"Lo mau masuk dulu atau langsung ke homestay nya nih?" Tanya Kai sambil membuka pintu rumahnya.
"Gue masuk aja dulu, mau ketemu sama bokap nyokap lo" ucap Gilang sambil kesusahan membawa kopernya.
"Bentar gue masuk dulu, lo masuk juga gih" ucap Kai.
"Et dah lo bantuin gue napa? Berat nih koper gue" ucap Gilang sambil menarik tangan Kai untuk membantunya.
"Ya elo bawanya banyak banget sih"
"Lo kira gue cuma sehari apa disini"
"Maybe"
"Pala lo tuh, jauh-jauh kesini cuma sehari rugi tau gak"
"Udah lo jangan banyak bacot sekarang lo masuk ke dalem gue panggil nyokap sama bokap gue dulu"
Kemudian Gilang masuk sambil membawa koper dan tasnya yang super berat dan banyak.
"Nih rumah atau apa? Sepi banget merinding gue" batin Gilang. Karena rumah Kai sangat sepi. Kedua orang tuanya sibuk mengurusi pekerjaannya masing-masing.
Gilang pun duduk di sofa yang sangat panjang dan empuk. Ia memandangi di sekelilingnya dengan sangat detail karena begitu megahnya rumah Kai.
Kai pun keluar menghampiri Gilang bersama dengan orang tuanya.
"Pa, Ma ini kenalim Gilang yang dulu sering main sama Kai" ucap Kai memperkenalkan Gilang kepada kedua orang tuanya.
Gilang menjabat tangan kedua orang tua Kai dengan sangat lembut.
"Oh Gilang saya ingat sama kamu, kamu kesini sama siapa? Kok keliatannya sendirian?" Pertanyaan terlontat dari mulut Papa Kai.
"Saya kesini sendirian om, Mama sama Kak Farrel nggak ikut" ucap Gilang dengan penuh tekanan saat mengatakan 'Kak Farrel' karena dulu Kai pernah memiliki perasaan pada Farrel, tapi sayangnya Farrel lebih memilih orang lain dari pada Kai.
Flashback On
Sepulang sekolah Gilang dan Kai selalu pulang bersama. Pada saat itu mereka berdua masih kelas 1 Smp. Di perjalanan mereka berdua berjalan menyusuri Kota Jakarta yang kala itu masih sepi.
"Gilang" Kai membuka percakapan.
"Apa?" Gilang masih terfokus pada jalanan yang sangat asri dan sama sekali tidak menatap Kai.
"Kakak kamu ganteng deh" ucap Kai dengan tersenyum sangat lembut sekali.
"Ah elah kemana-mana itu gantengan aku tau gak" ucap Gilang sok kegantengan.
"Idih ngaco banget kamu" ucap Kai yang membuat Gilang marah.
"Aku nggak ngaco, emang itu bener kok. Emang kenapa sih aku bilang kayak gitu? Kamu suka Ka Farrel ya?" Goda Gilang yang membuat pipi Kai seketika memerah.
"Ng-ngga" ucap Kai dengan awkward.
"Jujur aja Kai pasti kamu suka kan?" Lagi-lagi Gilang menggoda Kai.
"Ng-nggak Gilanggg" Kai berteriak.
"Udah aku tau pasti kamu suka sama Kak Farrel, tapi Kak Farrel udah punya pacar loh kasian banget kamu Kai"
"Ihhh Gilang dibilang aku gak suka masih ngeyel aja kamu"
"Hahah emang bener kok kamu suka Kak Farrel kan?"
"Ihhh Gilang kamu itu nyebelin banget ya" ucap Kai sambil memukul-mukul tangan Gilang.
Flashback Off.
Kai pun langsung menyikut tangan Gilang dengan sangat kencang sampai Gilang meringis kesakitan.
Saat kedua orang tua Kai sedang asyik mengobrol dengan Gilang, Kai pun meminta izin kepada orang tuanya untuk mengantar Gilang ke homestay di sebelah rumahnya.
Gilang kerepotan membawa kopernya yang begitu banyak, Kai hanya melihat Gilang sambil sesekali tertawa.
"Eh lo malah enak-enakan liatin gue, bantuin gue dong Kai" ucap Gilang sambil ngos-ngosan karena kelelah membawa kopernya.
Kai yang tadinya melihat Gilang sambil tertawa, kini ia mengeluarkan ponselnya dan asyik bermain ponsel sampai-sampai ia hampir terjatuh.
"Heh! Lo malah main hp gak bantuin gue. Dasar lo Kai!" Gilang merebut ponsel Kai.
Kai pun sontak langsung mengambil ponselnya dari Gilang dengan cepat. Dan yap! Ponsel Kai dari tangan Gilang pun berhasil Kai ambil. "Eh gue masih nge-line yang punya homestay malah lo rebut sih, kalo gak mau tinggal di homestay ini lo mending pergi deh sana."
"Eh gue mau tinggal di homestay itu, ya elo gak bantuin gue. Berat tau gak ini" cerocos Gilang tiada henti.
"Udahlah yuk masuk gue udah bilang sama pemiliknya. Gue anterin sampe sini aja, kuncinya ada di pot bunga. Gue masih ada urusan maap ya. Byee Gilang yang nyebelin" ucap Kai sambil melambaikan tangannya kepada Gilang kemudian ia pergi. Gilang pun membalas lambaian tangan Kai sambil menyergit penuh pertanyaan.
Gilang pun langsung mencari keberadaan kunci. Ia mencari-cari di sudut pot bunga pun tak kunjung menemukan kunci tersebut.
Setelah sekian lama mencari, akhirnya pun ia menemuka kunci tersebut. "Lo gue cari-cari kemana-mana eh malah lo disini. Dasar kunci! Sukanya ngumpet mulu bikin orang kesel tau gak" cerocos Gilang tiada henti.
Ia pun langsung memasuki homestay tersebut. Ia pun langsung menaruh beberapa kopernya di kamar. Ia berjalan menyusuri sudut ruangan dan ia sangat senang karena homestay yang ia tempati tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Gilang merasa hari ini sangat lelah. Ia pun merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk.
"Akhirnya gue sampe juga di Jerman. 2 tahun lagi gue bakal ke Indonesia buat lo sha. Gue kangen banget celotehan lo yang tiada henti. Gue harap kalo gue ke Indonesia lo gak ngecewain gue sha."
Ia berpikir sejenak. Ia menulis sebuah cerita atau lebih tepatnya sebuah diary. Gilang mulai menulis di buku diary nya yang mini, hadiah pemberian dari Marsha saat ia hendak pergi ke Jerman.
Yang sedang di rasakan oleh Gilang hanya satu yaktu ia sangat rindu kepada Marsha. Baru beberapa hari berpisah dengan kekasihnya tersebut sudah rindu bak hujan yang tak reda-reda. Apalagi ini? Ia terpaksa berpisah dengan Marsha selama beberapa tahun. Ia hanya berharap agar Marsha menjaga perasaannya.
--------------------
Haii
Jangan lupa vote dan comment
Happy Reading
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS KETOS [COMPLETED]
Teen Fiction"Hai cantik boleh kenalan gak?" "Ihh!! Apaansih lo!" "Galak amat neng" "Bukan urusan lo kali kalo gue sewot" Dalam hubungan mereka banyak sekali cobaan yang bertubi-tubi datang. Cobaan yang membuat mereka tak nyaman akan hubungan ini. Hingga pada ak...