48. Pilihan Hati

2.3K 347 88
                                    

Hampir seminggu aku benar-benar hanya bisa berbaring lemah ditempat tidur, biasanya aku akan senang sekali jika menyatu dengan kasur dan selimutku, tapi kali ini rasanya berbeda, rasa tidak enak badan membuatku sungguh tidak nyaman, terkadang panas dibadanku sampai 39 derajat celcius dan itu sungguh membuatku tersiksa

"Kalau memang sedang sibuk tidak usah memaksakan untuk datang, aku juga sudah mulai baikan" ucapku pada keluargaku yang saat ini tengah menjengukku

Appa, eomma dan hyung tiba-tiba datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu

"Kau sudah mulai baikan?" tanya appaku yang langsung ku angguki santai

"Baguslah" jawab appaku, tapi kudengar nadanya sedikit ketus. Aku mencoba melirik kearahnya dan ternyata dia sedang berjalan kearahku

Pllak!!

Pllak!!!

Jantungku rasanya seperti mau copot ketika appa tiba-tiba menamparku dengan keras

Aku hanya bisa pasrah dan menerima tak berani membantah ataupun sekedar bertanya apa maksudnya, dan tanpa kutanya aku sudah tahu apa maksudnya

Kulihat eomma berdiri mungkin mencegah supaya appa tidak bertindak lebih lagi dan hyungku hanya diam saja

"Pernah appa mengajarimu untuk menjadi laki-laki brengsek seperti ini Min Yoongi?" tanya appaku sarat akan emosi

Aku hanya menunduk dan diam

"Tidak ada keturunanku yang menjadi pengecut dan brengsek seperti dirimu! Kau ini keturunan siapa hah?!" nada suara appaku semakin meninggi, kuyakin bisa terdengar sampai luar sana

"Jangan gunakan margaku jika kau akan berkelakuan memalukan seperti ini! Demi apapun aku tidak sudi!"
Mataku mulai berkaca, appa memang akan semenakutkan ini jika marah pada anaknya

"Kau akan terus bersikap bajingan Yoon?!" tanya appa keras

"Sudahlah jangan begitu keras pada anakmu" kudengar eomma mulai membelaku

"Memalukan! Kau pikir kau siapa sampai kau bertingkah brengsek seperti itu? Sudah setampan apa dirimu? Sekaya apa dirimu? Kau sekarang sudah besar kepala? Kau pikir karena kau sudah memiliki segala kau bebas berkelakuan semaumu?"

"Kau ini waras atau tidak Yoon?!"

Aku terus menunduk tak berani menatap atauun mengeluarkan sepatah katapun saat ini

Appa menghela napas kasar mengatur emosinya

"Tinggalkan Jihyo jika kau hanya mau menyakitinya saja! Dia wanita baik, tidak pantas kau sakiti seperti itu!" genggamanku pada selimut mengeras

Aku tidak bisa

"Kau dengar?!!" sentak appaku

"Tinggalkan Jihyo jika kau terus saja menyakitinya!!" ulang appaku

"Aku mencintai Jihyo, app-"

Plakk!!!

Belum sempat kurampungkan kata-kataku, tamparan keras appa mendarat untuk ketiga kalinya dipipiku

"Persetan dengan cinta, cinta seperti apa yang kau maksud? kau hanya bisa menyakitinya Min Yoongi!!"

Aku kembali terdiam tak kuasa menjawab

"Kau sudah bukan anak kemarin sore untuk diajari sikap yang baik saat jatuh cinta, umurmu seharusnya sudah bisa digunakan untuk berpikir mana yang baik dan mana yang tidak, tidak seharusnya kau mempermainkan wanita seperti ini!"

Teriakan dan sentakan terus saja appa lontarkan padaku, aku tahu jika dia kecewa sebagai orang tua yang memiliki anak sepertiku

"Pilih Jihyo atau Adora?!" tanya appa memaksaku harus berpikir keras

Tertatih (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang