24. Tante

176 27 2
                                    

"Aku bahagia walau hanya perhatian kecil yang engkau berikan, karena aku tak butuh kekayaan yang tak menjamin sebuah kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bahagia walau hanya perhatian kecil yang engkau berikan, karena aku tak butuh kekayaan yang tak menjamin sebuah kebahagiaan."
-Keyna

****

"Assalamu'alaikum, Tante." ucap Keyna sembari menyalami tangan Tantenya.

"Wa'alaikumsalam. Keyna, ya?"

"Iya, Tante." Keyna tersenyum tipis.

"Wah, sekarang kamu sudah besar ya. Gimana kabar Mama sama Papa?" tanya Rini sambil memeluk tubuh Keyna yang sedikit basah.

"Kamu habis darimana? Kok basah begini?"  Rini menatap Keyna dengan raut khawatir.

"Tadi kehujanan, Tan." jawab Keyna seraya menyengir lebar.

"Ooo. Yaudah, yuk masuk! Itu pacar kamu ajak masuk, gih. Kasian dia." Keyna langsung membeku. Pacar? Jika Riskan mendengarnya, pasti dia akan mengomel tidak jelas nantinya.

"Bukan, Tan. Itu temen Keyna." Rini ber'oh' ria sembari mengangguk paham.

"Keyna mau samperin dia dulu ya, Tan." Setelah mendapat anggukan, Keyna pun langsung menghampiri Riskan yang tengah menunggu tak jauh dari Keyna berdiri.

"Kamu nggak mau kenalan sama Tante aku?" tanya Keyna.

"Ogah. Mana mau gue sama tante-tante." balas Riskan dengan sewot.

"Ihh! Nyebelin banget, sih. Kan cuma kenalan doang, Ris." geram Keyna ingin mencakar wajah tampan milik Riskan.

"Udah selesai, kan? Gue mau pulang. Bisa di gorok gue kalau ketauan pulang malem gini." tutur Riskan yang membuat Keyna jengah.

"Terus kamu tadi kenapa keluar malem?"

"Gue di suruh nenek lampir buat beli martabak, eh malah ketemu lo nangis-nangis kaya orang gila." jawab Riskan yang membuat Keyna jadi merasa bersalah.

"Maaf, ya." lirih Keyna.

"Nggak usah minta maaf. Gue mau pulang dulu, salam buat Tante lo." Riskan melambaikan tanggannya dan berlari kecil menuju mobil. Setelah kepergian Riskan, Keyna kembali menghampiri Tantenya yang sedang duduk di bangku kecil sembari menikmati teh panas.

"Tan, tadi temen Keyna kirim salam. Dia nggak bisa nemuin Tante karena mau langsung pulang." Keyna ikut duduk di sebelah Tantenya.

"Iya gapapa, emangnya kalian kemana kok sampe larut malam gini?" tanya Rini yang membuat Keyna harus berpikir keras untuk menjawabnya.

"Hmm, tadi nyari martabak, Tan." alibi Keyna.

"Anak muda jaman sekarang ada-ada aja ya," Rini terkekeh mendengar jawaban dari Keyna.

"Kamu tidur sini, kan?" tanya Rini yang di angguki oleh Keyna.

"Tiga hari nggak papa kan, Tan?" tutur Keyna ragu.

"Gapapa, selamanya juga boleh." Rini kembali terkekeh.

"Kamu kalau ada masalah bilang ke Tante. Nggak usah di tutupin, Key. Tante udah tau walau cuma liat dari mata kamu," ujar Rini sembari mengelus kepala Keyna.

"Gimana kalau kamu tinggal sama Tante aja? Kasian si Nayra nggak ada temennya."

Keyna bersyukur karena masih ada orang yang peduli padanya.

****

"Key, sarapan dulu sini."

"Iya, Tan." Keyna pun duduk di meja makan bersama Tantenya. Om Rian sudah pergi ke kantor sejak pagi-pagi sekali, sedangkan Nayra masih bergelut dengan mimpi indahnya.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Rini memulai topik pembicaraan.

"Alhamdulillah baik, Tan." jawab Keyna seadanya.

"Kamu udah punya pacar belum?"

Keyna langsung tersedak.

"Minum, Key." Rini dengan sigap memberikan segelas air putih ke Keyna.

"Hati-hati makannya, Key." tegur Rini, Keyna langsung menyengir lebar.

Disini Keyna mendapatkan perhatian lebih dari Tantenya. Ia bersyukur karena memiliki Tante sebaik Rini. Setidaknya ia bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu.

"Key, Tante mau nanya deh sama kamu."

"Nanya apa, Tan?" Tiba-tiba Keyna jadi was-was.

"Kamu nggak ada niatan buat nyari Ibu kandung kamu?"

****

Maaf kau quotesnya ngawur guys😌
Jangan lupa tekan tombol 🌟
See you again ❤

KENTAKI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang