Hari ini adalah hari terakhir Gilang berada di Indonesia. Gilang sedang melaksanakan UNBK untuk yang terakhir kalinya. Para kelas 10 dan 11 diliburkan tetapi Marsha berada di sekolah untuk menunggu Gilang. Hari ini Marsha ingin berlama-lama dengan Gilang, mereka berdua akan pergi ke suatu tempat dimana tempat itu merupakan tempat jika Gilang sedang merenung.
Bel telah berbunyi yang menandakan bahwa waktu ujian telah selesai. Marsha menunggu Gilang di taman dekat kelas Gilang dan Gilang pun menghampiri Marsha yang sedang membaca buku.
"Kamu nunggu lama ya?" Tanya Gilang yang mengagetkan Marsha.
"Eh kamu udah selesai ujiannya?" Tanya Masha balik.
"Udah yaudah yuk kita jalan" ucap Gilang.
"Kemana?" Tanya Marsha.
"Kita ke bukit tempat aku merenung tapi tempat itu yang tau cuma kamu dan aku" ucap Gilang berbisik kepada Marsha.
"Yaudah yuk" ucap Marsha.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran, belum sampai diparkiran Gilang dan Marsha bertemu Gio, Vando, dan Reyhan yang sedang nongkrong di kantin. Gilang pun menghampiri mereka bertiga.
"Heyy guys gue mau bilang sesuatu nih" ucap Gilang.
"Yaudah sok bilang aja" ucap Vando yang sedang memasukan makanannya ke dalam mulut.
"Besok kalian bertiga ke bandara ya" ucap Gilang.
Mereka bertiga tidak diberi tahu oleh Gilang bahwa Gilang akan kuliah di Jerma selama 5 tahun. "Ngapain ke bandara? Mau ngapelin satpamnya?" Tanya Reyhan dengan polos.
"Tau tuh Gilang aneh-aneh aja deh, lo kalo mau ngajak kita main ya jangn di bandara kali" ucap Gio kesal.
"Gue besok mau pergi ke Jerman" ucap Gilang berbisik kepasa mereka bertiga.
"Apa!? Lo ke Jerman?!" Tanya Vando dengan kaget.
"Lo mau liburan ya?" Tanya Reyhan.
"Ya pasti lah han lo kok gak ajak-ajak kita sih" ucap Gio.
"Gue ke Jerman bukan mau liburan anjir" ucap Gilang yang mulai kesal dengan sahabatnya tersebut.
"Lha? Lo ngapain ke Jerman? Buang-buang duwit aja" ucap Vando.
"Gue ke Jerman soalnya gue kuliahnya di Jerman" ucap Gilang.
"Apa!? Lo kuliah di Jerman?!" Tanya Reyhan dengan kaget.
"Yang bener aja lo? Masa lo mau ninggalin kita berempat?" Tanya Gio.
"Hah? Berempat?" Tanya Gilang tak mengerti apa yang dimaksud oleh Gio.
"Kita bertiga sama Marsha" ucap Gio sambil melirik ke arah Marsha.
"Iya nih masa lo tega ninggalin kita" ucap Reyhan.
"Gue sih sebenernya gak tega ninggalin kalian semua, tapi lo semua ngerti deh nyokap gue kayak gimana" ucap Gilang dengan pasrah.
"Iya sih gue ngerti banget nyokap lo kayak gimana, besok kita boleh gak anterin lo sampe bandara?" Tanya Gio.
"Iya deh kalian dateng di bandara jam 10 ya gue tunggu" ucap Gilang.
Kemudian setelah bercakap-cakap cukup lama, akhirnya Gilang pun pergi menghampiri Marsha yang sedang membeli minuman. "Eh lang lo mau kemana?" Tanya Reyhan.
"Gue mau jalan sama Marsha" ucap Gilang berteriak.
"Tuh anak kebiasaan banget deh" ucap Reyhan.
"Ye nanti kalo lo udah punya pacar juga kek gitu" ucap Vando.
