"Kamu membuatku bahagia
sekaligus kecewa."
-Keyna****
"Rey, aku hamil!" ucap Keyna dengan terisak. Ia menutup wajahnya sembari menangis.
Reynand cengo. Otaknya masih mencerna ucapan Keyna barusan. Apa ia tak salah dengar?
"Lo hamil?" beo Reynand.
"Iya, Rey! Dan ini anak kamu!" teriak Keyna semakin histeris. Reynand langsung menutup mulut Keyna. Untung saja sekolah sudah sepi, jadi tidak ada yang mendengar perbincangan mereka saat ini.
"Maksud kamu apa?" Alis Reynand menyatu. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikir Keyna.
"Aku hamil, Rey! Selain sama kamu, aku nggak pernah deket sama orang lain. Dan aku yakin kalau ini anak kamu!" tekan Keyna dengan air mata yang tak henti menetes.
"Lo nggak lagi becanda kan?" tanya Reynand was-was.
"Aku serius!" Keyna berteriak frustasi.
"Masa iya lo hamil? Coba dengerin gue dulu," Reynand semakin bingung dengan keadaan. Bagaimana bisa?
"Key, lo tau kan kalau selama ini gue nggak ada nyentuh lo? Bahkan nyium lo aja gue nggak pernah!" Keyna mengangguk menyetujui. Selama ini Reynand benar-benar menjaganya selayaknya seorang sahabat.
"Jadi kenapa lo yakin kalau itu anak gue?" tanya Reynand dengan lembut.
"Aku nggak tau, Rey! Aku nggak tau! Aku juga nggak tau kenapa aku bisa hamil! Dan aku juga nggak tau siapa Ayahnya!" Keyna kembali terisak. Kenapa ini menjadi sangat membingungkan baginya?
"Sekarang, lo ikut gue!" Reynand menarik tangan Keyna ke motornya.
"Kita mau kemana?" tanya Keyna sembari menyeka air matanya.
"Lo tenang aja, sebentar lagi kita akan tau jawabannya!" Reynand membantu Keyna untuk naik ke motornya. Setelah memastikan Keyna aman, ia pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Reynand tak ingin kejadian semalam kembali terulang, lagi pula ia sudah berjanji pada Keyna.
"Kamu nggak bawa helm untuk aku?" tanya Keyna dengan sedikit mengencangkan suaranya.
"Oiya, aku lupa!" jawab Reynand di balik helmnya, namun suaranya masih bisa di dengar oleh Keyna.
Suasana pun hening sampai Reynand memberhentikan motornya tepat di depan sebuah apotek.
"Kamu mau beli apa?" tanya Keyna yang tak kunjung mendapatkan jawaban.
"Lo tunggu disini," ujar Reynand sembari mengacak rambut Keyna yang berantakan daan memberikan helmnya.
10 menit kemudian...
"Udah selesai?" tanya Keyna ketika mendapati Reynand yang datang dengan sekantung plastik kecil, entah apa isinya Keyna pun tak tahu.
"Udah, yuk!" ajak Reynand dengan senyuman yang merekah.
"Kamu kenapa? Kok bahagia banget?"
"Nggak papa kok," Reynand kembali mengacak rambut Ke dengan senyuman yang terpancar.
"Nanti berantakan lagi, Rey!" celetuk Keyna kesal.
"Iya, iya. Yuk pulang!" ajak Reynand dengan terkekeh.
Ting!
Suara notifikasi dari ponsel Reynand mengalihkan perhatian mereka. Keyna melihat perubahan wajah Reynand saat membaca pesan itu.
"Siapa, Rey?"
"Key, gue lupa kalau ada janji. Kita pulang sekarang, ya?" Reynand langsung memakai helmnya dan menancapkan gas.
****
"Gimana hasilnya?" tanya Reynand di seberang telpon sana.
"Aku nggak gau cara make nya," jawab Keyna sembari menatap alat tespack kehamilan di depannya. Ternyata Reynand membeli alat itu ketika di apotek tadi. Entahlah,Keyna pun tak tahu cara menggunakannya.
"Di google kan ada wahai Keyna Verrelia!" Reynand terdengar menghela nafas di ujung sana.
"Oiya, aku lupa!" Keyna menyengir tak berdosa seakan-akan Reynand dapat melihatnya.
"Yaudah coba, gih!"
"Oiya, Rey. Kamu bilang apa ke mbak-mbak penjaga apotek tadi?"
Tiba-tiba Reynand menjadi diam di seberang sana. Keyna jadi penasaran di buatnya. Ada apa?
"Gue bilang kalau lo itu istri gue," Terdengar kekehan kecil di seberang sana.
"Ha?" Keyna terperangah. Istri?
****
Vote and comment ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTAKI [COMPLETE]
Teen FictionIni bukan kisah keuwuan antara dua insan yang saling mencintai dan membutuhkan. Keyna berbeda dari yang semua kalian pikirkan. Di benci keluarga dan di tinggalkan, di benci bahkan di asingkan. Keyna pun tak mempunyai teman ataupun pasangan. Baginya...