11. Kesalahan

475 44 0
                                    

"Yang ini pasti bukan sekadar perasaan biasa, namun istimewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang ini pasti bukan sekadar perasaan biasa, namun istimewa."
-Keyna

****


Author POV

Keyna menatap kepergian Reynand dengan kecewa. Ada rasa sesak yang menggumpal di hatinya. Kenapa rasanya begitu menyakitkan?

"Ternyata janjinya sama dia,"

Keyna merasa jika pasokan udara di sekitarnya semakin menipis. Ia tak sanggup untuk melihatnya lebih jauh lagi. Biasanya ia bahagia kala melihat Reynand tertawa lepas, namun ini terasa sangat menyakitkan.

Entahlah, Keyna juga bingung dengan perasaannya. Yang pasti ini bukan sekadar perasaan biasa, namun istimewa. Tapi Keyna belum tahu pasti apakah itu cinta atau hanya sebatas suka. Cukup sulit untuk menebaknya.

"Oiya, gue lupa. Maaf, Key. Hari ini gue ada janji,"

Ucapan Reynand kembali terngiang di benaknya. Yang membuat kesal, kenapa Reynand menyembunyikan ini semua darinya. Tapi Keyna kembali tersadar, ia cuma sahabat Reynand, tidak lebih.

"Hufft, kenapa hatiku berharap terlalu jauh?" Keyna menghela nafasnya berat.

****

"Kamu tau, ternyata Reynand udah punya pacar. Dan pacarnya itu cantik banget," ucap Keyna dengan nada kecewa.

"Apa? Aku juga cantik? Nggak mungkin. Kamu ngomong gitu hanya untuk menghibur aku, kan?"

Keyna kembali diam, menanti jawaban dari orang yang sedang ia ajak mengobrol. Begitu lama, namun Keyna begitu serius mendengarkannya.

"Makasih karena kamu selalu ada untuk aku. Jangan pernah pergi, ya."

Keyna memeluk boneka beruang yang ia beri nama Beru. Boneka itu adalah satu-satunya teman yang tak pernah menyakitinya. Walau Keyna tau jika Beru itu benda mati, namun Keyna selalu menganggap jika Beru itu adalah nyata. Ya, Beru hanyalah ilusi Keyna.

Tidak, Keyna tidak gila. Ia hanya kesepian, ia membutuhkan seorang teman. Keyna juga butuh dukungan, namun itu terasa begitu tidak mungkin baginya.

Keyna bagaikan hidup di sebuah keluarga bahagia. Ia hanya hidup di antara mereka, bukan menjadi bagian dari mereka. Keyna selalu tersisihkan, kehadirannya pun sama sekali tak di anggap. Andaikan saja waktu bisa ia putar kembali, mungkin ia memilih untuk tak di lahirkan ke dunia ini.

Tok..tok...tok...

Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatian Keyna. Hatinya sedikit was-was kala mendengar ketukan itu semakin keras. Dan bodohnya, Keyna terus diam di tempatnya tanpa ada pergerakan. Saat suara ketukan itu semakin terdengar jelas di indera pendengarannya, barulah Keyna tersadar dan bergegas membuka pintu.

Plaakk!

"Apakah telingamu masih berfungsi dengan baik?" bentaknya dengan tatapan yang begitu menusuk.

"Ma-maaf, Ma." jawab Keyna seraya memegangi pipinya yang terasa menanas.

"Ikut saya!" Rinai menarik tangan Keyna secara paksa. Gadis itu tak memberontak, ia terus mengikuti Mamanya dengan langkah yang terseok-seok.

Sesampainya di ruang tamu, Keyna di hempaskan secara kasar oleh Rinai. Lutut gadis itu sampai menyentuh lantai dengan keras. Rasanya begitu menyakitkan.

"Keyna salah apa, Ma?" tanya Keyna dengan bulir air mata yang jatuh.

"Kamu tidak salah Keyna, tapi kehadiran kamu yang membuat masalah!" tekan Rinai emosi.

"Kamu sudah membuat saya malu!" sambung Rinai dengan memperjelas setiap kata-katanya.

"Ma, Keyna bisa jelasin. Keyna nggak ha—"

"Cukup! Saya sudah tau tentang itu! Dan saya tidak peduli tentang itu!" ucap Rinai menginterupsi Keyna.

"Ma-mama sudah tau?" ujar Keyna di sela isak tangisnya. Ah, pasti kakaknya yang sudah menjelaskan semuanya. Terkadang Keyna tak bisa menebak jalan pikiran Ardim.

"Jangan merasa senang dulu, Keyna. Kesalahanmu jauh lebih besar daripada itu!"

Keyna menautkan alisnya bingung. Kesalahan apa yang telah ia perbuat?

"KAMU KAN YANG SUDAH MELUKAI ASYA?!" hardik Rinai.

"Apa?"

****

Haloha!
Akhirnya bisa update juga:")
Semoga makin betah disini ya❤
Dan jangan lupa vote dan coment✨

KENTAKI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang