Happy Reading!!
****
Gema memasuki rumahnya dengan langkah gontai,saat hendak berjalan menaiki tangga menuju kamarnya ia melihat gisa yang berjalan dari arah dapur membawa makanan di tangannya.
"Apa lo liat liat?" cetus Gema
"Dih siapa yang ngeliatin lo,gue liatin noh muka lo kenapa bonyok kalo papi tau habis lo." ujar Gisa saat melihat luka lebam di wajah Gema.
"Lo jangan bilang dong,awas aja." ancam Gema.
"Gue nggak bilang juga dia bakal tau kalo lo keluar kamar." ucap Gisa
"Ck,bodo lah." jawab Gema melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Sepulang sekolah tadi memang gema berkelahi kembali dengan Eric karena Cowok itu memancing duluan, gema yang tipikal nya cowok emosian terpancing dengan Eric akhirnya mereka kembali berkelahi.
Kepergian Citra yang entah kemana membuat Gema ataupun eric sama sama merasa kehilangan yang dalam menyebabkan mereka berdua saling menyalahkan atas kepergian citra dan berujunh perkelahian.
Saat sudah berganti baju Gema membaringkan badannya di kasur seraya memainkan ponselnya membalas chat masuk yang kebanyakan dari wanita.
Tok tok tok..dug dug dug
"Bang keluar di lo di panggil Papi!" Teriak Gisa di luar kamar seraya terus menggedor pintu kamar Gema.
Cowok itu segera bangun lalu berdiri membuka pintu."Apaan sih? Bisa nggak gausah gedor gedor berisik!"kesal Gema.
"Yee ya lo dari tadi gue panggil di bawah nggak nyaut nyaut." jawab Gisa.
"Yallah yaiya lah dari atas kebawah mana kedenger!" ujar Gema.
"Yaudah cepet ke bawah kata papi!" suruh Gisa lalu pergi meninggalkan kamar Gema.
Gema berdecak ia langsung turun kebawah menemui papi nya.
"Sini kamu." terdengar suara Ronald--papi Gema yang tegas.
Gema menuruti ia duduk si sofa berhadapan dengan Papi nya.
"Kamu berantem lagi?" tanya Ronald.
Dalam hati Gema meruntuki pasi adik nya tersebut mengadu.
"Gak sengaja pi kepancing emosi." jawab Gema.
"Kamu ini," Ronald menggeleng gelengkan kepalanya.
"Udah Pi dulu juga papi emosian orangnya ya nurun lah sama anaknya." sahut Dinar yang berjalan melewati mereka.
"Nah bener tuh kata mami,lagian Gema berantem bukan dilingkungan sekolah Pi." elak Gema.
"Dia berantem gegara cewek tuh Pi," Teriak Gisa saat hendak ke dapur.
"Diem lu bocah." kesal Gema.
"Udah udah," Ronald melerai.
"Kalo Papi denger kamu berantem lagi awas ya,untuk kali ini kamu papi maafin." ujar Ronald lalu beranjak pergi menuju kamar.
Gema menghela nafas lega,ia menyandarkan punggung nya di sofa jika Ronald tau Gema bergabung dengan Klub motor sudah pasti Gema akan dimarahi.
*****
Malam ini Anita tengah bersantai sambil menonton Tv di rumahnya jam masih menunjukan pukul 19.30 seperti biasa dirumah yang sebesar ini Anita masih sendirian pembantunya pulang karena ya memang kerjanya dari pagi sampai sore hanya ada satpam penjaga rumah didepan rumahnya.
Beberapa menit kemudian Anita mendengar suara ketukan pintu dari pintu utama,ia beranjak hendak membukakan pintu dan saat dibuka ia meliat Elin Adik Almarhum mamanya tersebut.
"Eh tanteu,kirain siapa ayo masuk." ajak Anita Elin pun masuk ia duduk di sofa.
"Gimana kabar kamu?" tanya Elin membuka pembicaraan
"Baik Tan,tanteu sendiri gimana?" Anita menanya balik.
"Tanteu baik kok,eh iya tanteu kesini cuma mau mastiin kamu baik baik aja,maaf kalo tanteu jarang kesini kemarin kemarin karena tanteu sibuk ngurusin izin tinggal di Spain dan maaf juga tanteu mau mutusin ikut suami tanteu ke spain karena kerjaan dia disana nggak bisa di lepas tanteu juga nggak mau Ldr kamu baik baik ya disini." jelas Elin.
"Gapapa tan aku disini bakal baik baik aja kok." ucap Anita.
"Yakin? Tapi tanteu khawatir sama kamu." jawab Elin.
"Gausah khawatir tan aku bakal baik baik aja,lagian aku udah biasa kok sendirian dirumah." ucap Anita.
"Tapi gimana sama trauma kamu? Kamu masih sering ngerasain gak?" tanya Elin.
"Selama beberapa bulan ini aku baik aja setelah aku terakhir diantar temen aku ke psikolog," jawab Anita. Ya memang selama kehilangan kedua orang tuanya Anita memiliki trauma yang cukup berat dimana trauma tersebut akan muncul ketika Anita melihat atau merasakan kejadian yang hampir serupa dengan kecelakaan yang di alaminya dulu ia akan panik dan cenderung tidak menyesuaikan diri setelahnya penyakit tersebut dikenal dengan Traumatic Stress Disorder.
"Kemarin psikolog nya telpon tanteu terus dia bilang minggu depan kamu kesana." ujar Elin.
"Iya siap tan aku rencananya juga mau kesana." jawab Anita.
"Yaudah kalo gitu tanteu gak bisa lama lama lusa tanteu berangkat kamu baik baik ya disini,uang jajan kamu tanteu udah transfer ke rekening kamu."
"Makasih tan."
"Sama sama yaudah tanteu pamit dulu ya sayang." pamit Elin,ia berdiri bercipika cipiki dengan Anita setelah itu Anita mengantarkan Elin kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMTA [SELSAI]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA!! GANTI JUDUL MENJADI GEMTA Bagaimana jadinya jika cewek yang super duper galak disekolahan menyatakan cinta pada sosok cowok playboy tingkat akut? Cukup aneh memang tapi ini benar benar terjadi,dari yang awal mulanya hanya c...