Chapter 8

2.1K 119 0
                                    

Motor Gema terparkir di depan rumah Anita yang besar,ia menunggu Anita turun namun gadis itu sama sekali tidak begerak dengan tangan masih melingkar di perut Gema.

"Ta,udah sampe." ujar Gema mengusap lengan anita di perutnya.

Anita langsung mendongkak melepaskan lengannya dari perut Gema lalu segera turun dari motor Gema.

"Makasih Gem." ucap Anita hendak beranjak masuk namun Gema segera menahan Lengan Anita membuat Anita berbalik.

"Lo kenapa?" tanya Gema merasa ada yang aneh dengan Anita.

Anita menggeleng lalu tersenyum. "Gue gapapa." jawabnya

"Yakin? Terus Kenapa tadi lo duduk di trotoar?" tanyanya lagi

"Pengen aja." jawab Anita.

"Yaudah sana masuk udah malem,langsung tidur lo kalo ada apa apa hubungin gue." ucap Gema memperingatkan.

Anita mengangguk lalu tersenyum ia segera memasuki rumahnya tersebut.

"Gue baru liat tu cewek senyum kek tadi." gumam Gema saat Anita sudah memasuki rumahnya.

****

Gema terusik dari tidurnya saat mendengar suara gedoran pintu yang keras,Cowok itu berdecak menutupi wajahnya dengan bantal namun gedoran semakin keras membuat Gema kesal.

"BERISIK WOI AH!" Teriak Gema didalam kamar.

"BANGUN BANG ADA YANG NYARIIN!" Teriak Gisa adik perempuan Gema yang sekarang duduk di kelas 10 SMA. Gisa tidak satu sekolahan dengan Gema Cewek itu di sekolah di internasional high school berbeda dengan Gema yang bersekolah di sekolahan milik ayahnya.

Kepintaran Gisa lebih daripada Gema cewek itu mempunyai IQ yang tinggi berbeda dengan Gema entah lah semua anggota keluarga Gema memang pintar.

"SIAPA CEWEK APA COWOK? KALO COWOK LO SURUH BALIK DAH." Balas Gema.

"CEWEK KAYAKNYA,UDAH CEPET KELUAR BANG."

"IYA IYA BERISIK LU BOCAH." Gema akhirnya bangun dari tidur nya ia pergi ke tolilet untuk mencuci mukanya setelah selsai ia langsung turun kebawah dan menemukan kedua orang tuanya dan Gisa yang tengah duduk di meja makan.

"Mana katanya ada yang nyariin?!" tanya Gema

"Halah giliran urusan cewek aja lu bangun." jawab Gisa

"Jadi lo boongin gue?"

"Ya bisa jadi."

"Sialan." umpat Gema.

"Hush! Gak boleh gitu sama adik kamu gema." ujar Dinar Mami--Gema.

"Dia yang mulai mi,boongin Gema." Gema menunjuk gisa yang duduk di hadapannya.

"Mami yang suruh gisa bangunin kamu,udah cepet sarapan dulu." suruh Dinar

Gema memutar bola mata malas,sedangkan Gisa Cewek itu tersenyum puas.

Sedangkan disisi lain,Anita masih bergulat di atas kasur Cewek itu enggan untuk bangun meskipun matahari sudah menampakan dirinya Anita masih terlelap dalam tidurnya hingga akhirnya jam beker di atas nakasnya berbunyi nyaring membuat tidur Anita terusik ia mengambil jam beker di atas nakasnya membantingnya ke lantai sampai jam tersebut mati.

Beberapa detik kemudian Anita tersadar melihat jam dinding yang terpangpang di hadapannya dan saat itu juga Anita langsung mengacir pergi ke toilet untuk mandi.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu ditoilet Anita sudah memakai pakaian lengkap cewek itu membiarkan rambutnya tergerai begitu saja.ia mengambil tas kecil dikasurnya lalu setelah itu pergi keluar,hari minggu ini Anita ada pekerjaan di cafe miliknya yaitu mengurus keuangan karena ini sudah berada di tanggal tua Anita harus segera mengurus keuangan untuk menggaji para pegawainya.urusan uang Anita tidak bisa mempercayakan pada orang lain ia memilih untuk mengurusnya sendiri.

GEMTA [SELSAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang