"Jangan membuat dirimu terluka, buatlah dirimu bahagia. Semesta punya cara yang berbeda untuk melukis tawa."
-Riskan****
"Lo ceroboh banget, sih. Ngapain nangis sambil hujan-hujanan coba? Ada masalah hidup lo?"
Keyna tak mampu mengucapkan apapun. Ia menunduk dengan wajah yang pucat pasi. Kepalanya begitu pusing dengan perut yang terus keroncongan minta di isi. Ia belum makan sejak tadi siang. Sementara cowok di sampingnya terus mengomel karena tindakan bodohnya. Aish, kenapa harus dia?
"Ck! Liat tuh muka lo. Udah kaya mayat hidup, tau nggak?" Cowok itu berdecak sebal. Tak habis pikir dengan isi kepala gadis di sampingnya. Bisa-bisanya mau bunuh diri di bawah hujan. Ya kedinginan, lah.
"Nih, pake!" Sebuah jaket hitam nan tebal melayang ke arahnya.
Hap.
Jaket itu mendarat dengan aman di tangan Keyna. Untung saja tidak jatuh ke bawah, jika tidak cowok itu pasti akan bertambah marah.
"Di pake, bukan di liatin doang!"
Keyna memutar bola matanya jengah. Cowok itu jadi cerewet seperti emak-emak yang kehabisan garam ketika lagi masak. Menyebalkan.
Kini tubuh Keyna sudah terbalut dengan jaket tebal yang begitu hangat. Setidaknya ia mulai merasa lebih baik.
"Kenapa? Lo laper?"
Keyna langsung menatap cowok itu dengan takjub. Apa dia cenayang?
"Perut lo nggak akan kenyang kalau di pegangin terus."
Keyna langsung mengalihkan tangannya dari perut. Sekali lagi, ia harus merutuki kebodohannya.
"Gue tau restoran yang masih buka jam segini, mendingan lo ikut gue daripada mati kelaparan disini." Tanpa menunggu jawaban dari Keyna, cowok itu langsung melesatkan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Mau tidak mau, ya harus mau. Begitulah prinsipnya.
****
"Makasih untuk semuanya, besok uang kamu aku ganti." ucap Keyna dengan senyuman.
"Gue nggak semiskin itu, jadi nggak usah di ganti. Harta gue nggak akan habis kalau cuma traktirin lo makan." Riskan terkekeh kecil. Sebuah lengkungan manis yang membuat siapa saja jatuh hati padanya.
Keyna memutar bola matanya malas. Hari ini ia melihat sisi lain dari Riskan. Selain cerewet, Riskan juga sedikit angkuh.
Sudah dua kali Keyna bertemu dengannya di taman, dan sudah dua kali pula Riskan melihatnya menangis seperti orang gila. Dunia memang sempit.
"Yuk, gue anter lo pulang. Gue nggak mau lo hujan-hujanan kaya tadi," tutur Riskan yang membuat Keyna mematung.
Ia habis di usir dari rumahnya, bagaimana mungkin ia bisa di terima kembali? Setidaknya dua sampai tiga hari Keyna harus jadi gelandangan di pinggir jalan. Ia bisa kembali hanya setelah Papanya berangkat kerja.
"Ris, kamu bisa anter aku ke rumah Tante Rini? Eh, maksudnya Tante aku." ujar Keyna dengan harapan agar Riskan tak bertanya 'kenapa'.
"Kenapa?"
Aish, harapannya tak terkabul. Ia harus memikirkan sesuatu sebagai alasan.
"Ha-hari ini aku di suruh ke sana, katanya Tante Rini kangen sama aku." alibi Keyna.
Riskan terdiam cukup lama. Keyna jadi was-was dengan jawaban atau pertanyaan yang akan Riskan lontarkan nantinya. Semoga saja Riskan mempercayainya.
"Riskan," panggil Keyna.
"Hmm?"
"Kenapa diem?" tanya Keyna penasaran.
"Gapapa. Gue cuma mikir, ternyata lo ada yang ngangenin juga." Riskan tersenyum kecil dengan pandangan yang lurus menatap ke depan.
"Nyebelin," rutuk Keyna pelan.
"Gue denger, Key." Riskan terkekeh ke arah Keyna.
"Kamu emang nyebelin, kan?" tutur Keyna sewot.
"Tergantung." jawab Riskan santai.
Suasana menjadi hening. Keyna lebih memilih diam dengan mata yang terpejam. Ada sesuatu yang memberatkan kepalanya.
Menyadari hal itu, Riskan langsung mengusap kepala Keyna dengan lembut. "Kalau pusing bilang, gue nggak mau lo kenapa-kenapa. Dan jangan bilang kalau lo lagi hamil." Cowok itu terkekeh pelan, andalannya ketika berbicara.
Keyna sedikit terkejut saat merasakan ada sentuhan singkat di kepalanya. Benarkah Riskan yang melakukannya?
"Kenapa?" tanya Riskan.
"Hmm, nggak papa."
****
Yeay! Akhirnya bisa up:D
Jangan lupa tinggalin jejak ya;)See you again❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTAKI [COMPLETE]
Teen FictionIni bukan kisah keuwuan antara dua insan yang saling mencintai dan membutuhkan. Keyna berbeda dari yang semua kalian pikirkan. Di benci keluarga dan di tinggalkan, di benci bahkan di asingkan. Keyna pun tak mempunyai teman ataupun pasangan. Baginya...