PART 35

13.6K 607 40
                                        

Jangan lupa vote dan coment.
Selamat membaca.

Sudah lebih satu bulan Samuel tetap setia mendampingi Sara. Setiap kali Reyhan akan menemui Sara, Samuel tidak mau membiarkan gadis ini berada dalam satu ruangan dengan Reyhan,laki-laki yang menyia-nyiakan dirinya.

"Satu bulan lo selalu menghalangi gue untuk bicara dengan Sara. Dan untuk saat ini gue mau lo biarkan gue bicara didepan dia walaupun dia gak akan mendengarnya" ucap Reyhan berusaha membujuk Samuel untuk mengijinkannya berbicara berdua pada Sara.

"Nyesel?" tanya Samuel tersenyum sinis.

"Iya" balas Reyhan.

"Dengar baik-baik," ujar Samuel. "Sara akan menjadi milik gue karena gue yang pertama kali mengenal Sara dibandingkan dengan lo dan Reymond!" lanjut Samuel dengan tegas.

"Dia masih menjadi milik gue. Karena sampai saat ini belum ada kata putus yang terucap dari bibir Sara maupun gue!" sergah Reyhan.

"Dengan perilaku lo yang mengatakan bahwa kalian tidak ada hubungan apapun didepan Sara dan Vera. Apa itu kurang jelas untuk membuktikan bahwa lo tidak menganggap gadis ini sebagai kekasih lo!" sindir Samuel.

"Itu dalam keadaan terpaksa Sam. Gue juga gak mau Sara sakit hati karena permasalahan itu" ungkap Reyhan.

"Gue beri waktu sepuluh menit" tutur Samuel.

"Hem..." jawab Reyhan.

Samuel pun berjalan meninggakkan Sara dan Reyhan.
Samuel bergegas menuju kantin rumah sakit ini. Sedari tadi perutnya berbunyi minta diisi.

"Maaf in gue ra." ungkap Reyhan dengan tangan sebelah kanan tang menggenggam tangan Sara dan tangan sebelah kiri mengusap wajah Sara

"Maafin gue yang selama ini buat lo sedih. Gue tahu gue gak tepat untuk lo" ujar Reyhan sambil mencium tangan Sara yang dugenggam erat oleh tangannya.

"Lo gak capek tidur ra? Udah satu bulan lo tidur. Vera juga belum sadar" ujar Reyhan.

"Ikatan batin kalian kuat banget ra. Sampai kalian berdua sama-sama koma dalam waktu yang sama" cetus Reyhan.

"Lo gak sedih melihat Mama lo yang depresi ra? Papa lo juga hanya diam seperti tidak ada kehidupan. William terlalu frustasi menerima semua ini sampai dia selalu keluar masuk club setiap malam. Perusahaan papa lo juga sedang dilanda banyak masalah. Jovian tidak memperbaiki masalah itu" ungkap Reyhan sambil menyelipkan anak rambut Sara kebelakang telinga Sara.

"Semua orang menyesali perbuatan mereka ra. Lo bangun dong ra." Reyhan memeluk Sara dari samping.

"Satu bulan itu kayak satu tahun ra" ujar Reyhan . "Lo bangun ya ra. Gue pulang dulu,udah lebih sepuluh menit gue disini." lanjutnya.

"Cepat sadar ya ra" ucap Reyhan dengan sangat tulus. "Gue kangen lo. Gue juga nyesel ra" lanjutnya.

Reyhan pun mengecup kening Sara dan berlalu pergi. Setelah kepergian Reyhan, Sara mengeluarkan air mata.
Sara memang tidak bisa membalas perkataan Reyhan, tetapi dia merespon dengan tangisan. Sara mendengar setiap kata yang Reyhan ucapkan.

Sampai Samuel kembali datang dari kantin. Samuel melihat air mata yang masih keluar dari mata Sara.

"Ra.." panggil Samuel. "Gue tahu kalau lo bisa dengar perkataan gue ra.." lanjutnya dengan tangan yang menggenggam erat kedua tangan Sara yang lemah.

"Please banget ra...lo bangun" ungkap Samuel.

"Maaf ra...karena gue,lo jadi seperti ini. Kalau aja gue gak ngancam lo dengan perkataan gue tadi. Mungkin aja lo gak bakalan kayak gini ra.." sesal Samuel.

SARAVERA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang