45. Lihat Dengar Rasakan

2.4K 325 86
                                    

"Hyung, apa ada obat? Badanku tidak enak sekali" keluhku pada Jin hyung yang tengah sibuk berkutat didapur

"Kau sakit?" Jin hyung langsung meraba dahiku

"Kau demam Yoon!" seru Jin hyung yang langsung berlari menuju kotak obat

Aku hanya bisa pasrah, aku bersandar pada dinding dapur,badanku rasanya lemas sekali

"Ini. Kau sudah makan?" tanya Jin hyung yang datang memberiku obat. Aku menggeleng lemah dan mengambil obat dari tangannya

"Kalau begitu kau harus makan dulu, biar ku buatkan bubur, kau kembali saja ke kamar" ucap Jin hyung dengan cerewetnya menambah pening dikepalaku

Belum juga sampai dikamar, aku terpaksa harus jongkok karena kepalaku tiba-tiba pening sekali. Aku tidak kuat membawa tubuhku sendiri

"Kenapa heum? Pusing? Ayo kubantu" Jin hyung dengan cekatan memapahku

Kepalaku tambah berputar saat berdiri, untung saja ada Jin hyung sebagai tumpuanku

"Tidur saja jangan kemana-mana, kau tinggal panggil saja kalau kau butuh sesuatu"

Aku mengangguk sambil menahan pening yang luar biasa hebatnya dikepalaku. Rasanya seperti mau pecah

Aku baru pernah merasakan sesakit ini, ini bahkan lebih parah saat dulu aku sakit karena usus buntuku. Kini rasanya badanku lemas, mataku panas, untuk bernapas juga susah, dan kurasa tenggorokanku rasanya kering dan perih

"Kau sakit hyung?" kudengar Namjoon bertanya, dia mulai meraba dahiku

"Panas sekali hyung" ucapnya lalu pergi entah kemana, aku sudah tidak sanggup membuka mata barang sebentar

Tak lama Namjoon kembali dia membawa alat untuk mengukur suhuku

"39 derajat, kau demam hyung, mau kuberitahu manejer?" aku langsung membuka mata perlahan dan menggeleng lemah untuk mencegah usulan Namjoon

"Aku tidak akan mati hanya karena demam Joon!" ucapku lirih

"Ku ini keras kepala sekali hyung!"

"Hyung kau sakit???" aku menghela napas kasar. Sekarang aku akan benar-benar sakit karena gangguan dari mereka

"Badanmu panas hyung!" komen Jungkook

"Namanya juga sedang sakit Kook!" sela Jimin

"Kau sakit karena diputuskan Jihyo hyung?!" tanya Jungkook

"Makanya jangan sok jadi playboy!" tambahnya lagi, ingin sekali aku menendang bokongnya

"Kau lebih baik diam saja Kook!!" sentak Taehyung, dan aku harus berterima kasih padanya karena dia sudah mewakiliku

"Awas-awas!!" Jin hyung datang dengan hebohnya. Celemek masih dia pakai, membawa baki yang berisi bubur dan air putih serta obat penurun panas

"Ayo makan" Jin hyung membantuku bangun

"Biar kusuapi" tawar Jimin namun segera kutolak. Aku rasa masih bisa sendiri jika hanya makan, namun ternyata salah aku bahkan tidak bisa memegang sendok seringan itu

"Kepala batu memang! Jim suapi cepat!" titah Namjoon yang segera Jimin laksanakan, dan aku hanya pasrah

Aku sudah meminum obat, aku juga sudah tidur cukup lama, tapi kenapa badanku malah tambah kacau. Kulirik jam dikamarku. Pukul 3 dini hari. Badanku masih panas, bahkan malah tambah panas. Aku merubah posisiku menghadap kasur Jin hyung, tapi ternyata kosong

Aku menggerakan badanku perlahan tapi rasanya berat sekali, aku berniat memanggil Jin hyung karena aku ingin minum sesuatu untuk melegakan tenggorokanku yang sangat kering, dan sialnya suaraku hilang entah kemana

Tertatih (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang