Author POV
Bagai petir di siang bolong, Keyna benar-benar hancur mendengar penuturan Reynand. Kenyataan ini begitu menamparnya.
Kenapa rasanya begitu menyakitkan? Bahkan saat ini air matanya ingin meberobos keluar. Namun ia mencoba sebisa mungkin untuk terlihat baik-baik saja. Ia sadar, dirinya dan Reynand hanya sebatas sahabat. Hanya sahabat.
Keyna langsung beranjak dari tempat duduknya. "Mau kemana, Key?" tanya Rifka.
"Ke toilet," jawab Keyna dengan senyuman tipis.
"Mau gue temenin?"
"Nggak usah, Rif. Aku bisa sendiri kok," Keyna kembali tersenyum.
"Yaudah, hati-hati." Rifka melambaikan tanggannya ke arah Keyna dan tersenyum manis.
Reynand menatap punggung Keyna yang kian menjauh dengan raut heran. Tak biasanya Keyna ke toilet pada jam istirahat. Tak salah jika memang sudah tak tertahankan, tapi Reynand menangkap sesuatu yang aneh dari gerak-gerik Keyna. Kenapa gadis itu tiba-tiba menjadi murung?
"Lo kenapa?" Riskan Membuka suara saat Reynand tak mengalihkan pandangannya dari Keyna.
Reynand menatap Riskan, lalu menggeleng. "Nggak papa," jawabnya.
"Lanjut, gih!" celetuk Rifka dengan semangat.
"Kok bisa sih lo pacaran sama tuh cewek? Emangnya kapan? Kok mau dia sama lo?" tanya Rifka beruntun. Jiwa keponya yang akut membuat Reynand jengah. Dari kecil Rifka memang sudah menjadi anak kepo yang aktif. Bahkan, kenapa bumi bulat menjadi pertanyaan yang sering ia ajukan kepada orang tuanya. Aneh memang.
Reynand tau itu karena ia sering main ke rumah mereka waktu kecil. Beragam pertanyaan aneh bin konyol selalu Reynand terima dari gadis ajaib itu.
"Udah kaya dora aja lo, dikit-dikit nanya, dikit-dikit nanya." Reynand memutar bola matanya malas.
"Emang iya. Kata Mama gue, pas hamil dia bawaannya pengen nonton dora mulu. Bahkan Papa gue stres gara-gara Mama gue yang bolak-balik nanya kaya orang buta, padahal barangnya ada di depan mata. Alhasil, lahirlah anak kaya dia." papar Riskan yang langsung mendapat cubitan di pinggangnya.
"Awww!"
"Rasain!" ketus Rifka.
"Bukannya kalian sama-sama di perut?" tanya Reynand.
"Tapi pas Mama nonton dora gue tidur, jadinya ga tau apa-apa! Makanya cuma lo yang mirip dora!" celetuk Riskan sambil mengusap pinggangnya yang berdenyut.
"Sembarangan aja kalau ngomong!" Rifka kembali mencubit pinggang Riskan.
"Anj—" Riskan langsung menutup mulutnya.
"Hampir aja kebablasan," batin Riskan selamat.
"Lo ngomong apa tadi?" sergah Rifka saat mendengar ucapan Riskan barusan.
"Udah, udah. Jangan ribut!" final Reynand. Jika mereka berdebat, pasti tidak akan ada habisnya.
****
Keyna menunduk dalam, mencoba untuk kuat namun tak bisa. Ia ingin bahagia dan melupakan semuanya. Tapi tak semudah itu. Tanpa ia sadari, sebulir air mata telah jatuh membasahi pipinya.
"Apa semuanya akan berubah?" tanya Keyna pada dirinya sendiri. Ia memeluk lututnya di bawah hujan yang mengguyur deras.
Tak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain meratapi nasibnya di bawah tangisan langit. Sepulang sekolah, ia menemukan Papanya di rumah. Dan kalian tau apa yang terjadi.
Papanya menamparnya habis-habisan. Tak lupa dengan cacian dan makian yang keluar dari mulutnya. Hari ini benar-benar menguras energinya.
"DASAR ANAK JALANG!"
Plakk.
"KENAPA KAMU MASIH DISINI?!"
Plakk.
"PERGI DAN JANGAN TUNJUKKAN WAJAHMU LAGI!"
Plakk.
Keyna langsung pergi dari rumahnya walau di luar tengah hujan deras. Kakaknya Ardim tak bisa melakukan apa-apa selain menyaksikannya terluka. Keyna tak habis pikir, siapa yang ia miliki saat ini?
"Reynand?" pikir Keyna.
Aissh. Keyna lupa jika sahabatnya itu sudah memiliki tambatan hati. Bahkan kalimat Reynand tadi masih terngiang jelas di otaknya.
"Pacar gue,"
"Argghhhh!" Keyna berteriak kencang untuk meluapkan semua penderitaannya.
Guyuran hujan semakin deras menimpa tubuhnya. Kulitnya memucat dengan tubuh yang dingin menyerupai es. Kepalanya terasa sangat berat seakan-akan ada benda berat yang menimpa.
Biarpun Keyna pergi sekarang, ia tak peduli. Hari ini ia akan mengakhiri kisahnya.
"Selamat ting—"
****
Semoga suka^^
Jangan lupa vote dan komen:)
See you again ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTAKI [COMPLETE]
Teen FictionIni bukan kisah keuwuan antara dua insan yang saling mencintai dan membutuhkan. Keyna berbeda dari yang semua kalian pikirkan. Di benci keluarga dan di tinggalkan, di benci bahkan di asingkan. Keyna pun tak mempunyai teman ataupun pasangan. Baginya...