"Ye tapi gue gak punya pacar" ucap Reyhan dengan meratapi nasibnya. Reyhan dulu pernah punya pacara tetapi saking sayangnya Reyhan kepada pacarnya membuat Reyhan bersifat posesif pada pacarnya. Selama 2 tahun lamanya berpacaran, Reyhan diputuskan oleh pacarnya yang sifatnya begitu posesif.
"Makanya kalo lo punya pacar jangan posesif dong" ucap Gio dengan tertawa.
"Ya gue posesif karna gue terlalu sayang sama dia" ucap Reyhan dengan melas.
"Ya makanya lo jangan jadi cowok yang posesif" ucap Vando.
Reyhan pun tak mau membahas masa lalunya, akhirnya ia mengalihkan pembicaraan. "Eh besok kalian gue jemput jam 8 ya."
"Pagi amat" ucap Gio.
"Kan dari rumah kita bandara jauh, besok awas aja kalo gue jemput lo masih molor gue tinggal lo" ucap Reyhan kepada Vando yang sedang meminum es teh.
"Iya iya besok gue bangun pagi" ucap Vando.
"Awas lo ndo" ucap Reyhan dan diiringi oleh suara tertawa dari Gio.
***
Sesampainya di bukit, Marsha melihat keadaan sekitar merasa aneh dengan tempat tersebut. "Ini kita dimana?" Tanya Marsha."Tadi kan aku udah bilang, ini di bukit sayang" ucap Gilang sambil menyubit pipi Marsha.
Marsha pun kesakitan karena pipimya di cubit oleh Gilang dan ia pun membalas dengan mencubit pipi Gilang. "Ih sakit tau aku cubit balik nih."
"Auw sakit tau gak" ucap Gilang sambil memegangi pipinya yang memerah.
"Lagian siapa suruh kamh nyubit pipi aku duluan jadi kena batunya kan kamu" ucap Marsha dengan tertawa melihat Gilang.
"Eh kamu tega gak kalo besok aku pergi ke Jerman?" Tanya Gilang mengalihkan pembicaraan.
"Aku sih gak tega tapi ya mau gimana lagi" ucap Marsha dengan menyederkan kepalanya ke bahu Gilang.
"Nanti 2 tahun lagi aku balik ke Indonesia" ucap Gilang sambil mengelus-elus rambut Marsha.
"Jadi di Jerman cuma 2 tahun ya?" Tanya Marsha dengan senang.
"Enggak sayang nanti aku balik lagi ke Jerman" ucap Gilang sambil tersenyum.
"Ohh shit lama banget kamu disana" ucap Marsha.
"Ya emang gitu sha" ucap Gilang.
"Kalo kamu ketemu sama cewek cantik disana, kamu bakal milih dia atau aku?" Tanya Marsha.
"Ya aku pilih kamu lah, soalnya aku sayang banget sama kamu" ucap Gilang.
Tak terasa hari semakin sore. Mereka berdua masih menikmati pemandangan yang sangat indah di bukit tersebut.
"Eh sha liat deh senjanya bagus banget, tapi aku berharap jika aku jadi awan aku gak mau kamu jadi senja" ucap Gilang dengan menatap senja yang begitu indah.
"Kenapa?" Tanya Marsha tak mengerti apa yang dimaksud Gilang.
"Karena setelah memberi keindahan senja kemudian pergi begitu saja" ucap Gilang.
"Kamu bisa aja" ucap Marsha dengan tersipu malu.
----------------
Haloo
Sorry for typo:)
Yang punya saran/kritik silahkan tulis di komen author selalu menunggu:v
Jangan lupa vote
Happy reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY VS KETOS [COMPLETED]
Teen Fiction"Hai cantik boleh kenalan gak?" "Ihh!! Apaansih lo!" "Galak amat neng" "Bukan urusan lo kali kalo gue sewot" Dalam hubungan mereka banyak sekali cobaan yang bertubi-tubi datang. Cobaan yang membuat mereka tak nyaman akan hubungan ini. Hingga pada ak...