3. Flight or Fight

3.1K 364 31
                                    

"Hyo!"

Kulirik sebentar, ternyata Jimin sedang duduk manis diruang tamu dorm, menunggu Mina mungkin.

Aku hanya diam dan menganggukan kepala untuk menunjukan rasa hormatku.

Kuteruskan langkah kakiku untuk bergegas untuk pergi sejenak kembali ke rumah sebelum lusa sibuk dengan aktivitas comeback Twice.

"Sampai kapan kalian akan begini." ucapan Jimin membuatku terpaksa menghentikan kakiku.

Aku tahu yang di maksud Jimin, tapi sungguh aku benar-benar tidak mau membahas ini. Lagi.

Bagiku ini sudah berakhir, tidak ada yang tersisa kecuali keperihan.

"Yoongi hyung."

"Maaf sunbae, jika itu yang akan kau bicarakan sungguh aku tidak ada waktu, aku rasa itu sudah ber--"

"Aku tidak memintamu mengerti Hyo, hanya dengarkan saja apa yang akan ku ucapkan. Aku juga tidak ingin ikut campur, tapi melihat bagaimana Yoongi hyung aku hanya ingin kau tahu, jika dia masih mencintaimu."

Ucapan Jimin membuatku terkekeh geli.

Mencintai?

Apa mahluk sepertinya bisa mencintai?

"Mencintai?" seringaiku.

"Hyo, ini serius!"

"Serius untuk apa?!"

"Ck! Begini Hyo, sejauh ini yabg aku tahu, dia mengganti pola di ponselnya bukan ingin menutupi apapun, terlebih masalah Wendy, dia hanya ingin kau tidak tahu tentang... Eum, eommanya yang tidak setuju dengan hu--"

"Sudahlah, semuanya sudah terlanjur, seberapa keras dijelaskan pun tidak akan merubah apapun! Biar begini saja!" ucapku memotong perkataan Jimin yang menurutku tidak berguna.

Aku kembali berjalan tidak mau meneruskan pembicaraan ini.

"Yoongi hyung sedang berjuang agar eommanya merestui hubungan kalian, tapi ternyata waktu tidak berpihak padanya, kau tahu lebih dulu sebelum dia mendapat restu, dan masalah Wendy memperkeruh semuanya, sampai pada akhirnya Y--"

"Sampai pada akhirnya Yoongi melepaskanku dan memilih lari kearah Wendy? Begitu maksudmu?" tanyaku sarkas.

Emosiku mulai terpancing, emosi yang sudah satu bulan ini ku simpan sendiri entah kenapa hari ini rasanya ingin ku lampiaskan.

"Kau salah Hyo, Yoongi hyung tidak pernah sekalipun berpikir seperti itu, jika kau bepikir Yoongi hyung sekarang memilih Wendy adalah salah besar, karena yang ku tahu, dia membatalkan segala kolaborasinya dengan pihak Wendy, entah itu Namjoon hyung ataupun Bighit, Yoongi hanya ingin tidak terlibat lagi dengan Wendy."

"Lalu apa maksudmu menceritakan ini padaku? Bukankah sama saja? Aku dan Yoongi sudah tidak bisa bersama lagi?!"

"Kenapa? Kenapa tidak bisa Hyo? Bukankah kalian saling mencintai? Kenapa kalian rumit sekali?"

"Saling mencintai? Kurasa selama ini hanya aku pihak yang mencintai!"

"Tidak bisakah kau mau melihat bagaimana cara Yoongi hyung mencintaimu Hyo? Dia mencintaimu dengan sangat Park Jihyo! Kurang apalagi dia?!"

"Kau tidak mengerti jadi diam saja, dan berhenti mengatakan hal-hal konyol padaku!"

"Menurutmu ini hal konyol? Apa cinta Yoongi hyung adalah suatu hal konyol untukmu?"

"Tolong berh-"

"Kau yang tolong renungkan lagi bagaimana usaha Yoongi selama ini mencintaimu."

"Dia juga terluka Hyo, sama sepertimu!"

Kami saling diam beberapa saat, aku diam merenungkan ini semua.

"Lukanya tak sedalam lukaku. Dia tidak tahu bagaimana tertatihnya aku mel--"

"Lalu apa kau juga tahu tersiksanya dia setelah kau pergi dari hidupnya?" potong Jimin lagi.

"Dia sendiri yang membuatku memilih pergi dari hidupnya, kenapa dia tersiksa? Dia yang memilih jalan seperti ini! Haruskah dia tersiksa?! Kurasa tidak!"

"Dia tersiksa Park Jihyo, dia tersiksa jauh dari yang kau kira, dan dia menyesal telah melepasmu."

"Menyesal?" ucapku sinis.

"Yoongi hyung dengan segala emoainya, kau tahu itu dengan jelaskan?"

"Dia yang memilih ini semua terjadi, dia membuat ini pecah tak berbentuk lagi, sulit bagiku untuk mengembalikan ini seperri sedia kala."

"Sulit bukan berati tidak bisa kan Hyo?"

"Aku sudah menyerah untuknya!"

"Bagaimana bisa kau menyerah padahal kau belum berjuang?"

"Aku harus berjuang seperti apa lagi? Apa harus aku yang selalu berjuang?!"

"Dia juga sedang berjuang Hyo! Berjuang menata hatinya kembali agar jika nanti dia datang padamu, dia datang dengan hati yang lebih sempurna untuk mencintaimu!"

"Aku sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi darinya!"

"Dia masih mengharapkanmu Park Jihyo!"

"Itu urusannya, dan aku sama sekali tidak mau tahu."

"Permisi." pamitku tak ingin meneruskan ini.

"Jangan berlari terlalu jauh Hyo! Dia sedang tertatih meraihmu! Lagi."


_______________

Tertatih (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang