rawat. "Semoga kamu tetap tegar,tante tahu kamu pasti kuat" seru dokter Diana sambil mencium dahi Sara.
Dokter Diana menangis akan penderitaan gadis ini.
Sudah banyak masalah yang sedang Sara hadapi,ditambah lagi dengan keluarga yang tidak memperdulikannya,dan juga penyakit-penyakit yang dideritanya.Tidak adil rasanya,bahkan gadis ini rela memberikan satu ginjalnya untuk adiknya.
Dan dokter diana sangat merasa kecewa pada Reyhan keponakannya karena sudah menyia-nyiakan gadis baik hati ini.Mengapa takdir gadis ini selalu menyedihkan? Sudah kehilangan Reymond,sekarang Sara kehilangan Reyhan lagi.
Dipandangi dokter diana wajah damai dan pucat Sara. Gadis ini tampak lelah akan penderitaan nya selama ini. Dokter diana yakin,bahwa setegar apapun seorang gadis akan menangis jika diperlakukan tidak adil.
Seorang pun dari keluarga Sara tidak ada yang mencari Sara. Padahal sudah semalaman Sara tidak pulang kerumah,namun tidak ada yang merasa kehilangan Sara. Bahkan mereka hanya terfokus pada kesehatan dan keadaan Vera.
Ditempat lain, Vera merasa heran
Kenapa Sara tidak menjenguknya?biasanya Sara datang menjenguk dirinya. Namun hari ini tidak.
"Kemana Sara?" tanya Vera dalam hati.Karena merasa penasaran,Vera pun bertanya pada Reyhan yang berada diruangan nya. "Rey,tadi Sara ada datang ?" tanya nya.
"Enggak" jawab Reyhan yang juga merasa kecarian.
"Kok dia gak jengukin gue sih?" tanya Vera pada Reyhan.
"Mungkin dia lagi sibuk,mungkin" jawab Reyhan ragu-ragu.
"Gak biasanya dia kayak begini" jawab Vera pelan.
"Udah jangan dipikirin Ver.." seru Reyhan.
"Hem.."
Reyhan juga khawatir pada Sara. Kemana Sara pergi?dimana sekarang dia berada?apakah dia sudah makan?
Pikiran Reyhan berkecamuk kemana-mana."Lo istirahat dulu ya,gue keluar sebentar" ujar Reyhan sambil menyelimuti Vera.
"Iya,jangan lama ya" balas Vera.
"Iya" jawab Reyhan sambil berjalan keluar ruangan.
***
Reyhan berjalan melewati koridor-koridor rumah sakit ini.
Reyhan sudah mencheck keadaan Sara di Halte dekat rumah sakit,taman rumah sakit.
Sampai akhirnya Reyhan menelepon Jovian dan menanyakan dimana keberadaan Sara."Halo kak" sapa Reyhan pada Jovian melalui telepon.
"Ada apa rey?" balas Jovian.
"Sara ada dirumah?" tanya Reyhan .
"Enggak,udah dua hari dia gak balik ke rumah. Sara nginap di rumah sakit,rey?" tanya Jovian.
"Enggak,udah dua hari dia gak jenguk Vera" balas Reyhan.
"terus Dia dimana sekarang?" tanya Jovian.
"Nah, itu gue yang gak tau" jawab Reyhan.
"Nih anak nyusahin orang doang kerjanya" gumam Jovian yang masih didengar oleh Reyhan.
"Yaudah rey,lo fokus jagain Vera aja,biar gue yang ngurus tuh anak" seru Jovian.
"Iya kak" jawab Reyhan sambil memutuskan sambungan telepon.
Reyhan punya sampai frustasi mencari Sara.
Lalu Reyhan teringat bahwa Sara memiliki sahabat. Mungkin saja Sara menginap dirumah sahabatnya itu."Halo" seru Sonya.
"Son. Sara ada dirumah lo?" tanya Reyhan.
"Sara? Gue lagi disekolah Han.
Udah dua hari Sara gak masuk sekolah. Sebenarnya gue tadi juga mau telepon lo,nanya keberadaan Sara"
balas Sonya."Sara juga gak balik kerumah,dua hari belakangan ini." seru Reyhan.
"Astaga. Udah dulu ya Rey,Bu Tina udah datang" ujar Sonya.
"Iya. Makasih son" balas Reyhan lalu memutuskan sambungan telepon.
Pikiran negatif pun sudah memenuhi pikiran Reyhan.Sampai akhirnya Reyhan merasakan kepalanya seperti ingin pecah sekarang juga.
Di lain tempat. Sara mulai menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.Dilihatnya tangan yang terinfus. Dan Sara merasakan sakit yang sangat dalam dibagian dalam perutnya.
Lalu seorang suster masuk kedalam ruangan Sara. "Hai Sara. Bagaimana keadaanmu? Sudah mulai membaik?" tanya suster itu.
"Aw.." ringis Sara ketika berusaha duduk.Namun yang dia rasakan adalah nyeri dibagian perutnya.
"Kamu belum bisa bergerak terlalu banyak, nanti jahitan diperutmu bisa terbuka dan itu sangat menyakitkan" seru suster itu.
"Sampai kapan saya seperti ini?" tanya Sara pada suster itu.
"Sampai kamu benar-benar pulih.
Kira-kira seminggu lagi kamu sudah bisa pulang" ujar suster itu."Seminggu?" tanya Sara.
"Iya,sekitar seperti itulah" jawab suster itu.
"Tidak bisa lebih cepat lagi?" tanya Sara.
"Bisa saja jika kamu mau makan banyak dan minum obat secara teratur" balas suster itu.
"Baiklah Sara,saatnya kamu makan.
Dan ada satu peringatan untuk mu" seru suster itu."Apa?" tanya Sara penasaran.
"Jangan mengkonsumsi obat-obatan dengan sembarangan. Apalagi tanpa dosis dan suruhan dari dokter diana"
Ujar suster itu."Kenapa?" tanya Sara penasaran.
"Seorang yang hanya memiliki satu ginjal tidak diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan yang seharusnya tidak dikonsumsi.
Dan itu akan membuat ginjal kamu semakin rusak dan sakit." seru suster itu."Berolahraga lah yang cukup,makan teratur,jangan mengonsumsi obat-obatan,jangan kelelahan." lanjutnya.
"Baiklah" jawab Sara seadanya.
"Kalau begitu saya permisi dahulu,jangan lupa makan" ujar suster itu.
Sara pun langsung memakan makanannya,walaupun sebenarnya dia tidak nafsu makan.
Namun apa daya Sara yang hanya bisa pasrah akan keputusannya ini.
Demi adiknya,Vera.

KAMU SEDANG MEMBACA
SARAVERA [COMPLETED]
Teen FictionSara terlalu kuat untuk remaja seusia nya. Selalu serba salah? Saudara yang tak acuh? Dianggap sebagai pembawa sial? Percayalah! Sara tidak menginginkan itu semua. Sara pikir penderitaan nya hanya sampai disitu saja. Bahkan lelaki yang di cintai ny...