Pertemuan Santri Hadhroh

7 2 0
                                    

Ketika sesampainya di aula sudah banyak para santri di sana,untung saja ustadz ustadzah belum ada yang hadir.Kalau sudah pasti akan terkena hukuman.

"Assalamu'alaikum,,," Ucap Syifa dan Nazilah.

"Wa'alaikumussalam." Ucap semua santri di aula.

Para santri pada kaget melihat Syifa,apalagi anak santriwan.Di aula antara santriwan dan santriwati hanya dipisah dengan jarak yang cukup jauh,sehingga memudahkan mereka untuk bertatap muka.Sebenarnya jaraknya terhalang oleh ustadz ustadzah namun,karena ustadz ustadzah nya belum datang membuat jarak yang cukup jauh itu semakin dekat.

"Siapa tuh?"

"Gatau."

"Santri baru ya."

"MaasyaaAllah jamilahhh."

Banyak santriwan yang membicarakan kedatangan Syifa. Membuat Syifa malu dan sembunyi di belakang Nazilah.

"Kenapa sih tii,jangan gitu ah."

"Aduhhh ana malu tii,dilihatin." Ucap Syifa.

"Yaudah yuk cepat duduk." Syifa memilih duduk di belakang Nazilah.

Untung saja tadi aku menarik tangan Nazilah, coba kalo aku sendirian apa jadinya aku Yaa Allah? Gumam hati Syifa.

Sekilas Syifa melihat sosok akhi yang pernah ia kenal.

Ituu siapa ya?kaya kenal tapi siapa? Gumamnya.

Nazilah pun berbalik badan melihat Syifa sedang memperhatikan seseorang.

"Tii lagi memperhatiin siapa?"
Syifa bengong,tidak menjawab pertanyaan Nazilah.

"Hati-hati tii,nanti zina mata loh."Perkataan Nazilah menyadarkan Syifa.

"Astaghfirullah'aladzim,,"Ucap Syifa.

"Memperhatiin siapa sih?"

"Ukhti lihat deh akhi itu,kayanya ana pernah kenal.Tapi siapa dan di mana ana pernah ketemu?"

"Mana sih." Nazilah tidak mengetahui yang ditujuk Syifa.

"Itu tii."

"Oh itu,iya dia itu yang menabrak kamu tadi."

"Ha?benarkah?kok ana lupa ya."

"Anti kan tadi langsung lari."

"Hehe iya,maaf maaf."

"Asal ukhti tau ya,dia itu yang ukhtii puji juga tadi ketika di masjid."

"Di masjid?"

"Iya,yang tadi ukhtii puji bahwa suara adzannya bagus."

"Hah beneran itu?"

"Iya,namanya Ilyas.Para santri banyak memanggilnya Gus Ilyas."

"Gus?dia putra kyai?"

"Sebenarnya tidak,tapi karena kecerdasan dia,dia di angkat Kyai Ghufron sebagai putranya karena dia sudah yatim piatu."

"Innalillah,,,oh gitu ceritanya."

"Oh iya dia juga jadi vokal hadroh putra loh,banyak santriwati yang mengaguminya.Tapi tidak ada satupun yang bisa meluluhkan hatinya."

"Termasuk ukhtii Nazil?"

"Emmm en,,,dak en,,,daklahhh." Nazilah menyembunyikan ekapresinya.

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang