Jangan Su'udzon

7 2 0
                                    

"Tapi,apa nduk?"

"Assalamu'alaikum" Ucap abi Usman dan Syakir tiba-tiba.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Ummi Fakhira dan Syifa bersamaan.

"Aduhh,,,ini anak sama ummi dari tadi ngomongin apa sih?belom juga selesai." Tanya Usman heran.

"Yeeee,abi kepo deh."

"Yaudah,mendingan ummi sama Syifa siapin abi dan abangmu sarapan." Perintah Usman,yang sedari tadi sudah tidak kuasa menahan lapar.

"Iya,bi Syifa akan buatin makanan yang spesial untuk abi." Tutur Syifa dengan semangat.

"Ye,jadi abang ndak nih?" Ucap Syakir yang merasa tidak dianggap.

"Ndak,Syifa akan buatin makanan khusus abi."

"Lah,abang terusss?"

"Buat sendiri dongg."Membuat Syakir ngambek.

"Dasar ya ni bocah."

"Udah udah,nanti ummi buatin semua.Ndak usah diributin."

"Ye,Syakir sayang ummi.Wlekkk." Syakir sembari memeluk Fakhira dan kemudian melirik Syifa.Membuat Syifa cemburu.
Akhirnya Syifa pun langsung memeluk abinya.

"Subhanallah kalian nih ya,kaya anak kecil aja.Malah peluk pelukan." Ucap Syakir Usman.

"Ayo ke ruang makan." Ajak Fakhira.
Syifa mengikuti Fakhira ke dapur,hendak membantu umminya membuatkan makanan untuk keluarganaya.

"Syifa kamu meracik bumbunya ya.Ummi mau buat nasi goreng."

"Siap ummi." Setelah selesai bertempur dengan bumbu-bumbu masakan.Syifa membantu Fakhira mengantarkan sajian makananya ke meja makan.

"Yeyyyy udah siap.Syakir dah laper nih."
Syifa mengambil piring dan diisinya nasi goreng spesial untuk abinya.

"Loh loh loh,itu untuk abang."Teriak Syakir berebut piring,dikiranya Syifa memberikan untuknya.

"Enak aja,ini buat abi.Wllekk."Syifa juga lagi tidak kalah cepat,mengambil piring untuk umminya.

Syifa berhasil membuat Syakir kesal,dan menertawakannya.
Sarapan itu berlangsung dengan keheningan tanpa ada suara.

****

Syifa masih dengan pikirannya,heran dengan tingkah laku Ali saat ini.
Hingga tidak sadar ada orang di sampinya.

"Fa pagi-pagi udah ngelamun aja." Annisa yang baru menaruh tasnya.

"Nis,aku masih heran dengan tingkah Kak Ali akhir-akhir ini.Apa aku yang kepedeannya?" Tanya Syifa.

"Udah,gausah dipikir lagi.Kamu fokus aja dengan belajarmu."

"Tapi kan aku jadi risih kan Nis."

"Kalo menurutku sih itu,Kak Ali ga sampek segitunya deh Nis.Mungkin lagi iseng-iseng aja kali."

"Masa sih??" Tanya Syifa tidak percaya.

"Kita buktiin aja nanti,apakah dia masih kaya gitu lagi apa gak?"

"Oke,siapa takut." Syifa setuju dengan ucapan Annisa.

****

Sore itu Syifa sempet bertemu dengan Ali.Namun mereka hanya saling senyum dan sekilas memandang lalu menunduk lagi tanpa ada perbincangan di antara mereka.

Syifa jadi tambah bingung,sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Ali?
Syifa melihat Annisa sedang berwudhu,ia langsung mengahampirinya.

"Nisa tungguin aku."

"Aku?" Annisa tidak mengerti apa gerangan Syifa menyuruh menunggu.Biasanya Syifa menyuruh Annisa untuk shalat duluan.

"Iya."Annisa pun menunggu Syifa sembari memakai mukena.

"Kenapa sih Fa?ga biasa biasanya kamu nyuruh aku nunggu,biasanya kan kamu nyuruh aku duluan?"

"Nanti aja bahasnya ya,kita shalat dulu.Makasih udah nunggui." Annisa mengernyitkan dahinya,kemudian mereka shalat masing-masing.

Setelah shalat usai,dengan cepat Syifa mengajak Annisa ke gazebo sekolah.
Annisa semakin bingung.

"Sabar dong Fa,aku kan lagi pake sepatu."

"Iya iya."

Di gazebo,Syifa langsung membicarakan hal tadi,"sebenarnya apa yang kamu ceritain?"

"Nisa,aku semakin heran sama Kak Ali.Dia seperti mempunyai mempunyai dua raga." Ucapan Syifa membuat Annisa tertawa.

"Kok ketawa sih?"

"Kamu tuh ada-ada aja sih,masa kamu bilang Kak Ali punya dua raga." Annisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ucapan Annisa langsung ditepis oleh Syifa,"stttsss jangan keras-keras dong,nanti ada yang denger."Syifa sembari mengamati di sekelilingnya memastikan ada orang yang mendengarnya tidak.

"Iya,emang kenapa kamu bisa bilang kaya gitu tentang Kak Ali?" Kali ini Annisa berbicara dengan suara pelan.

"Kemarin Kak Ali anti banget dengan akhwat,terus kemarin lagi dia beda sama aku,terus tadi ini aku sempet bertemu sama Kak Ali,tapi dia hanya mengutarakan senyuman saja tanpa berbincang."

"Tuh kan apa yang aku bilang bener,Kak Ali tuh emang sifatnya kaya gitu.Jadi yang kemarin itu cuma iseng aja atau mungkin ujian untukmu bagaimana kamu akan menyikapi semua ini."

"Iya mungkin bener apa yang kamu bilang Nis,makasih ya kamu udah mau menjadi pendampingku setiap waktu."

"Cielah,emang itu kewajiban sesama sahabat.Udah ah pulang yok udah sore nih."
Ajak Annisa dibalas anggukan Syifa.

Mereka berpisah setelah sampai gerbang,Annisa sudah dijemput orang tuanya.Sedangkan Syifa sudah dijemput Syakir.

****

Dalam doa, Syifa bersyukur bahwa Ali memang lelaki yang bisa menjaga pandangannya.

Syifa langsung menceritakan semuanya ke Fakhira,bahwa Ali memang sebenarnya adalah lelaki yang bisa menjaga batasan dengan lain jenis.

"Mi,Syifa salah faham sama Kak Ali."

"Kenapa?"

"Mungkin perasaan Syifa aja kalo Kak Ali ndeketin Syifa, padahal endak."

"Kok kamu tau?"

"Iya tadi saat Syifa tidak sengaja bertemu Kak Ali bisa menjaga pandangannya sama Syifa bahkan Kak Ali tidak berbicara sama Syifa,ia langsung pergi mi."

"Astaghfirullah, makannya kamu jangan langsung berpikiran buruk sama dia,jadinya kan kamu yang dosa."

"Astaghfirullah,ampunilah hamba Yaa Allah." Fakhira membelai kepala Syifa.

"Pokoknya kamu harus bisa jaga hati,pandangan,dan jarak ya." Ucap Fakhira yang tidak henti-hentinya mmbimbing pitrinya ke jalan yang benar.

"Iya,ummi." Syifa memeluk Fakhira.

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang