Qolaborasi Sholawat

4 2 0
                                    

"Pertemuan kedua bukanlah sebuah kebetulan tetapi pertemuan kedua adalah sebuah rencana Allah"

~Ilyas~

Malam pun tiba,malam di mana penuh kebahagiaan karena dapat menyambut Sang Habib.Semoga mendapatkan keberkahan.Berbeda dengan Syifa.Ia merasa gelisah karena akan berkolaborasi dengan seorang lelaki yang sangat ia kesali.

"Aduhhh Ning,ana gamau ah.Anti aja yahh.Gantiin ana ya Ning.Plissss." Rengek Syifa seperti anak kecil.

Zainab tersenyum,"harusnya ukhtii bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menyambut langsung seorang Habib."

"Tapi ana gamau Ning.Ana ndak biasa berkolaborasi sama ikhwan.Ana pun juga baru pertama kali ini menjadi vokal."

"Ya maka dari itu,jadikan ini pengalaman,sehingga besok ukhtii tambah bisa.Oke,semangat dong."

"Tapi Ning,,,"

"Ndak ada tapi-tapian,udah sekarang anti bersiap-siap ya.Nanti ana dandanin yang cantik,agar ada yang naksir hehe."

"Ndak usah dandan,begini aja ana udah cantik."

"Yeeee,yaudah cepet anti siap-siap.Keburu Sang Habib rawuh."

Semuanya pun sudah dipersiapkan,Syifa berjalan menuju aula pondok,sambil gegana.

"Udah ah,jangan kaya gitu.Nanti bedaknya luntur tii." Ucap Nazilah.

"Biarinn." Ucapnya sembari bibirnya memanyun.

Di aula,Syifa berjalan sembari pandangannya menunduk. Banyak anak santri yang memandanginya.Itu hal yang memalukan menurut Syifa.Karena rasa malunya ia semakin menundukkan pandangannya,sampai-sampai ia menabarak seorang akhi.

Brukkk,,,

"Innalillah Yaa Allah." Ucap Syifa.

"Astaghfirullah, ukhtii ndak papa?" Tanya akhi itu.

Kepala Syifa pun mendongak,matanya melihat akhi itu.Hatinya semakin kesal.Kanapa selalu dia yang muncul.Dan ini adalah kedua kalinya ia menubruk Syifa.

"Anta??"

"Ukhtii??"
Mereka saling bertatapan,dan segera menundukkan pandangannya kembali.

"Kenapa sih anta?ini yang kedua kalinya ya,anta menabrak ana.Emangnya anta ada dendam sama ana?"

"Astaghfirullah'aladzim, ana ndak sengaja tii,yaudah ana minta maaf ya."Ucap Ilyas.

"Oke,an maafin.Tapi ada syaratnya."

"Jadi ndak ikhlas nih maafinnya?sampe ada syarat-syaratnya."

"Heh anta mau dimaafin pa ndak?kalo ndak mau yaudah."

"Iya iya deh,apa syaratnya?"

"Ana ndak mau berkolaborasi sama anta."

"Lah kan ustadz ustadzah yang nentuin.Kalo itu ana ndak bisa."

"Yaudah ana ndak mau maafin."

"Ukhtii,eh siapa nama anti?"

"Ndak perlu tau nama ana." Ucap Syifa dengan judes.

"Ihh kok judes sih,entar cantiknya ilang loh." Ucap Ilyas menggoda.

"Ish apaan sih."

"Gini ukh,kan yang nentuin kan ustadz ustadzah.Ya berarti kalo ukhtii ndak mau berkolaborasi ya hubungi ustadz lah.Masa ngomongnya sama ana."

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang