Baikan

5 2 0
                                    

"Wah kamu hebat ya Zah,aku bangga punya sahabat kaya kamu."

"Hmm kamu tahu gak,aku nulis puisi itu untuk siapa?"

Syifa mengira kalo puisi tersebut dibuat untuk dirinya,namun Syifa berpikir kalo sahabatnya bukan dirinya saja tetepi bisa jadi sahabat nya yang lain.

"Enggak,emang buat siapa?" menaik turunkan pundaknya sambil menggelengkan kepalanya.

"Hmm,buat siapa ya?"

"Siapa?"

"Ya kamulah,siapa lagi kalo bukan kamu,kamu kan salah satu sahabat aku."goda Zahra.

"Oh ya,hmmm so swiet banget." Syifa tidak menyangka,kemudian mereka saling berpelukan.

"Syukron ya Zah,maaf kalo selama ini aku sering cuek ke kamu,tapi bukan berarti aku lupa sama kamu kok."

Mereka saling menguatkan pelukannya,seakan dunia hanya milik mereka berdua.Teman-teman yang ada di sekitarnya ikut merasa terharu.

"Aku janji akan menjaga persahabatan kita lebih dari apa pun Zah." sembari mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Zahra.

"Janji?"

"Heem,kita kan sahabat." mereka saling percaya satu sama lain,dan berpelukan tambah erat lagi.

Annisa yang melihat kedekatan mereka ikut bersedih bahagia.

"Fa kamu beruntung ya punya sahabat kaya Zahra."

"Iya,tapi kamu juga boleh kok sahabatan sama kita."

Zahra yang mendengarnya itu sedikit tidak setuju,karena ia hanya ingin bersahabat dengan Syifa seorang.Tetapi karena Syifa yang meminta Annisa untuk bersahabat dengannya maka apa boleh buat.Zahra pun menurutinya.

"Gimana Zah?"

"I,,,,i,,ya gak pa-pa." agak gagap sedikit dan tersenyum singkat.

"Yey,,berarti kita bertiga sudah sahabatan ya."

"Aku seneng banget bisa sahabatan dengan kalian,makasih ya Zah dah mau menerima aku menjadi sahabat kalian."

"Iya."jawabnya singkat,karena Zahra tidak suka dengan kedatangan Annisa.

****

Keesokan harinya tepatnya pulang sekolah Zahra dan Hilda mengikuti ekskul band di hari pertama.Hilda sangat senang,sedangkan Zahra masih bingung apakah ia bisa.Zahra terus berpikir.

"Woy,Zah kamu kok cemberut aja sih,kaya aku dong happy mulu,atau jangan-jangan kamu gak mau ya ikut ekskul ini dan kamu cuma ikut-ikutan sama aku?" duga Hilda.

"Gak,aku suka kok ekskul band,cuma aku masih ragu aja."

"Ragu?apanya yang musti diraguin sih,kalo kamu punya minat dan bakat di bidang ini ya kembangin aja,gitu kok susah."

"Emang kamu mau ikut apa di band?"

"Kalo aku sih nyanyi,kan suaraku bagus." dengan pedenya.

"Oh gitu."

"Kok gitu doang sih responnya."

"Hla terus gimana?"

"Iih Zah yang semangat dong." Hilda mengucap dengan nada kesal.

Zahra tetap berdiam,dan mengabaikan ucapan Hilda.Tetapi Hilda mencoba berpikir keras untuk mengajak temannya bisa berbicara sebagaimana mestinya.

"Oh iya,kamu mau ikut apa?"

"Aku juga mau nyanyi aja deh."

"Kok ikut-ikutan sih."

"Siapa yang ikut-ikutan,katamu kan harus sesuai dengan bakat dan minat kan."

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang