Ruangan ini begitu gelap. Hanya sedikit cahaya matahari yang masuk melalui jendela ruangan ini. Bahkan Sara mengira bahwa hari masih saja malam. Nyatanya,hari sudah siang.
Setelah kejadian semalam,mereka semua kembali meminta maaf pada Sara.
Malam ini hanya reyhan yang tidak tidur dirumah sakit ini.Katanya,dia mau pergi ke suatu tempat.
"Bagaimana tidur kamu?nyenyak?" tanya Mama.
"Iya ma" jawab Sara sambil berusaha mengambil air minum diatas nakas.
"Nih" kata Mama sambil memberikan gelas yang berisi air itu pada Sara.
"Makasih ma" ujar Sara berterimakasih.
Mama tersenyum, "Mama ke kantin dulu ya,mau beli sarapan buat mereka" pamit Mama
"Iya ma"
"Kalau kamu butuh sesuatu,kamu bangunkan mereka aja" suruh Mama.
"Sip ma"
Sara mengambil handphonenya dan membuka aplikasi instagram di handphone nya.
Banyak notifikasi yang ditampilkan selama satu bulan belakangan ini.
"Wagelaseh" umpat Sara melihat banyak sekali notifikasi dan chat dari orang-orang.
Tanpa mau memusingkan hal itu,sara kembali mematikan handphonenya itu."Kamu kenapa?" tanya papa yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Gak ada apa" jawabnya.
"Mama mana?" tanya Papa.
"Ke kantin" jawab Sara.
"Kenapa kamu belum makan?" tanya Papa yang melihat mangkuk bubur yang masih berisi diatas nakas.
"Belum lapar pa" ujar Sara menatap dinding ruangan ini.
"Kamu harus makan,walaupun kamu belum lapar"
"Iya pa" jawab Sara sambil mengambil mangkuk bubur itu.
"Sini,biar kakak aja yang nyuapin kamu" sergah William.
Sara hanya melihat William yang sedang mengaduk bubur itu.
"Nih.." ujar William sambil menyuapkan sesendok bubur pada Sara.
Tidak dapat menolak suapan itu,sara membuka mulutnya agar bubur itu masuk kedalam mulutnya.
"Harus habis" seru William yang melihat sara akan menolak suapan itu.
"Biar cepet sembuh sara" ujar Vera yang baru saja bangun dan langsung melihat pemandangan yang disuguhkan oleh kedua kakaknya ini.
"Iya,habiskan makanan kamu" suruh Jovian yang duduk disamping vera.
"Mama sama papa mana?" tanya Jovian yang tidak tahu untuk siapa.
"Gak tahu" balas Vera.
"Mama ke kantin,papa nyusul mama ke kantin" jawab William yang masih terus menyuapi Sara.
"Teman sara pulang kak?" tanya Vera.
"Iya,disuruh pulang sama orangtua mereka" jawab Jovian.
"Selamat pagi Sara" sapa seorang dokter yang menangani sara.
Sara tersenyum simpul.
"Melihat perkembangan kamu,sepertinya hari ini kamu sudah bisa dipindahkan ke ruangan" ujar dokter itu membuat mereka semua merasa senang.
Dokter itu memeriksa kondisi tubuh Sara dan berkata, "jaga pola makan,banyak minum air,rajin berolahraga tapi tidak membuat kamu kelemahan. Dan ini yang paling penting" ujar dokter itu misterius.
"Jangan main hujan" sambung dokter itu."Iya dok" ujar sara menunduk.
"Kondisi kamu sudah lebih membaik. Jaga kesehatan ya?" dokter itu kembali mengelus rambut Sara.
"Iya dok,makasih" balas Sara.
"Iya sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu ya?" dokter itu pamit.
"Iya dok" jawab Sara.
"Kenapa kamu begitu sangat dekat dengan dokter itu?" tanya William.
"Dokter itu baik,dia yang menangani aku selama satu bulan ini bersama dengan dokter diana juga" jelas Sara.
Mereka semua hanya ber oh riah .
"Ini minum dulu,habis itu minum obat" ujar William sambil memberikan air minum pada sara.
"Iya" jawab sara lirih usai meminum teh.
"Ini obatnya"
Sara pun memakan obat itu.
"Kamu istirahat aja,sebentar lagi kamu akan dipindahkan keruangan" suruh William sambil menyelimuti adik nya itu.
Pintu kembali dibuka,dan munculah mama dan papa mereka.
"Ini mama bawa sarapan,kalian makan dulu." ujar mama sambil memberikan plastik yang berisikan makanan itu pada vera. "Samuel belum bangun?" tanya Mama."Belum ma,mungkin kecapekan" jawab Jovian.
"Bangunin,gih" suruh Mama
"Iya ma" balas Vera.
"Aku mau pulang ma" ujar Sara.
"Kamu belum bisa pulang sara" jelas Mama.
"Aku gak betah disini" rengek sara.
"Reymond mana?" tanya Sara misterius.
"Reymond udah gak ada ra" balas papa.
"Reymond masih ada!" bantah sara
"Dia udah meninggal ra" ungkap William.
"Enggak. Kemarin,waktu sara mau pingsan dikamar mandi,sara lihat reymond dekatin sara" ungkapnya.
"Reymond udah gak ada ra" sergah Samuel yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Dan sekarang ini yang jadi pacar lo adalah reyhan,bukan reymond" jelas William.
"Reyhan mana?" tanya Sara.
"Dia mau ketemu sama reymond," ujar Samuel. "Di kuburan Raymond" lanjutnya.
"Aku pulang ya?" pinta Sara.
"Belum saatnya ra" ucap Papa.
"Aku mau minta satu permintaan,dan aku harap kalian kabulkan" ujar Sara.
"Permintaan?apa?" tanya Papa.
"Sara mau pulang" tegas Sara.
"Enggak bisa" sergah Papa.
"Kenapa?sara hanya mau pulang,bukan mau mati" lirih Sara.
"Tetap aja gak boleh" seru William.
Yang lain hanya bisa menonton perbuatan sara. Sara sangat bersikap aneh hari ini.
"Sara mohon" pinta Sara.
"Yasudah,kita tanya dokter terlebih dulu" pasrah Mama.
"Ma?" tanya Papa meminta penjelasan. Mengapa mama memberikan sara ijin untuk pulang.
"Gak apa-apa pa,kasihan sara" jelas Mama.
"Papa tanya dokter gih" suruh mama.
"Selamat siang" sapa dokter yang datang bersama dua orang perawat.
"Nah,ini dokternya sudah datang" seru Mama.
"Iya" jawab dokter itu sambil tersenyum.
"Bagaimana kondisi kamu sara?" tanya Dokter itu.
"Baik" jawab Sara.
"Baiklah,kamu sudah bisa dipindahkan ke ruangan" tutur dokter itu.
"Sara mau pulang aja dok" pinta Sara.
"Kamu sudah lebih membaik?" tantangan dokter itu memastikan.
Sara menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah boleh pulang." ujar dokter itu. "Tapi ingat,jangan kelelahan" lanjutnya.
"Makasih dok" girang Sara.
"Iya sama-sama" balas dokter itu sambil mengelus rambut Sara.

KAMU SEDANG MEMBACA
SARAVERA [COMPLETED]
Teen FictionSara terlalu kuat untuk remaja seusia nya. Selalu serba salah? Saudara yang tak acuh? Dianggap sebagai pembawa sial? Percayalah! Sara tidak menginginkan itu semua. Sara pikir penderitaan nya hanya sampai disitu saja. Bahkan lelaki yang di cintai ny...