"Aku tak tahu jenis perasaan apakah ini. Yang jelas, kita cuma sahabat."
-Keyna****
Aku menatap Riskan dengan wajah penuh isyarat. Semoga saja dia tak membicarakan hal itu di hadapan Reynand dan Rifka.
"Gue...gue pernah ketemu dia di taman," jawab Riskan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sepertinya ia paham dengan isyaratku. Fiuuh.
"Ooo gitu ya. Btw, lo yang jemput si Rifka?"
"Iya, Mama yang nyuruh. Gue sih sebenernya ogah," Riskan menatap Rifka dengan sengit.
Aku baru menyadari jika nama mereka hampir mirip. Apa mereka—
"Kembaran biadab!" balas Rifka dengan ketus.
"Lo yang biawak!" Riskan melebarkan matanya dengan lidah yang menjulur ke luar. Lucu.
"Dasar nggak nyambung!" Rifka memutar bola matanya malas.
"Udah, udah. Jangan berantem mulu, pulang sana!" Reynand mendorong bahu Riskan pelan.
"Ck. Ngeselin lo!" Riskan menatap Reynand sebal.
"Biarin. Sama kembaran sendiri aja nggak pernah akur, ck." decak Reynand.
"Emangnya kita pernah akur? Nggak kan. Gue ogah akur sama lo pada, negeselin yang ada!" timpal Riskan.
Aku hanya diam menyaksikan perdebatan mereka. Sesekali aku terkekeh kecil. Mereka begitu lucu, aku suka melihatnya.
"Lo kelas berapa, Key?" tanya Rifka padaku.
"Kelas XII-MIPA 3," jawabku tersenyum tipis.
"Kelas kita deketan dong. Gue kelas XII-MIPA 2," Rifka tersenyum lebar.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Jujur saja, aku memang tak pandai berinteraksi.
"Lo pendiam banget sih, gemes gue." Rifka terkekeh, begitu juga dengan Reynand.
"Gue juga gemes sama dia," Tangan Reynand beralih mengacak rambutku pelan.
"Ihh, Reynand! Nanti berantakan tauuk," Aku mengerucutkan bibirku kesal.
"Kalian serasi deh," ucap Rifka yang membuatku mematung.
"Beruntung banget lo punya sahabat kaya dia," Riskan menatapku dengan senyum tipis.
"Nggak kok, aku yang beruntung punya sahabatnya kaya Reynand," sahutku sambil menatap Reynand.
"Yaudah, kita sama-sama beruntung. Adil, kan?" jawab Reynand dengan kekehan.
"Ris, pulang yuk. Mama udah nelpon, nih!" Rifka tampak sedang mengotak-atik hp nya. Sepertinya ia sedang menulis sebuah pesan singkat.
"Yaudah deh, yuk. Gue pulang duluan ya!" pamit Riskan sembari memasang helm full face nya.
Tak terasa kami sudah menghabiskan waktu lima belas menit untuk mengobrol. Akhirnya kami pun memilih untuk beranjak pulang.
"Yuk pulang!" ajak Reynand yang ku balas dengan anggukan.
Ternyata mereka kembar, tapi kenapa nggak mirip seperti film kartun yang sering Kinan tonton?
****
Author POV
Keyna memegang dua es krim di tangannya dengan mata yang berbinar. Ia menatap Reynand dengan senyuman yang melebar.
"Ini untuk aku?"
"Iya, itu buat lo." Reynand mengacak rambut Keyna karena gemas. Ada bahagia tersendiri kala melihat Keyna tersenyum seperti ini. Gadis itu benar-benar lucu di matanya.
"Makasih," tutur Keyna dengan binar mata bahagia.
"Gak perlu makasih sama gue." ujar Reynand dengan mata yang fokus menatap wajah lucu Keyna.
"Oiya, Rey. Si Riskan kok nggak sekolah?" Keyna beralih menatap wajah cowok di sampingnya. Terlalu asyik menatap wajah Keyna, Reynand tak sadar jika gadis itu telah menoleh ke arahnya.
"Rey," panggil Keyna yang membuat Reynand tersadar.
"Eh—lo bilang apa tadi?" Reynand tampak salah tingkah. Cowok itu langsung mengusap leher belakangnya.
"Si Riskan kenapa nggak sekolah?" ulang Keyna dengan kalimat yang berbeda dari sebelumnya.
"Ekhem." dehem Reynand untuk menetralisir kegugupannya.
"Dia nggak mau satu sekolah sama Rifka, bawa sial katanya." ucap Reynand diiringi kekehan kecil. Keyna pun ikut terkekeh mendengarnya.
"Walaupun kembar, tapi mereka nggak pernah akur. Kaya tikus sama kucing," tutur Reynand dengan tangan yang terulur ke bibir Keyna.
"Lo selalu aja kaya anak kecil kalau makan es krim," Reynand membersihkan noda es krim itu dari wajah Keyna.
Keyna diam sembari menikmati sapuan tangan Reynand yang begitu lembut. Walaupun sudah terbiasa dengan perlakuan manis Reynand, namun jantungnya selalu saja berdegup kencang. Aneh.
"Btw, adik lo juga ada yang kembar kan?"
Deg.
Keyna membeku.
****
Haloha!
Akhirnya bisa update di tengah kesibukan:")
Btw, kalian lagi pada sibuk apa?Jangan lupa vote dan penuhi kolom komentar ya^^
See you again ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTAKI [COMPLETE]
Teen FictionIni bukan kisah keuwuan antara dua insan yang saling mencintai dan membutuhkan. Keyna berbeda dari yang semua kalian pikirkan. Di benci keluarga dan di tinggalkan, di benci bahkan di asingkan. Keyna pun tak mempunyai teman ataupun pasangan. Baginya...