6. Jangan berubah

627 44 4
                                    

"Jangan berubah seperti yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan berubah seperti yang lainnya."
-Keyna

****

"Kok bisa?" Baru saja duduk Keyna langsung disuguhi oleh pertanyaan yang sama sekali tak tahu jawabannya.

"Aku nggak tau," Keyna menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis. Reynand langsung meraih tubuh Keyna dan memeluknya erat.

"Jangan nangis, Key. Kita bisa bicarain ini baik-baik," Reynand melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Keyna. Ia pun menuntun Keyna untuk duduk di bangku yang berada tak jauh dari mereka berdiri. Taman adalah tempat favorit sejak mereka bersahabat.

"Lo bawa tespack-nya?" tanya Reynand dengan lembut. Keyna pun mengangguk sebagai jawaban. Ia menggeledah tas kecilnya untuk mencari alat itu. Ketemu.

"Ini," Keyna menyodorkan alat kecil itu pada Reynand. Dengan seksama Reynand meneliti alat itu, tiba-tiba matanya membulat lebar.

"Kenapa, Rey?" tanya Keyna ketika melihat mata Reynand yang tiba-tiba melotot. Reynand beralih menatap Keyna.

"Ini negatif, Key! Lo nggak hamil!" tutur Reynand dengan senyum yang mengembang. Bagaimana tidak tahu? Semalaman ia sudah mencari tahu tentang perkara Ibu hamil dari hal kecil seperti tespack hingga proses melahirkan.

"Tapi aku ngecheck itu setelah keguguran," jawab Keyna dengan nada sendu. Reynand mengerutkan dahinya bingung.

"Ada darahnya?"

"Maksud kamu?" Keyna balik bertanya. Menurutnya pertanyaan Reynand begitu ambigu hingga sulit ia cerna.

"Maksud aku, pas kamu keguguran ada darah yang keluar nggak?" ujar Reynand menjelaskan. Keyna tampak berpikir.

"Nggak ada," jawab Keyna dengan polosnya.

"Demi semut kakinya dua belas! Lo itu nggak hamil, Key!"

"Masa?" tutur Keyna dengan tampang tak berdosa.

"Sekarang gue tanya, lo tau hamil dari mana? Terus kenapa lo ngaku-ngaku kalau itu anak gue?" cerosos Reynand meminta jawaban.

"Pas aku mual-mual kemarin, Kinan bilang kalau itu pertanda orang hamil. Dan aku langsung syok," Keyna memberi jeda ucapannya.

"Aku pikir kamu yang hamilin aku, soalnya kan kamu sering peluk aku pas lagi sedih. Mungkin aku makin hamil pas kita naik motor bareng," papar Keyna sembari memilin Hoodie yang ia pakai.

"DEMI APAPUN, LO KEMANA AJA PAS PELAJARAN BIOLOGI KEYNA VERRELIA?!" teriak Reynand frustasi. Kenapa Keyna bisa sepolos itu? Dengan bodohnya gadis itu percaya pada ucapan anak kecil seperti Kinan. Dan lebih bodohnya, Keyna mengira jika dirinya hamil karena naik motor. Rasanya Reynand ingin membenturkan wajah Keyna ke aspal agar wajah polosnya segera hilang.

"Aku salah ya? Berarti aku nggak hamil dong?" tanya Keyna yang membuat Reynand ingin membunuhnya sekarang juga.

"Untung lo sahabat gue, Key!" Reynand langsung mengacak rambut Keyna dengan geram.

"Nanti rambut aku berantakan, Rey!" cegah Keyna yang tak di hiraukan oleh Reynand.

"Biarin! Biar otak lo bener!" ucapnya dengan gemas.

****

Keyna menatap jendela kamarnya dengan wajah yang di tekuk. Setelah mengantarkan dirinya Reynand langsung pergi karena ada urusan. Padahal Keyna tadinya berencana ingin jalan-jalan mengelilingi taman dengan Reynand untuk mengingat masa lalu mereka yang begitu menyenangkan.

Ketika mereka masih begitu polos untuk mengenal dunia. Saat-saat itulah yang paling menyenangkan. Namun kepolosan itu hilang dengan seiringnya waktu, tapi tidak bagi Keyna. Gadis itu masih sepolos kertas hitam yang belum tercoret apapun, begitu banyak penderitaan yang tersamarkan.

"Hari minggu yang membosankan," ucapnya dengan memanyunkan bibir. Padahal tadi ia sudah membayangkan es krim coklat yang begitu manis, namun semuanya sudah gagal.

"Ini gara-gara Reynand," gumamnya.

Keyna menghela nafasnya panjang. Matanya kemudian tertuju pada sebuah boneka beruang yang berada di sampingnya.

"Aku sampai lupa kalau ada kamu," Keyna langsung memeluknya. Itu adalah boneka pemberian kakaknya dulu. Keyna begitu menyayanginya seperti teman sendiri.

"Entah kenapa aku ngerasa Reynand nggak mau ngeluangin waktunya lagi buat aku," adunya pada boneka beruang itu.

"Kamu jangan berubah kaya yang lain ya?" oceh Keyna sembari tersenyum menatap boneka kesayangannya.

Di lain sisi, Ardim menatap Keyna dengan raut yang tak terbaca. Ia kesal bercampur sedih.

"Kenapa harus serumit ini?" gumam Ardim dengan sendu.

****

Vote and comment ya;)
1...
2...
3...

Happy Birthday yang lagi ulang tahun, hehehe.

Makasih yang udah tekan bintang 🌟

KENTAKI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang