13. Key

344 33 0
                                    

"Jangan membuat ini semakin rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan membuat ini semakin rumit. Aku juga mempunyai sebuah perasaan yang tak bisa di salahkan."
-Keyna

****

Flashback on

"Ma, aku mau dia," rengek Ardim sambil menarik tangan Mamanya.

"Sayang, dia siapa?" Rinai mengernyit heran saat putranya terus merengek meminta 'dia'.

"Yang kemarin makan es krim coklat," Ardim menunjuk sebuah panti asuhan yang tampak usang di sebrang jalan.

Pasalnya anaknya terus merengek meminta seorang adik. Tidak mungkin tiba-tiba langsung muncul, kan?

"Disana banyak adek kecilnya," ucapnya lagi.

Rinai menatap suaminya. Mereka saling memandang satu sama lain.

"Mungkin ini saatnya," sahut Rinai sembari mengelus bahu suaminya.

"Kamu yakin nggak mau menunggu?" Daren tampak tak yakin dengan keputusan sang istri.

"Kasian Ardim, dia butuh teman." Rinai menatap putranya yang sedari tadi terus merengek.

"Yaudah, terserah kamu." final Daren dengan mengelus puncak kepala istrinya.

"Makasih," Rinai tersenyum penuh haru.

****

"Nama kamu siapa?"

"Key," jawabnya dengan cengiran lebar.

"Hai, Key! Aku punya banyak es krim coklat loh di rumah,  kamu mau?" tutur Ardim dengan antusias.

"Mauu!" pekik gadis bernama Key itu senang.

"Ayo, kita ketemu Mama sama Papa." ajak Ardim dengan gembira.

"Mama sama Papa Key?"

"Iya, mereka juga Mama dan Papa kamu,"

"Key mau Mama sama Papa,"

****

"Hai, sayang. Siapa nama kamu?"

Tanpa aba-aba gadis kecil itu langsung memeluk Rinai dengan erat.

"Key mau sama Mama," rengeknya sedih.

Rinai menatap suaminya dengan senyuman tipis. Melihat istrinya, Daren pun mengangguk menyetujui.

"Kamu mau ikut Mama, kan?" tanya Rinai seraya berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil itu. Ia mencium kedua tangan mungil milik Key.

"Key mau ikut sama Mama, Papa dan Kak Aldim." ucapnya dengan wajah yang begitu lucu.

"Kamu lucu banget sih," Rinai mencubit pipi gembul milik Key dengan gemas.

"Key anak Mama, kan?" tanya Key dengan wajah polos.

"Iya sayang, kamu anak Mama sama Papa." sahut Daren ikut berjongkok. Tangannya mengelus lembut surai rambut milik Key.

"Yeay! Ardim punya adik!" sorak Ardim gembira.

"Kamu harus sayang sama Key," Rinai mengacak rambut putranya dengan gemas.

"Iya, Ardim akan sayang sama Key,"

"Kekey!" Tiba-tiba seorang anak kecil bertubuh gempal datang menghampiri Key.

"Caca!"

"Kamu mau kemana? Jangan tinggalin Caca," ucapnya dengan wajah sendu.

"Tapi Key mau pergi,"

"Kamu kesini lagi, kan?"

"Iya,"

Flashback off

Ardim menjambak rambutnya frustasi. Memori itu selalu berputar jelas di kepalanya.

"Kenapa lo hadir, sih?!"

"Coba aja lo nggak hadir, mungkin keluarga ini bakal penuh dengan kebahagiaan! Gue benci lo, Key!" Ardim memukulkan tangannya ke tembok. Ia benar-benar kesal saat mengingat semuanya.

"Dan coba aja gue nggak bawa lo kemari, mungkin lo nggak bakal menderita seperti sekarang." Pertahanannya jatuh, Ardim menangis. Ia sangat lelah dengan semua ini, rasanya ia ingin segera memeluk adik kecilnya, Key. Tapi egonya terlalu besar untuk melakukan semua itu. Ia benar-benar bodoh.

****

Pagi ini Keyna tampak tak bersemangat untuk ke sekolah. Semuanya hancur, Keyna telah hilang harapan untuk hidup. Bagaikan kura-kura tanpa cangkang, Keyna tak tau dimana harus bersembunyi saat melihat Reynand mendekat ke arahnya.

"Key!" Telat. Langkah Reynand terlalu cepat.

"Re-Reynand, kamu ngapain di sini?" Keyna sangat tak ahli dalam menyembunyikan rasa gugup.

"Hahaha. Lo aneh banget sih, Key. Anak bayi juga tau gue ke sini ngapain." Reynand merangkul bahu Keyna. Tangannya beralih mengacak rambut sahabatnya itu. Sangat menggemaskan.

"Jangan gitu, Rey." Sebagai manusia kalian juga merasakan baper kan? Begitu juga dengan Keyna. Harus di bawa kemana perasaannya? Jika bisa di sembunyikan, maka ia akan meletakkannya di dalam kantong.

"Pipi lo abis di tampar siapa? Kok merah?"

"Tuh, kan? Kamu nyebelin," celetuk Keyna kesal.

"Lo nggak baper sama gue, kan? Ya enggaklah, masa iya lo bisa baper." canda Reynand yang membuat Keyna di tampar oleh kenyataan.

"Aku juga punya perasaan, Rey. Apa aku nggak boleh baper sama sikap kamu?"

****

Huaaa gimana ceritanya?
Semoga kebawa perasaan ya:")
Tapi jangan perasaan ke doi, wkwkwkwk.

Tebar komen yang banyak disini
(Author tukang berharap)

Jangan lupa vote ya;)
See you again ❤

KENTAKI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang