"ASTAGA ASTAGA TA MUKA LO KENAPA?!" Teriakan Stella memenuhi UKS membuat Anita yang mendengar nya langsung menutup telinga.
"Suara lo bikin kuping gue sakit woi!" ujar Anita.
"Yallah itu muka udah kayak apa aja! Lo kenapa sih hah?!" tanya Stella menyentuh luka di pelipis Anita.
"Ehh anjir sakit woi jangan dipegang elah!" Anita menjauhkan wajahnya.
"Sori,muka lo udah kayak apa aja anjir.ya nggak Jeng?" Stella menyikut lengan Ajeng di sampingnya.
"Hah--apa?" Ajeng tersadar dari lamunannya.
"Yaelah nggak kagak jadi." ucap Stella.
"Tuhh kan kamu kebiasaan kalo ngomong suka nggak diterusin." jawab Ajeng kesal.
"Awwshh--" tiba tiba saja Anita meringis memegangi sudut bibirnya.
"Eh eh kenapa?" tanya Stella panik.
"Sakit njirr,La tolongin gue lo ke piket sekarang bawain surat izin gue mau pulang nggak bener kalo gue ikut belajar muka gue jelek parah." jawab Anita.
"Emang lo udah jelek kali." Stella terkehkeh membuat Anita refleks mencubit lengan Stella.
"Ah bangke sakit ngapain sih main cubit aja lo." stella meringis memegangi lengannya.
"Cepet deh,jeng lo juga sana temenin stella." suruh Anita,Ajeng hanya mengangguk lalu mereka pun berlalu keluar UKS.
Sepeninggalnya mereka Anita memilih baringan sesekali meringis seketika ia tertawa kecil mengingat tadi pagi dirinya yang sangat brutal.
Tidak lama kemudian pintu UKS terbuka,Anita hanya diam saja mengira itu adalah stella dan ajeng namun saat seseorang membukaan gorden berwarna putih yang menutupi brankar Anita langsung menoleh mendapatkan Gema yang tengah menggendong Citra ala bridal style terlihat wajah cewek itu yang pucat dan Gema yang khawatir.
Melihat itu bukannya Anita menyingkir cewek itu malam menatap datar gema dihadapannya yang tengah menggendong citra.
Dalam hati anita berdecih,halah drama banget nih cewek.
"Ngapain lo?" tanya Anita jutek.
"Minggir!" bukannya menjawab Gema malah mengusirnya.
"Dih siapa lo seenaknya nyuruh gue minggir,nggak liat gue juga lagi sakit?
"Dia pingsan! Lo cuma luka!" bentak gema kesal.
"Biasa aja kali,gausah NGEGAS! gue juga bisa!" dengan terpaksa Anita turun dari brankar membiarkan Gema menidurkan Citra.
Setelah menidurkan Citra gema memlih duduk dikursi yang berhadapan dengan Anita sambil menunggu citra sadar.
"Segitu marah nya lo sama gue Gem sampai lo nggak peduli sama gue lagi?" ucap Anita memecah keheningan.
Gema diam ia tidak menoleh memilih fokus pada ponselnya.
"Gue tau gue salah,tapi apa lo berhak bersikap seenaknya sama gue? Lo nggak pernah tau apa yang gue alamin." ucap Anita entah sejak kapan Cewek itu kini mengeluarkan unek uneknya pada Gema.
"Lo sayang nggak sih sama gue?" tanya Anita namun tak kunjung mendapatkan respon dari Gema.
"Gem asal lo tau kejadian itu nggak seperti yang lo ki--" ucapan Anita tiba tiba saja terpotong saat melihat Gema memilih masuk kedalam duduk di samping brankar Citra.
Anita menghela nafas pasarah,ia menyadarkan punggungnya dikursi memejamkan matanya sejenak mencoba rilex agar tidak emosi,sekujur badannya masih terasa sakit apalagi area wajahnya.
Ia menghembuskan nafas kasar,memilih berdiri dari duduknya hendak berjalan keluar Gema mengintip ada rasa khawatir yang menyelimuti hatinya saat melihat Anita seperti itu ia ingin sekali kembali seperti biasa dengan Anita namun ia selalu dikalahkan oleh egonya dan rasa gengsinya ia juga kemarin kemarin digosipin karena pacaran dengan Anita yang sekarang dimana Anita terlihat buruk dimata orang orang.
******
Morgan bersiul saat melihat Stella berjalan didepannya bersama ajeng,ia tengah duduk di depan kelasnya bersama Satria.mendengar Morgan yang bersiul sambil menggodanya stella terus lurus tidak menoleh pada morgan.
"Cuek bener dah oii!" teriak Morgan,Stella terus lurus tanpa menoleh,membuat satria disamping nya tertawa terbahak bahak.
"Rasain lo,genit bener dah jadi cowok.baru tadi pagi lo nembak adik kelas eh ditolak." Satria kembali tertawa mengingat kejadian tadi pagi saat Morgan menembak adik kelas yang sudah lama ia taksir namun Morgan ditolak dengan alasan tidak mau dulu pacaran.
"Malang bener dah nasib lo." ejek Satria.
"Diem lo ah! Gue gini gini juga ada usaha kali! Emangnya lo dih jadi cowok gengsinya udah kek Cewek aja lo!" ucap morgan tidak mau kalah.
"Siapa bilang gue gensi? Buktinya waktu itu gue berani tuh ngajak ngedate kelas sebelah."
"Itu juga lo paksa kali."
"Maap maap gue bukan pemaksa emang nya lo?"
"Dih shombong amat!" Morgan melemparkan kerikil kecil yang sedari tadi ia pegang ke wajah Satria.
"Apa sih ah woi!" Satria menendang keki Morgan kesal.
"Mampus lo nih gue kasih lagi nih!" Morgan mundur sambil terus melemparkan kerikil pada Satria.
"Rasain juga nih!" Satria tidak mau kalah,ia melempar balik oleh batu yang ukurannya sedang membuat Morgan langsung ngacir kedalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMTA [SELSAI]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA!! GANTI JUDUL MENJADI GEMTA Bagaimana jadinya jika cewek yang super duper galak disekolahan menyatakan cinta pada sosok cowok playboy tingkat akut? Cukup aneh memang tapi ini benar benar terjadi,dari yang awal mulanya hanya c...