8. Salah paham

467 40 4
                                    

"Kesalahpahaman terjadi karena tidak mau saling mendengarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kesalahpahaman terjadi karena tidak mau saling mendengarkan."
-Keyna

****

"Ma-maksud aku nama kamu," ucap Keyna dengan suara yang parau.

"Oo, nama gue. Kenalin, gue Riskan!" ucapnya dengan senyuman yang lebar. Tangannya terulur ke depan sebagai tanda perkenalan.

"A-aku Keyna," balas Keyna menyambut uluran tangan pemuda itu.

"Cantik," celetuk Riskan yang membuat pipi Keyna langsung merona.

"Namanya," sambung Riskan dan di susul oleh tawanya.

Rasanya Keyna ingin mencakar wajah pemuda asing di depannya. Belum ada satu jam berkenalan, Riskan sudah membuat Keyna kesal. Menyebalkan, bukan?

"Iya, aku emang jelek," tutur Keyna dengan senyuman kecil. Kalau sudah malu begini ia bisa apa? Lebih baik merendah. Lagipula Keyna juga sadar diri, emangnya dia siapa? Cantik tidak. Menarik? Jangan tanyakan itu. Jika memang dirinya menarik, kenapa tidak ada yang mau berteman dengannya? Keyna juga bingung dengan hal itu. Kenapa Reynand mau bersahabat dengannya?

"Gitu baru cantik," ucapnya dengan tawa yang sudah reda. Riskan beralih menjadi tersenyum kala Keyna tampak tak nyaman dengan candaannya tadi.

"Maaf, gue becandanya berlebihan, ya?" Riskan menjadi tak enak hati. Ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nggak papa kok, aku juga udah biasa," jawab Keyna dengan senyuman kecil.

"Lo mau es krim, nggak?" tawar Riskan setelah suasana canggung menyelimuti mereka. Mata Keyna langsung membinar. Apa dirinya tidak salah dengar?

"Mau!" Keyna langsung mengangguk cepat dengan senyuman yang melebar. Ia benar-benar bahagia.

Riskan langsung terkekeh saat melihat Keyna yang begitu antusias menerima tawarannya. Gadis itu benar-benar lucu di matanya.

"Lo lucu banget, sih! Jadi pengen gue cubit pake gunting!" tutur Riskan yang membuat Keyna bergedik ngeri.

"Canda, kok. Yuk, buruan! Gue yang traktir," Mendengar kode es krim gratis, wajah Keyna langsung berseri-seri. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini.

****

Setelah menikmati es krim, Riskan langsung mengantarkan Keyna sampai di depan gerbang rumahnya. Keyna menolak untuk di antarkan dengan motor dan memilih untuk jalan kaki. Benar saja, Riskan langsung menerima tawaran itu tanpa membantah.

"Makasih, ya. Gara-gara aku, kamu harus ninggalin motor kamu di sana," tutur Keyna merasa bersalah.

"Santai aja," jawab Riskan dengan wajah yang terus memancarkan cahaya kebahagiaan. Keyna jadi iri padanya, kenapa hidup Riskan bisa sebahagia itu? Seolah-olah dirinya tidak mempunyai masalah ataupun beban seperti dirinya.

"Lain ka-"

"Dari mana aja lo?!" Tiba-tiba suara Ardim menginterupsi.

"Kak Ar-"

Bugh!

Sebuah bogeman keras mendarat di rahang Riskan. Pemuda itu langsung terpental saat menerima pukulan tanpa aba-aba itu.

"Riskaan!" pekik Keyna saat darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

"Dasar bangs*t! Lo kan yang hamili adek gue?!"

Mata Riskan langsung membulat lebar. Kenapa dirinya yang menjadi sasaran?

"Tunggu dulu! Kayanya lo salah pah-"

Bugh!

"Bacot lo!" Sekali lagi Ardim mendaratkan pukulan yang benar-benar keras hingga membuat tubuh Riskan kembali terpental. Keyna tak percaya jika kakaknya bisa sekuat itu.

"Kak, udah! Dia nggak salah," Keyna mencoba menenangkan Ardim dengan berusaha menghampirinya.

"Lo diem disitu! Jangan deketin gue!"

Keyna tersentak. Ia pun langsung diam di tempatnya dengan air mata yang menetes.

"Dan lo! Lo itu emang laki-laki pengecut! Kalau berani, maju lo!" tantang Ardim pada Riskan yang mencoba bangkit dari posisinya.

"Sebenernya ini ada apa sih? Kenapa gue yang di tuduh bambang?!" tutur Riskan seraya memegang sudut bibirnya yang terkuka.

"Aww!" ringisnya. Melihat Riskan yang kesakitan karena tuduhan kakaknya, Keyna pun datang menghampiri.

"Kamu nggak papa?" tanya Keyna dengan raut khawatir.

"Gue nggak papa. Mending lo jelasin sama kakak lo. Bilang sama dia jangan asal nonjok," Keyna pun mengangguk. Ia benar-benar merasa bersalah kepada Riskan.

"Sini lo!" Ardim menarik Keyna kasar ke arahnya.

"Kak, dengerin Keyna. Please, Keyna mohon, dengerin Keyna!" ujar Keyna seraya mengatupkan kedua tangannya momohon.

"Cepet ngomong!" Ardim memalingkan wajahnya dari Keyna. Entah kenapa ia tak sanggup melihatnya.

"Kakak salah paham, sebenernya Keyna nggak hamil!" ucap Keyna dengan suara yang tertahan. Ia berharap kakaknya itu memahami ucapannya. Ini salahnya, seharusnya ia bilang dari awal.

****

Doain ya semoga bisa cepet kelar😪
Di tunggu notif vote and comment-nya 😙🌟

KENTAKI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang