"Andai aku tau kalau kamu
adalah takdirku."
-Keyna****
"Kenapa?" Reynand terkekeh sembari mengacak rambut Keyna.
"Hmm, nggak papa kok." Keyna tersenyum tipis. Berbeda halnya dengan jantung yang terus berdegup kencang. Pipi Keyna langsung merona.
"Hahaha. Ini pipi kenapa? Kok kaya tomat?" Reynand menunjuk kedua pipi Keyna yang tampak memerah.
"Ihh, kamu nyebelin!" Keyna menghentak-hentakkan kedua kakinya karena kesal.
"Yaudah yuk pulang!" Reynand langsung merangkul Keyna dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya.
"Aku bisa jalan sendiri, Rey." Keyna mencoba melepaskan tangan Reynand dari bahunya. Namun Reynand kembali melingkarkan tangannya di bahu Keyna.
"Rey-" jari telunjuk Reynand menempel di bibir Keyna. "Shuut, kita harus buat orang lain iri." Reynand mengedipkan salah satu matanya.
Mendengar ucapan Reynand, Keyna langsung membelalakkan matanya.
"Awas matanya keluar!" tegur Reynand yang di iringi kekehan kecil.
****
Keyna's POV
Aku terus menatap wajah Reynand dari samping. Ternyata dia setampan ini. Pantas saja banyak kaum hawa yang tergila-gila padanya.
"Jangan di liatin terus, takut gue." kekeh Reynand yang membuatku gelagapan. Aku ketahuan.
"Siapa yang ngeliatin kamu? A-aku cuma liat rambut kamu kok," balasku dengan gugup.
"Gapapa, liat aja. Gratis kok," Reynand kembali terkekeh. Menyebalkan.
Kami terus berjalan beriringan sampai ke tempat parkiran. Jarakku dan Reynand terbilang begitu dekat. Tak ayal jika banyak yang berkomentar pedas tentang diriku.
"Pengen bunuh si Keyna gue,"
"Heran banget, Reynand kok mau si sama Keyna?"
"Iri gue boss!"
Hufft. Apa aku terlalu tidak pantas untuk jalan beriringan dengan Reynand?
"Jangan dengerin mereka, anggap aja radio rusak. Biar mereka makin iri," Reynand tersenyum ke arahku. Aku mendadak gugup saat melihat senyum Reynand dalam jarak sedekat ini.
Sesampainya di parkiran, aku terhenyak saat manik mataku bertemu dengan gadis yang kemarin Reynand antar pulang. Reynand tersenyum ke arahnya.
"Rifka, lo belum pulang?" tanya Reynand dengan senyuman manisnya. Rasanya seperti ada yang membakar hatiku, entahlah, apa mungkin aku cemburu?
"Belum, Rey." Gadis yang Reynand panggil Rifka itu tersenyum tak kalah manis. Aku jadi iri padanya.
Aku tersenyum ke arahnya. Apa dia murid baru? Pasalnya aku tak pernah melihat Rifka selama ini. Dia balik tersenyum ke arahku.
"Ini pacar lo ya?" ucapnya yang membuatku terkejut.
"Bukan, ini sahabat gue." Reynand beralih menatapku.
"Kenalin, ini sepupu gue. Dia murid pindahan," jelas Reynand kepadaku.
Tunggu, jadi Rifka bukan pacar Reynand? Aku tertegun. Ternyata aku salah.
"Hai, gue Rifka. Nama lo siapa?" sapanya dengan senyuman. Dia mengulurkan tangannya ke arahku.
"Aku Keyna," Tanganku pun membalas uluran tangannya. Tangannya sangat lembut. Tidak lama kemudian aku melepaskan tautan tangan kami. Aku terlalu takut untuk berbaur dengan orang baru.
"Nunggu siapa?" tanya Reynand. Aku pun bernafas lega, ada bahagia tersendiri yang terselip di hatiku. Ternyata Rifka adalah sepupunya.
"Ri-"
Tiin!
Tiba-tiba sebuah motor perlahan mendekat ke arah kami. Mematikan mesin, lalu membuka helm full face nya. Cowok itu menyugar rambutnya yang tampak berantakan.
"Udah lama?" ucapnya menatap Rifka yang memutar bola mata jengah. Apa dia pacar Rifka?
Tunggu, aku seperti mengenalnya. Tapi dimana?
"Eh, lo bukannya cewe yang itu ya?"
Deg.
Aku ingat, dia adalah orang yang sama ketika di taman. Siapa namanya? Askan? Sikan? Ikan?
"Lo inget gue, kan? Gue Riskan." ucap cowok itu seraya turun dari motor besarnya.
"Kalian saling kenal?" tanya Reynand yang membuat aku bingung harus menjawab apa.
"Dia-"
****
Demi apapun, banyak banget masalahnya pas nulis part ini. Mulai dari part ke hapus, sebagian ceritanya ilang, wattpad-nya error, dan masih banyak lainnya. Ngeselin, kan?
Hufft, jadi curhat😭Gimana part-nya?
Baper nggak?
Yang baper angkat kaki ke atas:DJangan lupa vote dan komen ya;)
See you again ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTAKI [COMPLETE]
Teen FictionIni bukan kisah keuwuan antara dua insan yang saling mencintai dan membutuhkan. Keyna berbeda dari yang semua kalian pikirkan. Di benci keluarga dan di tinggalkan, di benci bahkan di asingkan. Keyna pun tak mempunyai teman ataupun pasangan. Baginya...