2. Melewatkanmu

3.5K 365 29
                                    

Waktu akan terus berjalan maju, dia tidak mau tahu seberapa keras manusia memohon agar waktu berhenti ataupun berjalan mundur.

Hari ini akan menjadi kemarin, kemarin sudah pasti menjadi masa lalu, begitu mudahnya waktu mempermainkan semuanya.

Tertatih menata hati bukan hal yang mudah, setelah hancur berantakan, sekali lagi tak mudah menyatukan kembali kepingan itu menjadi utuh kembali.

Aku disini terpuruk apa dia tahu?

Aku disini setengah mati bertahan dengan hati yang seperti ini apa dia merasakan juga?

Apa yang harus kulakukan dengan hati yang seperti ini?

Tidak kau tahu Min Yoongi?

Aku sakit dengan ini!

Satu hal yang sering ku tekankan dalam hidup, jangan menyesali apapun yang sudah terjadi, entah itu membawa kebahagiaan maupun duka, tangis maupun tawa. Apapun itu pasti akan selalu ada hadiah istimewa yang dikirim Tuhan.

Tapi entah kenapa aku sekarang seakan mempertanyakan itu semua. Hadiah apa yang akan Tuhan kirim sehingga memberikanku rasa sakit seperti ini? Apa maksud-Nya membiarkanku seperti pesakitan seperti ini?!

Dan untuk pertama kalinya, aku menyesali satu hal yang terjadi dalam hidupku.

Aku menyesal telah mencintaimu, Min Yoongi!

"Hyo! Saatnya makan."

"Eumm, nanti aku menyusul eon."

Momo eonnie malah mendekat kearah tempatku berbaring.

"Tadi malam kau juga berkata seperti itu tapi nyatanya kau tidak menyusul, dan kau malah melewatkan makan malammu, kau pikir sekarang aku akan diam saja?" Momo eonnie mulai tidak santai.

"Aku belum lapar eon." balasku lirih.

"Dari kemarin kau bilang tidak lapar terus, kau memang makan apa bisa-bisanya belum lapar? Makan hati heuh?"

"Eon--"

"Sudahlah ayo cepat bangun lalu makan! Kau mau sakit atau bagaimana? Sebentar lagi kita akan comeback Hyo, jangan menyulitkan diri seperti ini!"

"Iya eon iya, nanti aku makan, tapi ku mohon nanti saja, sekarang aku benar-benar tidak selera." pintaku memohon.

"Janji?"

"Eumm." gumamku.

"Baiklah, kau tahukan kalau sampai Nayeon sudah turun tangan?"

"Iya eon iya, 15 menit lagi aku keluar." finalku tak mau ini menjadi panjang.

"Baiklah, awas saja kalau kau tak keluar."

Aku kembali menangis setelah Momo eonnie keluar dari kamarku. Entah kenapa rasa sesak ini sangat menyiksa.

Kenangan bersamanya sungguh membuatku harus kembali menangis.

"Min Yoongi kau sungguh bajingan!" umpatku kasar disela isakan tangisku.




"Ya Tuhan Hyo, lihatlah dirimu kau tidak ada bedanya seperti zombi yang belum makan 3 tahun! Kau sampai begininya gara-gara lelaki sialan itu heuh?!"

"Sudahlah eon jangan membuat Jihyo mengingat itu dulu!" Mina memang selalu mengerti posisiku.

"Sini makan Hyo, kau kacau sekali." titah Mina.

"Apa ada obat penurun demam? Aku ras--"

"Kau sakit??" Mina memotong ucapanku dan dengan hebohnya memeriksa suhu ditubuhku.

"Sedikit panas, apa kedokter saja Hyo?"

"Hanya sedikit Min, tidak perlu seheboh itu." jawabku santai, ku lihat semua member yang disitu sudah menatapku dengan prihatin.

"Sedikit juga nanti akan banyak kalau tidak kau obati Hyo! Sebentar aku ambil obat dulu." Mina dengan terpogoh mengambilkan obat untukku.

"Makanlah Hyo, kau jangan sakit! Nanti dia tersenyum senang melihatmu menderita begini!" kini Jungyeon eonnie ikut bersua.

"Nah dengarkan kata orang yang sudah pernah diposisimu Hyo!" ucap Nayeon eonnie.

"Sial! Harus berapa banyak lagi mereka menyakiti kita, sudah ku bilangkan mereka itu bajingan! Laki-laki kurang ajar! Dulu Jungyeon sekarang Jihyo! Besok siapa lagi?!" Nayein eonnie masih menguasai.

"Mina! Kau harus hati-hati!" tambah Nayeon eonnie.

Mina yang baru datang hanya bisa memasang wajah bingungnya.

"Hati-hati untuk apa eon?" tanya Mina.

"Park Jimin! Dialah manusia tengil dan laki-laki playboy number one di Bangtan!" jawab Nayeon eonni.

Mina hanya terkekeh geli.

"Kau hanya belum mengenal mereka eon, mereka baik, terlebih Jimin, dia laki-laki bertanggung jawab dan bukan laki-laki seperti yang eonnie bilang." bela Mina.

"Ck! Susah memang menasehati orang yang sedang jatuh cinta!"

"Sudahlah! Berhenti membahas ini! Biarkan Jihyo makan dengan tenang!" lerai Momo eonnie yang merasa iba melihatku hanya diam.

"Eonnie eonnie!!" Chaeyoung yang baru saja tiba teriak dengan hebohnya.

"Ada apa Chae? Jangan membuat keributan!" kesal Sana eonnie.

"Aku dengar kita akan comeback dengan bangtan! Apa itu benar?!" ucapan Chaeyoung membuatku terkejut.

"Kau dengar dari mana berita konyol itu?!" Nayeon eonnie lah yang pertama merespon.

"Aku tidak sengaja dengar dari salah satu staff JYP tadi." jawab Chaeyoung masih dengan ekspresi terkejutnya.

"Benar itu Hyo?" Momo eonnie bertanya padaku. Aku yang tidak tahu apapun hanya menggeleng lemah.

"Kau belum tahu eon? Apa belum ada rapat?" tanya Chae.

"Belum, toh nanti jika ada rapat, kalian juga akan ikut. Dan lagi apa masalahnya jika comeback bersama mereka? Kau takut bersaing dengan mereka?!" entah kenapa aku malah emosi.

"Eumm.. Bu- bukan begitu eon, han--"

"Sudahlah, jangan terlalu dibesar-besarkan! Dan tolong jangan membahas apapun lagi jika itu berkaitan dengan mereka! Twice ya Twice! Bangtan ya Bangtan! Kita punya jalan sendiri-sendiri! Jangan saling mengaitkan satu sama lain!" ucapku tegas lalu aku memilih pergi meninggalkan mereka yang terkejut dengan sikapku.

Air mataku menetes lagi. Rasa sesak kembali menyelimuti dadaku.

Apa aku terlalu munafik untuk ini?

Ini sungguh berat untuk ku jalani!

Layaknya Bangtan dan Twice yang memiliki jalan sendiri-sendiri, begitu pula denganku dan Yoongi! Yang sudah memilih jalan sendiri-sendiri.

________

Tertatih (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang